Kabar Tokoh
Bahas soal Tahun 2045, Ganjar Pranowo Ingin Negara Asing Ketergantungan ke Indonesia
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membahas nasib Indonesia di masa depan tepatnya di tahun 2045 mendatang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
Namun rupanya, keakraban tersebut dinilai sebagai sebuah upaya dari Ganjar untuk memuluskan jalannya menjadi capres dari partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri tersebut.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Bolak-balik Antar Jokowi, Puan, hingga Megawati, Ini Pesan Gubernur Jateng
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam, ada tujuan politik dari sikap Ganjar yang kini melunak.
"Cairnya komunikasi itu diharapkan bisa menciptakan ruang negosiasi dan kompromi politik, agar internal PDIP bisa membukakan jalan bagi Ganjar untuk melenggang di Pilpres 2024 mendatang," ujar Umam dikutip Kompas.com, Selasa (13/12/2022).
Disebutkan bahwa Ganjar tengah menunjukkan sikap rendah hati yang dinilai efektif untuk menaklukkan ego lawan maupun kawan.
Di sisi lain, sikap tersebut bisa diartikan sebagai tindakan yang dilandasi dengan pamrih.
"Jika tidak dijalankan dengan hati dan persistensi, justru akan menguatkan sikap antipati," kata Umam.

Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Puan Maharani Dipuji Ngeri-ngeri Sedap, Berikut Reaksi Gubernur Jawa Tengah
Dalam hal ini, Ganjar memperlihatkan karakter yang fleksibel untuk mencairkan komunikasi dengan Puan.
Apalagi sebelumnya mereka diisukan bersaing untuk meraih posisi capres yang akan diusung PDIP.
Karenanya, kemampuan Ganjar dalam melobi internal partai akan menjadi pertaruhan bagi karier politiknya di masa depan.
Ia dinilai perlu mendapatkan kepercayaan dari Puan maupun petinggi partai lain akan loyalitasnya terhadap PDIP.
"Namun, jika komunikasi Ganjar hanya bermain di ranah permukaan dan gagal membangun political trust atau kepercayaan politik, maka peluang Ganjar akan kandas," kata Umam.
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai kemesraan Ganjar dan Puan hanya momen sesaat saja.
"Saya melihat itu kemesraan sementara karena momentum-mementum tertentu. Secara politik, tetap saja mereka bersaing," ucap Ujang dikutip Kompas.com, Senin (12/12/2022).
"Secara politik, artinya siapa yang mengalah mereka belum bertemu. Tapi mereka masih masing-masing masih berpendirian pada keinginan masing-masing."
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: PAN Jawab Isu Dukungan pada Ganjar-Erick Thohir, Akui Masuk Usulan Rakernas
Pakar: Semua Tentu atas Arahan Megawati