Piala Dunia 2022
Pernyataan FIFA setelah Suporter Inggris Ngaku Dipaksa Melepas Baju oleh Keamanan Piala Dunia 2022
FIFA membuat pernyataan seusai suporter Inggris dilarang memasuki stadion seusai mengenakan atribut pelangi.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - FIFA telah mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan para penggemar terkait jaminan keamanan di Qatar selama Piala Dunia 2022 berlangsung.
Dilansir TribunWow.com, pernyataan itu dirilis setelah suporter Inggris menjadi sasaran penggeledahan saat hendak memasuki stadion Piala Dunia di Qatar.
Saat itu, Anthony Johnson mencoba memasuki Stadion Al Bayt untuk pertandingan Belanda melawan Qatar Senin lalu.
Namun, penggemar Inggris itu mengenakan merchandise Inggris menampilkan warna pelangi.
Baca juga: Balas Aksi Protes Jerman di Piala Dunia 2022 soal LGBT, Warga Qatar Bentangkan Foto Mesut Ozil
Akibatnya, ia ditolak masuk dan kemudian dipaksa melepas semua pakaiannya.
"Mereka mengatakan saya membawa benda logam dan mengantar saya ke area pribadi," ujar Anthony.
"Di sana mereka meminta saya melepas celana, sepatu, hingga telanjang bulat."
Terkait hal itu, pihak FIFA akhirnya buka suara.
“FIFA mengetahui beberapa insiden di mana barang-barang yang diizinkan tidak boleh ditampilkan di stadion. FIFA telah menerima jaminan dari pihak berwenang bahwa komandan venue telah dihubungi sehubungan dengan aturan dan regulasi yang disepakati untuk Piala Dunia FIFA Qatar 2022," ucap seorang perwakilan FIFA.
"FIFA terus bekerja sama dengan Negara Tuan Rumah untuk memastikan implementasi penuh dari peraturan terkait dan protokol yang disepakati."
Sayangnya, Anthony rupanya bukan satu-satunya penonton yang mengalami hal tersebut.
Ada banyak penggemar yang ditolak masuk ke stadion karena pakaian, spanduk, atau bendera yang mereka bawa.
Sebelum menang 3-0 atas Wales pada Selasa (29/11/2022), suporter Inggris menjalani pemeriksaan mendetail sebelum memasuki stadion.
Sebelum turnamen Piala Dunia 2022 berlangsung, Qatar dipaksa untuk menyetujui peraturan FIFA untuk turnamen tersebut.
Namun, tampaknya ada miskomunikasi antara FIFA dan pejabat di Doha.

Baca juga: FIFA Tidak Main-main, Siapkan Segudang Sanksi untuk Negara yang Nekat Promosikan Simbol LGBT