Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Swiss Bekukan Rp 122 Triliun Aset Rusia Buntut Invasinya ke Ukraina, Disinyalir Masih akan Bertambah

Swiss membeberkan jumlah aset milik warganegara atau entitas berbasis di Rusia yang telah dibekukannya.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Sergei Karpukhin/AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin. Swiss bekukan aset Rusia hingga berjumlah triliunan rupiah, Jumat (2/12/2022). 

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov sebelumnya memperkirakan jumlah aset yang diblokir adalah setengah dari cadangan emas Rusia, atau sekitar $300 miliar (Rp 4,3 kuadriliun).

Kremlin menyebut sanksi itu sebagai perang ekonomi, tetapi mencatat kesiapan untuk perkembangan peristiwa semacam itu.

Bank Rusia diklaim telah mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan situasi di pasar valuta asing.

Selain itu, Rusia menuntut pembayaran untuk pasokan gas ke negara-negara yang tidak bersahabat dalam bentuk ke rubel.

Pemerintah juga menyiapkan rencana untuk melawan tindakan pembatasan, yang mencakup sekitar seratus inisiatif.

Jumlah pendanaannya akan menjadi sekitar satu triliun rubel (sekitar Rp 224 triliun).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov sempat mengecam gagasan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Pasalnya, Borell mengusulkan untuk menyita aset Rusia yang dibekukan di luar negeri guna menyerahkannya ke Ukraina.

Pemberian aset Rusia tersebut dinilai tepat sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kerusakan yang ditimbulkan di Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari TASS, Kamis (12/5/2022), Lavrov naik pitam dan mengatai usulan itu sebagai pencurian terang-terangan.

"(Proposal ini), bisa dikatakan, adalah pencurian, yang bahkan tidak mereka coba sembunyikan," kata Lavrov pada hari Selasa (10/5/2022) saat konferensi pers yang mengakhiri kunjungannya ke Aljazair.

Adapun aset Rusia tersebut telah dibekukan sebagai bentuk sanksi akibat invasinya ke Ukraina.

Lavrov kemudian mengecam Barat karena melakukan praktik yang sama terhadap Bank Sentral Afghanistan.

Menurutnya, Barat telah membekukan cadangan Bank tersebut dan tidak bersedia mengalokasikan dana itu untuk kebutuhan Afghanistan.

"Mereka telah membekukan uang, yang merupakan milik Afghanistan, ke Bank Sentral Afghanistan, di Amerika. Dan mereka ingin uang itu dihabiskan bukan untuk kebutuhan rakyat Afghanistan, yang telah menderita akibat kehadiran 20 tahun negara-negara NATO. Tetapi mereka menginginkannya untuk beberapa tujuan lain yang tidak terkait dengan rekonstruksi ekonomi Afghanistan," beber Lavrov.

Halaman
1234
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaSwiss
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved