Pilpres 2024
Berita Ganjar Pranowo: Dinilai Belum Tentu Didukung PDIP dan Sulit Diusung KIB Jadi Capres 2024
Pengamat Politik Hendri Satrio menilai nasib Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 masih belum terang.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Meski terus merajai hasil survei dari beberapa lembaga, hingga kini belum jelas status Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam ajang Pemilu 2022.
Dilansir TribunWow.com, pengamat politik Hendri Satrio menilai ada celah bahwa Ganjar tidak akan maju menjadi capres walaupun sudah digadang-gadang.
Hal ini lantaran ada hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menentukan calon dan sikap anggota Koalisi indonesia Bersatu (KIB) yang diduga tak akan mengusung kader partai lain.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Kuasai Basis Jokowi dan Didukung 3 Partai Besar Versi Survei Charta Politika
Hendri Satrio menilai bahwa Megawati selama ini memberikan keputusan tidak berdasarkan hasil survei.
Wanita berjuluk 'Ibu Banteng' tersebut lebih mengedepankan pertimbangan dan penilaian ideologi.
"Belum tentu, selama ini Ibu Mega kalau mendukung calon tidak pernah berdasarkan hasil survei, tapi berdasarkan keinginan atau penilaian ideologi," kata Hendra Satrio dikutip Tribunnews.com, Kamis (29/12/2022).

Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Diprediksi Kalah dari Anies-AHY di Pilpres 2024 jika Terjadi Kondisi Berikut
Ia kemudian menyinggung mengenai dukungan dari para kader partai besar untuk Ganjar.
Di mana selain PAN dan PDIP, Golkar menjadi partai yang kadernya banyak memilih Ganjar dengan suara 37,3 persen.
"Golkar kan inginnya ketum yang maju Airlangga Hartarto. Karena dia ketum, dia bisa memutuskan. Apakah akan dikasih ke Ganjar Pranowo? Ya saya tidak tahu," ujar Hendri Satrio.
Di sisi lain, Hendri Satrio menilai Golkar satu suara ingi Ketua Umumnya menjadi capres.
Sehingga, kecil peluang Ganjar untuk maju capres dengan dukungan Golkar yang merupakan anggota KIB.
Apalagi jika harus berhadapan dengan Megawati yang belum tentu akan mencalonkan kadernya tersebut.
"Solid kok. Jadi, kecil kemungkinan Golkar akan mencalonkan Ganjar. Dan, ketika Golkar jadi mengajukan Ganjar dalam Pilpres 2024, maka akan berhadapan dengan PDIP," terang Hendri Satrio.
"Kan kalau Airlangga kasih ke Ganjar Pranowo, kan berarti menantang Ibu Mega. Memang mau Golkar berurusan dengan PDIP? Mau Airlangga berurusan sama Ibu Mega? Saya rasa tidak."
Sebelumnya, melalui survei yang dilakukan pada sejumlah partai politik besar seperti PDIP, Golkar, hingga PPP, mayoritas kader memilih Ganjar sebagai capres.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan Ganjar mendapat dukungan hingga 68 persen dari PDIP, dan 37,3 persen dari Partai Golkar.
"PDIP makin bulat suaranya 68,3 persen dari seluruh pemilih PDIP menyatakan memilih Ganjar Pranowo," ujar Yunarto dikutip Kompas.com, Kamis (22/12/2022).
"Ini jadi PR (pekerjaan rumah) besar bagi Puan yang hanya dapat 4,9 persen dari seluruh pemilih PDIP."
"Golkar ternyata paling banyak memilih Ganjar, ada 37,3 persen dari pemilih Golkar yang memilih Ganjar. Hanya 6,4 persen yang menyatakan memilih Airlangga. Ini PR besar juga," tandasnya.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Disebut sedang Negosiasi untuk Maju Pilpres dengan Cara Mengakrabi Puan
Disebut sedang Negosiasi untuk Maju Pilpres
Dalam beberapa waktu belakangan, kedekatan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengundang perhatian.
Dilansir TribunWow.com, keduanya kini terlihat akrab satu sama lain meski sebelumnya dikabarkan sempat berseteru.
Namun rupanya, keakraban tersebut dinilai sebagai sebuah upaya dari Ganjar untuk memuluskan jalannya menjadi capres dari partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, ada tujuan politik dari sikap Ganjar yang kini melunak.
"Cairnya komunikasi itu diharapkan bisa menciptakan ruang negosiasi dan kompromi politik, agar internal PDI-P bisa membukakan jalan bagi Ganjar untuk melenggang di Pilpres 2024 mendatang," ujar Umam dikutip Kompas.com, Selasa (13/12/2022).
Disebutkan bahwa Ganjar tengah menunjukkan sikap rendah hati yang dinilai efektif untuk menaklukkan ego lawan maupun kawan.
Di sisi lain, sikap tersebut bisa diartikan sebagai tindakan yang dilandasi dengan pamrih.
"Jika tidak dijalankan dengan hati dan persistensi, justru akan menguatkan sikap antipati," kata Umam.

Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Puan Maharani Dipuji Ngeri-ngeri Sedap, Berikut Reaksi Gubernur Jawa Tengah
Dalam hal ini, Ganjar memperlihatkan karakter yang fleksibel untuk mencairkan komunikasi dengan Puan.
Apalagi sebelumnya mereka diisukan bersaing untuk meraih posisi capres yang akan diusung PDIP.
Karenanya, kemampuan Ganjar dalam melobi internal partai akan menjadi pertaruhan bagi karier politiknya di masa depan.
Ia dinilai perlu mendapatkan kepercayaan dari Puan maupun petinggi partai lain akan loyalitasnya terhadap PDIP.
"Namun, jika komunikasi Ganjar hanya bermain di ranah permukaan dan gagal membangun political trust atau kepercayaan politik, maka peluang Ganjar akan kandas," kata Umam.
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai kemesraan Ganjar dan Puan hanya momen sesaat saja.
"Saya melihat itu kemesraan sementara karena momentum-mementum tertentu. Secara politik, tetap saja mereka bersaing," ucap Ujang dikutip Kompas.com, Senin (12/12/2022).
"Secara politik, artinya siapa yang mengalah mereka belum bertemu. Tapi mereka masih masing-masing masih berpendirian pada keinginan masing-masing."(TribunWow.com/Via)