Konflik Rusia Vs Ukraina
Gila Pesta hingga Teror Warga Sipil, Media Rusia Beritakan Sikap Ugal-ugalan Tentara Bayaran AS
Media Rusia memberitakan bagaimana kelompok tentara bayaran asal AS kini dituntut ke jalur hukum oleh mantan anggotanya sendiri.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Grup Mozart adalah sebuah kelompok tentara bayaran asal Amerika Serikat (AS) yang didirikan pada Maret 2022 lalu.
Didirikan oleh mantan marinir AS, Andy Milburn, kelompok tentara bayaran ini memiliki tujuan membantu Ukraina menghadapi gempuran pasukan militer Rusia.
Kendati demikian, kini pimpinan tertinggi Mozart yakni Milburn tengah dituntut secara hukum oleh mantan bawahannya sendiri atas beberapa skandal.
Baca juga: Rusia Mengklaim Kemenangan atas Ukraina, Zelensky Sebut Jadi Serangan Balas Dendam Terbesar
Menurut media Rusia RT.com, Mozart berusaha mencitrakan pihaknya sebagai tentara bayaran yang murni ingin membantu tentara Ukraina tanpa memperkeruh suasana dengan melawan langsung pasukan Rusia.
Mozart juga mengklaim memiliki aturan yang ketat terhadap anggota-anggotanya.
Namun kini Mozart justru dituntut oleh seorang mantan anggotanya bernama Andy Bain yang dulu memegang posisi Kepala Staf Keuangan.
Bain menjelaskan bagaimana Mozart justru mengancam penduduk lokal, khususnya para pengusaha.
Grup Mozart sempat mendapatkan pinjaman sebuah apartemen dari seorang pengusaha lokal.
Penduduk setempat mengeluhkan bisingnya apartemen tempat Milburn dan anak buahnya tinggal yang disebut-sebut kerap menggelar pesta hingga larut malam.
Para tentara bayaran Mozart diketahui juga memelihar anjing liar yang dibiarkan membuang kotorannya secara sembarangan di dalam apartemen.
Pada suatu hari pemilik apartemen yang merupakan warga sipil memutuskan untuk mengusir Milburn.
Namun Milburn justru mengirimkan pesan berisi ancaman seusai diusir dari apartemen tersebut.
"Anda tidak tahu dengan siapa Anda berurusan," tulis Milburn kepada si pemilik apartemen.
Bain juga menjelaksan bagaimana Milburn kerap menggoda staf perempuan yang kemudian marah dan kesal jika ditolak.
Selain itu, Bain turut memaparkan bagaimana Milburn menggelapkan dana donasi yang masuk ke Grup Mozart.
Bain mengaku, dirinya mendapat banyak ancaman dari Milburn seusai pergi meninggalkan Grup Mozart.
Baca juga: Tentara Rusia Ditawari Bonus Rp 600 Juta jika Bisa Rebut Tank Kiriman Negara Barat Milik Ukraina
Kekejaman Grup Wagner
Di sisi lain, seorang mantan komandan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia menceritakan kisah kekejaman perang yang disaksikannya.
Dilansir TribunWow.com, pria bernama Andrei Medvedev (26) tersebut saat ini mencari suaka di Norwegia.
Jauh dari Rusia dan konflik Ukraina, Medvedev kini merasa bebas menuturkan kesaksiannya selama di medan perang.
Baca juga: Ukraina Bantah Kalah Lawan Tentara Bayaran Rusia di Soledar, Grup Wagner Pamer Video Kemenangan
Dikutip The Moscow Times, Selasa (31/1/2023), Medvedev membeberkan bagaimana dia menyaksikan pembunuhan terhadap sesama grup Wagner maupun prajurit musuh.
Ia mengaku melihat sendiri eksekusi ganda yang terjadi di sebuah pusat Wagner di mana kelompok tersebut melatih narapidana yang direkrut dari penjara Rusia.
"Ada kasus ketika mereka membawa dua tahanan yang menolak untuk berperang dan mereka menembak mereka di depan orang lain karena menolak mengikuti perintah," kata Medvedev dari Norwegia.
"Ada banyak kejadian seperti itu.”

Baca juga: Rusia Diprotes Presiden Serbia seusai Grup Wagner Ngiklan Cari Tentara Bayaran di Negara Tetangga
Medvedev melarikan diri ke negara Skandinavia tersebut setelah bertempur di Ukraina timur selama empat bulan sebagai anggota Wagner.
Diketahui, tim tersebut dijalankan oleh Yevgeny Prigozhin, mantan koki yang diyakini dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Adapun setelah meninggalkan kelompok tentara bayaran pada bulan November, Medvedev melintasi perbatasan Norwegia dengan berjalan kaki.
"Pejuang Wagner di Ukraina diperlakukan seperti ternak oleh pemimpin militer mereka dan dikirim ke garis depan seperti umpan meriam," tutur Medvedev.
"Saya menyesal bahwa saya sempat ada di sana."
Namun, Medvedev menolak untuk merinci kejahatan apa yang dilakukan tentara Wagner yang memainkan peran kunci dalam pertempuran di sekitar kota Bakhmut, Ukraina timur.
Menurut LSM hak asasi manusia Rusia Gulagu.net, Medvedev bertugas sebagai pemimpin skuadron pertama peleton ke-4 Detasemen Serangan ke-7 Wagner dan bertempur di dekat Bakhmut.
Wagner diyakini memiliki sebanyak 50.000 pejuang yang dikerahkan di Ukraina.
Di antaranya, termasuk ribuan narapidana Rusia yang dijanjikan pembebasan lebih awal dari penjara.
Namun mereka harus menandatangani kontrak 6 bulan untuk berperang di Ukraina dan diancam akan dibunuh jika mereka pergi.
Kaburnya Medvedev
Sebelumnya dilaporkan, seorang mantan komandan kelompok militer swasta Wagner Rusia telah melarikan diri ke Norwegia.
Dilansir TribunWow.com, aktivis Rusia dan media Norwegia mengatakan pria tersebut telah meminta suaka ke pemerintah setempat.
Pasalnya, ia mengaku telah melihat sendiri beberapa pembunuhan di luar hukum yang dilakukan kelompok tentara bayaran Rusia tersebut.
Baca juga: Ukraina Bantah Kalah Lawan Tentara Bayaran Rusia di Soledar, Grup Wagner Pamer Video Kemenangan
Pria yang diidentifikasi sebagai Andrey Medvedev tersebut melintasi perbatasan Rusia-Norwegia akhir pekan lalu.
Ia pun sempat membeberkan kisah tentang perjalanan dramatisnya ke LSM hak asasi manusia Gulagu.net.
"Saya mendengar anjing menggonggong, dua peluru terbang di dekat saya," kata Medvedev dikutip The Moscow Times, Selasa (17/1/2023).

Baca juga: Rekrut Napi di Rusia, Bos Wagner Persilakan Warga yang Protes Kirim Anak Mereka ke Ukraina
Media Norwegia mengatakan Medvedev, yang identitasnya tidak diketahui saat itu, ditahan setelah secara ilegal melintasi perbatasan Rusia-Norwegia Jumat lalu.
Pengacara Jens Bernhard Herstad lantas mengkonfirmasi kepada harian Verdens Gang Norwegia pada hari Minggu bahwa pria yang melintasi perbatasan adalah Medvedev.
Medvedev sebelumnya muncul di depan kamera pada pertengahan Desember mengklaim telah menyaksikan tentara Wagner melakukan beberapa pembunuhan di luar hukum terhadap rekan-rekannya yang menolak berperang di Ukraina.
Menurut Gulagu.net., Medvedev sudah bersaksi melawan pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin dan tentang dugaan pembunuhan di luar hukum.
Kata pendiri Gulagu.net Vladimir Osechkin, Medvedev adalah komandan unit Wagner pertama yang melarikan diri ke Eropa dan menyatakan kesiapan untuk memberikan kesaksian atas dugaan kejahatan yang terjadi.
Gulagu.net mengklaim bahwa Medvedev memimpin unit yang juga beranggotakan Yevgeny Nuzhin, yakni seorang terpidana pembunuh yang direkrut oleh Wagner yang ditangkap kembali oleh kelompok tersebut setelah dia menyerah kepada pasukan Ukraina.
Rekaman video mengerikan yang diterbitkan pada bulan November menunjukkan Nuzhin dipukul sampai mati dengan palu godam oleh seorang pejuang Wagner.
Gulagu.net juga mengklaim bahwa Medvedev, yang berasal dari wilayah Siberia di Tomsk, telah meninggalkan Wagner setelah kontrak empat bulan yang ditandatanganinya pada awal Juli 2022 berakhir.(TribunWow.com/Anung/Via)