Anak Pejabat Pajak Aniaya Remaja
Viral Pernyataan SMA Taruna Nusantara Sebut Mario Dandy Bukan Alumni, Ternyata Putus Sekolah
Sekolah Menengah Taruna Nusantara mengklarifikasi kabar bahwa Mario Dandy Satriyo adalah lulusan institusinya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - SMA Taruna Nusantara (SMA TN) membantah bahwa tersangka Mario Dandy Satriyo alias MDS (20), merupakan alumni dari sekolahnya.
Dilansir TribunWow.com, Mario Dandy rupanya tak lulus dari sekolah yang berlokasi di Magelang, Jawa Tenggah tersebut karena tak melanjutkan studinya.
Pelaku penganiayaan terhadap DA (17), putra pengurus GP Ansor tersebut rupanya memutus pendidikannya saat masih berada di kelas XI.
Baca juga: Bocor Video Mario Dandy Pukuli Anak Pengurus GP Ansor, Terdengar Ucapan Tak Peduli jika Korban Tewas
Fakta ini disampaikan pihak sekolah melalui unggahan di akun Instagram resminya, @sma.tarunanusantara, Kamis (23/2/2023).
Adapun pernyataan tersebut ditandatangani oleh Kepala Humas SMA TN, Cecep Iskandar.
Membantah kabar yang beredar, pihak SMA TN menegaskan bahwa Mario Dandy bukan siswa lulusan sekolahnya.
"Kami ingin meluruskan bahwa tersangka MDS bukan lulusan SMA Taruna Nusantara Magelang," bunyi pernyataan tersebut.
Baca juga: Lihat Video Viral Penganiayaan oleh Mario Dandy Anak Pejabat Pajak, Hotman Paris: Benar-benar Sadis!
SMA TN mengakui bahwa Mario Dandy pernah menimba ilmu sampai di kelas XI.
Namun, pada 5 Juli 2021, putra pejabat Kanwil DJP Jakarta Selatan tersebut resmi pindah dari sekolah tersebut.
"Yang bersangkutan pernah bersekolah di sekolah kami sampai dengan kelas XI, tetapi kemudian pindah sekolah dari SMA Taruna Nusantara Magelang sesuai Surat Keterangan Pindah Sekolah No.Sket/556/VII/2021 tanggal 5 Juli 2021."
Unggahan itu pun ramai mendapat komentar dari warganet.
Berapa di antaranya menduga bahwa Mario Dandy memang anak bermasalah hingga akhirnya keluar dari SMA TN.
Sementara, warganet lain mempertanyakan mengapa Mario Dandy bisa lolos seleksi sejak awal.
"Anak klo sampe keluar dari TN biasanya anak-anak yang bermasalah dan masuk TN bukan karena keinginan sendiri. Masuk sekolah ini nggak mudah, penuh dengan perjuangan, pengorbanan fikiran, waktu, tenaga dan biaya," tulis @wahyurooney.
"Jelas tidak akan diakui sebagai alumni karena bukan lulus dari SMA TN," tulis @nadiadesty.
"Pertanyaannya, kenapa bisa lolos seleksi?," tulis @zulfikarnaa.
"Semoga dengan klarifikasi ini beritanya sudah redam," tulis @matiasfor2024.
Baca juga: Viral Pejabat Pajak Ayah Mario Dandy Akhirnya Muncul Minta Maaf, Siap Buka-bukaan soal Hartanya

Ayah Mario Dandy Minta Maaf
Ayah Mario Dandy Satriyo (20), Rafael Alun Trisambodo akhirnya buka suara soal viral aksi penganiayaan yang dilakukan sang anak.
Dilansir TribunWow.com, Rafael yang merupakan pejabat pajak menyerahkan semua proses hukum terhadap Mario kepada pihak kepolisian.
Menurut Rafael, tindakan yang dilakukan Mario memang tak bisa dibenarkan.
Ia pun meminta maaf kepada korban,DA (17) yang merupakan anak pengurus GP Ansor.
Baca juga: Viral Nasib Mario yang Aniaya Putra Pengurus GP Ansor, Keluarga Korban sampai Tolak Bantuan Biaya RS
"Dengan ini menyampaikan permintaan maaf kepada mas DA dan keluarga besar bapak Jonathan," ungkap Rafael, dikutip dari Tribunnews.
"Keluarga Besar PBNU dan keluarga besar GP Ansor dikarenakan perbuatan putra saya menyebabkan luka serius dan trauma yang mendalam."
Rafael menegaskan penganiayaan yang dilakukan Mario tak ada sangkutpautnya dengan institusi.
Karena itu, ia menyebut Mario siap menanggung risiko perbuatannya.
"Kami akan mengikuti seluruh proses hukum yang sedang berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," katanya.

Baca juga: Viral Anak Pengurus GP Ansor Dianiaya Pengemudi Rubicon di Jaksel, Pelaku Diduga Anak Pejabat Pajak
Di sisi lain, buntut dari perbuatan Mario, kekayaan Rafael turut menjadi sorotan.
Bahkan, sejumlah pihak mengaku terkejut menilai harta fantastis yang dimiliki Rafael.
Terkait hal itu, Rafael mengaku siap buka-bukaan soal kekayaan yang dimilikinya.
"Terkait pemberitaan mengenai harta kekayaan saya terkait bentuk pertanggungan jawab saya siap, siap memberikan klarifikasi terkait harta kekayaan yang saya miliki," ungkap Rafael.
"Saya juga meminta maaf kepada keluarga besar Kementerian Keuangan karena dengan adanya kejadian ini berpotensi menurunkan reputasi institusi dan kepercayaan publik yang telah dibangun selama ini," sambungnya.
Sebagai informasi, Rafael dikabarkan memiliki kekayaan sebesar Rp 56 miliar.
Kekayaan tersebut tercantum dalam data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK.
Kekayaan Rafael meliputi sederet kendaraan mewah.
Namun, mobil Rubicon yang dikendarai Mario ketika melakukan penganiayaan tak tercantum di LHKPN.(TribunWow.com)