Terkini Daerah
Akses ke Masjid Raya Al Jabbar Macet, Ridwan Kamil akan Buat Jalan Baru hingga Siapkan Lahan PKL
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membeberkan rencana untuk perbaiki akses ke Masjid Raya Al Jabbar.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Animo masyarakat yang begitu tinggi untuk berkunjung ke Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Bandung, Jawa Barat, ternyata menciptakan masalah tersendiri.
Dilansir TribunWow.com, isu kebersihan, kemacetan serta sarana prasarana masih menjadi problem yang perlu dipecahkan.
Menanggapi hal ini, Ridwan Kamil berupaya melakukan pembenahan sedikit demi sedikit untuk menjaga dan meningkatkan kenyamanan pengunjung.
Baca juga: Berita Ridwan Kamil, Skakmat Warganet yang Kritik Pembangunan Masjid Al Jabbar: Kesepakatan Bersama
Dilaporkan TribunJabar.id, Senin (9/1/2023), arus lalu lintas diwilayah Bandung Timur meningkat setelah pembukaan Masjid Raya Al Jabbar.
Bahkan pada akhir pekan, kendaraan akan mengular dari Jalan Soekarno Hatta dan Bunderan Cibiru.
"Permasalahan pertama ialah akses jalan yang memang sempit baik melalui Gedebage Selatan atau Cimencrang," tutur Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dishub Kota Bandung, Khairur Rijal, Senin (9/1/2023).
"Lalu, keberadaan pedagang kaki lima yang tidak pada tempat seharusnya, tata kelola parkir yang banyak dikelola oleh warga, hingga rambu marka dan rambu portable belumlah lengkap, ditambah lagi tak adanya fasilitas trotoar untuk warga yang berlalu lalang."

Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Merangkap Jadi Mandor, Gubernur Awasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Barat
Menurut Rijal, Ridwan Kamil sebelumnya telah menyampaikan bahwa akan ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi kemacetan.
Di antaranya adalah pembuatan exit tol di KM 151 dan rencana pembuatan jalan baru dari jalan Soekarno Hatta ke samping Polda Jabar.
Banyaknya pedagang kaki lima di pinggi jalan juga semakin mempersempit akses pengunjung.
Selain itu, juga turut menyumbang banyaknya sampah dari jajanan baik yang dijual di tempat maupun dibawa pengunjung ke area masjid.
"Zona PKL itu sudah disiapkan, silakan dimanfaatkan," kata Ridwan Kamil dikutip TribunJabar.id, Senin (9/1/2023).
"Berdagang boleh, tapi diatur dan didahulukan untuk penduduk lokal. Tapi setelah didata kebanyakan ternyata bukan penduduk lokal. PKL yang dadakan datang dari mana-mana."
"Imbauan kepada warga, mari jaga kebersihan dan ketertiban. Ingat ini tempat ibadah, rumah Allah, maka salat dulu baru lainnya bukan lainnya dulu baru salat," tandasnya.
Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Disalahkan Walkot Depok, RK Sebut Pembangunan Masjid Agung Margonda Bisa Batal
Kisah Sejarah Pembangunan Masjid Al Jabbar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku masih selalu merinding jika memasuki Masjid Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.
Dilansir TribunWow.com, proyek yang menghabiskan dana hingga Rp 1 triliun tersebut dinilai berhasil dibangun sesuai desain, bahkan melebihi ekspektasi awal.
Ridwan Kamil pun menjelaskan awal mula gagasan pembangunan masjid yang ternyata telah dicetuskan sejak tahun 2016.
Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Dipuji Ganteng oleh Luhut Binsar Pandjaitan hingga Diledek Idola Ibu-ibu
Hal ini diungkapkan Ridwan Kamil ketika ditemui saat meninjau Masjid Al Jabbar, Senin (26/12/2022).
Dia mengaku kagum dengan hasil pekerjaan proyek tersebut dan menyebutnya sebagai proyek tersulit yang pernah ditangani.
"Makanya pas jadi, melebihi imajinasi saya terus terang. Daripada sketsa lebih keren jadinya, saya juga suka merinding masuk sini karena melihat kemegahan seperti ini. Jadi ini terkompleks, tersulit, terbesar yang Allah takdirkan di saat saya masih hidup dan menjadi pemimpin," tutur Ridwan Kamil dikutip Kompas.com.

Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Putar Lagu Dangdut, RK Bagikan Undangan dari Messi untuk Tasyakuran Piala Dunia
Ide pembangunan masjid tersebut bermula dari tahun 2016, saat Ridwan Kamil masih menjabat Wali Kota Bandung.
Ia kemudian mengusulkan pada Gubernur Ahmad Heryawan (Aher) untuk membangun sendiri masjid raya di Jawa Barat.
"Saya kasih tahu sejarahnya, idenya saya mengusulkan ke Pak Aher saat jadi wali kota Bandung tahun 2016."
"Saya menghadap ke Pak Aher, saya bilang Pak Aher kalau bisa mah Jabar punya masjid raya sendiri, kan nebeng ke masjid Agung Bandung."
"Makanya Masjid Agung Bandung diubah namanya jadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat," terang Ridwan Kamil.
"Padahal urutannya itu, masjid negara milik negara Istiqlal, kalau provinsi masjid raya, kalau kota kabupaten masjid agung, kalau kecamatan Masjid Besar, kalau desa masjid Jami."
"Jadi Masjid Agung Bandung akan saya kembalikan ke makomnya, nanti dihapus dijuduli Masjid Agung Bandung. Itu kalimat saya ke Pak Aher tahun 2016," imbuhnya.
Ridwan Kamil yang sebelumnya berprofesi sebagai arsitek turut mengungkapkan komitmen untuk menangani sendiri desain masjid tersebut.
"Saya bilang Pak bikin saja sendiri, nanti saya hibahkan desain. Lokasi di mana Pak Ridwan, di Gedebage karena ada kereta cepat, GBLA jadi barang-barang besar ngumpul di satu lokasi," kata Ridwan Kamil.
Setelah mendapat persetujuan, peletakan batu pertama Masjid Al Jabbar dilakukan Ahmad Heryawan pada tahun 2017.
Tak disangka, pada tahun 2018, Ridwan Kamil berhasil menjadi Gubernur Jawa Barat setelah memenangkan Pilkada Jabar.
Ia pun melanjutkan komitmennya untuk membuat dan merampungkan proyek masjid tersebut,
"Ini cerita takdir ya, kan enggak banyak takdir arsitek jadi gubernur. Saya gubernur saya mengarsiteki juga," ucap Ridwan Kamil.
Terkait nama Al Jabbar, rupanya Ridwan Kamil memilih nama tersebut berdasar matematika, nama asmaul husna, sekaligus singkatan daerah Jawa Barat.
"Kemudian konsepnya dari rumus matematika. Ada sebuah rumus, matematika identik dengan Aljabar, ilmuan matematika terkenal sedunia namanya Aljabar. Kemudian Aljabar nama asmaul husna yang kita tuliskan di mihrab itu artinya agung. Kebetulan juga Aljabar juga singkatan Jawa Barat. Jadi sudah takdirnya namanya berjodoh," tandasnya.
Ditemui di kesempatan lain, Sekretaris Dinas (Sekdis) Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar, menerangkan Masjid Al Jabbar memiliki luas hingga 25 hektare.
Dijelaskan bahwa proyek tersebut dibangun dengan pembagian tahap I dari 2017-2018, tahap II 2019, tahap III pada 2020, dan sisanya dilakukan pada tahap IV.
"Total kapasitas Masjid Al-Jabbar ini bisa menampung 33.000 orang. Itu sudah dari semua fasilitas yang tersedia nantinya," terang Iwan dikutip Kompas.com, Jumat (23/12/2022).
Ia kemudian membeberkan fasilitas dan keistimewaan Masjid Raya tersebut jika dibandingkan tempat ibadah lainnya.
"Paling mencuri perhatian adalah adanya museum nabi. Kemudian masyarakat juga dapat menikmati taman yang bisa jadikan lokasi wisata religi."
"Material dan desain Masjid Al Jabbar, belum ada yang seperti ini baik eksterior maupun interior. Karpet saja dari Turki."
Belum lagi desain fasad masjid yang dibuat Ridwan Kamil tersebut memiliki detail unik serupa sisik ikan dengan jumlah kaca mencapai 6.136 lembar.
Selain itu, proyek masjid prestisius yang menelan biaya hingga Rp 1 triliun lebih ini dibangun tanpa adanya tiang penyangga.
"Biasanya masjid ada tiang penyangga, ini masjid didesain 99x99 meter tanpa tiang. Soal Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), kita laporan setahun dua kali," beber Iwan.(TribunWow.com/Via)