Pilpres 2024
Sindir Anies atau Prabowo? PDIP Sebut Ada Partai yang Ragu seusai Tentukan Capres 2024
Politisi PDIP menyebut ada partai politik yang justru merasa ragu seusai menentukan pilihan calon presiden (capres) 2024 mereka.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Setelah Nasdem mengusung Anies sebagai capres, Jokowi jelas-jelas menunjukkan gestur yang kurang nyaman. Sindiran-sindiran keras juga sering disampaikan di berbagai kesempatan," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (27/12/2022).
Beberapa gelagat yang disorot oleh Adi di antaranya adalah tak hadirnya Jokowi saat HUT Partai NasDem.
Kemudian Jokowi juga sempat berpesan agar tidak sembrono memilih capres.
Lalu momen di mana Jokowi tidak membalas pelukan Surya Paloh di acara puncak peringatan HUT ke-58 Partai Golkar, 21 Oktober 2022.
"Bagi saya, kunci utamanya ini adalah karena Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai kandidat capres," ujar Adi.
Adi menjelaskan, ia meyakini Jokowi memiliki kekhawatiran apabila Anies menjadi RI 1 maka program presiden sebelumnya seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur hingga pembangunan infrastruktur di beberapa wilayah di Tanah Air terancam tidak dilanjutkan.
"Ini nggak ketemu karena Jokowi pasti bicara tentang kontinuitas program. Bahwa siapa pun yang jadi presiden di 2024 adalah orang-orangnya Jokowi yang bisa memastikan semua legacy Jokowi itu dilanjutkan," terang Adi.
"Jadi bagi saya reshuffle ini murni persoalan politik karena Nasdem mengusung Anis yang jelas-jelas selama ini adalah tokoh oposisi berseberangan dengan pemerintah," tutur Adi.

Baca juga: AHY Kemungkinan Bakal Mengalah demi Duet Anies Baswedan dan Andika Perkasa di Pilpres 2024
Pengamat: Semoga Jokowi Tidak Ceroboh
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, menanggapi wacana reshuffle ini, Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga meyakini reshuffle ini jika benar terjadi maka hanya ingin mengusir Partai NasDem dari pemerintahan.
Jamiluddin tidak melihat adanya kisruh politik dan penurunan kinerja kabinet.
"Jadi, tidak ada dasar yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan reshuffle kabinet. Karena itu, bila ada reshuflle bisa jadi bertujuan untuk mendepak menteri dari Nasdem," ujar Jamiluddin, Senin (26/12/2022).
"Semoga Jokowi tidak ceroboh dan mengedepankan politik pragmatis. Hal itu akan menjauhkan Jokowi dari sosok negarawan," tandasnya.
PDIP sendiri telah terang-terangan menilai ada dua menteri dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) yang pantas untuk dievaluasi kinerjanya.
Jokowi telah menyatakan tidak menutup kemungkinan akan ada reshuffle kabinet.