Gempa di Cianjur
Viral Korban Gempa Cianjur Mengungsi di Kandang Kambing, BNPB: Semula Enggak Mau Pindah ke Tenda
BNPB mengaku telah bergerak menangani puluhan korban gempa Cianjur yang mengungsi di kandang kambing.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan upaya pemerataan bantuan untuk korban gempa di Cianjur, Jawa Barat.
Dilansir TribunWow.com, BNPB mengaku cepat merespons segala laporan dari masyarakat dan pemberitaan media terkait penanganan gempa Cianjur.
Seperti segera melakukan tindakan terkait kabar viral mengenai puluhan warga yang terpaksa mengungsi di kandang kambing.
Baca juga: Korban Gempa Cianjur Mayoritas Perempuan, Ribuan di Antaranya Tercatat Sedang Mengandung
"Kemarin media memberitakan ada pengungsi yang mengungsi di kandang kambing. Itu segera kami datang ke sana," ucap Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dikutip kanal YouTube KOMPAS TV, Minggu (27/11/2022).
Setelah mendatangi langsung lokasi pengungsian di Kampung Warungbatu, Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur, BNPB mendapati kebenaran berita tersebut.
Pihaknya segera membangun tenda yang lebih layak agar para pengungsi bisa tinggal dengan nyaman.
"Ternyata memang tempatnya itu dengan rumahnya memang lebih nyaman. Tapi kan kita orang timur masa manusia mengungsi di tempat kambing," beber Suharyanto.
"Akhirnya kita bangun tenda di sebelahnya, yang lebih bagus, lebih representatif."
Namun rupanya, BNPB sempat mendapat penolakan dari warga yang enggan pindah.
Akhirnya, mereka sepakat mengambil jalan tengah dengan bersedia tinggal di tenda BNPB, namun tetap melakukan kegiatan memasak di dekat tenda yang merupakan kandang kambing tersebut.
"Semula masyarakat enggak mau pindah ke tenda itu, tetapi setelah dibujuk akhirnya mereka mau dengan catatan masak tetap di sekitaran kandang kambing itu," terang Suharyanto.
"Ya itu adalah win-win solution," tandasnya.

Baca juga: Detik-detik Angkot Bawa Rombongan Anak SD Kena Longsoran Gempa Cianjur, sang Sopir: Goncangan Besar
Dikabarkan sebelumnya, sebanyak 70 warga terdampak gempa Cianjur mengungsi di kandang kambing.
Warga setempat bernama Iwan Yustiawan (36) mengaku lebih memilih tinggal di tenda tersebut lantaran masih trauma untuk kembali ke rumah.
Ia rela berbagi tempat tidur dengan hewan ternak miliknya meski harus terganggu dengan bau kambing yang menyengat.
"Ada sekitar 70 orang yang mengungsi di sini," terang Iwan dikutip Tribunnews.com, Sabtu (26/11/2022).
"Kalau saya bilang di sini lebih aman, misal ada gempa susulan lagi paling hanya tertimpa terpal."
"Memang dari kemarin masih terus-terusan gempa lagi, walaupun tidak besar. Nah di sini ketika ada gempa saya masih merasa aman hanya tinggal peluk anak saya saja," imbuhnya.
Karena keterbatasan posko pengungsian, Iwan dan warga lainnya mau tak mau tinggal bersama dalam keterbatasan.
Meski merasa aman dari potensi terkena runtuhan gempa, namun Iwan menyimpan kekhawatiran terkait nasib mereka ke depannya.
Terutama terkait kondisi kesehatan para pengungsi yang juga terdiri dari beberapa anak balita.
"Ya mau gimana, kondisi darurat. Rumah rusak, kalaupun ada yang masih bisa dihuni khawatir dan trauma karena masih ada gempa susulan," kata Iwan.
"Saat ini masih belum ada dampak untuk kesehatan. Cuman takutnya anak-anak yang sakit kalau terus-terusan tinggal di sini," imbuhnya.
Baca juga: Kisah Enjot, Korban Gempa di Cianjur yang Kehilangan 11 Anggota Keluarga saat Desanya Luluh Lantak
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 07.40:
Gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang di Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022), telah mengubah hidup ribuan orang warganya.
Dilansir TribunWow.com, mereka yang selamat tak hanya kehilangan anggota keluarga, namun juga harus menghadapi trauma dan hidup dalam keterbatasan.
Tak jarang, para pengungsi tersebut dipaksa beradaptasi dengan kondisi yang tidak manusiawi.
Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Korban Tewas Gempa Cianjur Capai 268 Jiwa, RK Rinci Kebutuhan 58 Ribu Pengungsi
Tidur Bersama Jenazah
Seperti yang dialami para pengungsi di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugeunang, Kabupaten Cianjur yang terisolir karena akses jalan tertutup longsoran.
Mobil dan ambulans yang digunakan untuk mengangkut warga terluka atau jenazah tak bisa lewat untuk memberikan bantuan.
Sehingga, warga terpaksa harus secara swadaya membangun posko pengungsian untuk menampung warga dengan tenda seadanya sejak Senin (21/11/2022).
Tak hanya itu, masyarakat mau tak mau terpaksa tidur sebaris dengan 11 jenazah yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan.
Pasalnya, warga bingung mengurus para korban meninggal akibat tidak adanya sarana untuk memandikan jasad maupun kelengkapan seperti kain kafan.
"Karena anak-anak trauma, akhirnya kami pisah jenazah ditaruh di ujung belakang sana sementara warga di depan sini," kata seorang pengungsi bernama Rosidah seperti dikutip dari TribunnewsDepok.com, Rabu (23/11/2022).
Akhirnya, sehari setelah gempa, jenazah para warga tersebut dimakamkan dengan kondisi seadanya.
Bahkan, warga terpaksa memandikan jasad korban dengan air parit yang digunakan untuk mengaliri sawah lantaran tak ada akses air PAM ataupun listrik.
"Karena kalau tidak dikubur bagaimana, kasihan anak-anak trauma melihatnya. Menunggu bantuan tidak tahu kapan tiba," imbuhnya.
Baca juga: Kisah Enjot, Korban Gempa di Cianjur yang Kehilangan 11 Anggota Keluarga saat Desanya Luluh Lantak

Mengungsi di TPU
Sementara itu, warga di wilayah Panumbang, Desa Cibulakan, juga terpaksa tidur di tenda yang dipasang di atas tanah makam.
Bersama istri, empat cucu dan satu anaknya, Dedi (56) hidup bersama 73 kepala keluarga lain di TPU Panumbang.
"Dari pada kenapa-kenapa, rumah juga sudah roboh sebagian temboknya jadi kita kosongkan. Bawa semua anak-anak mengungsi di sini," kata Dedi dikutip TribunnewsDepok.com.
Tidur di Pinggir Rel
Nasib pilu juga dialami warga di Kampung Margaluyu, Keluarahan Sayang, Kabupaten Cianjur yang terpaksa tidur di pinggir rel kereta api.
Meski berbahaya, namun ratusan warga terpaksa hidup di pengungsian sementara tersebut karena takut akan adanya gempa susulan.
"Warga gotong royong mendirikan tenda dari terpal seadanya, yang diikat pakai tali plastik ke tiang di pinggir rel kereta," kata warga bernama Hendi Supyandi pada TribunJabar.id, Selasa (22/11/2022).
Meski sudah mendapat bantuan berupa makanan ringan dan air, warga masih kekurangan bahan makanan pokok.
Selain itu, kondisi tenda untuk menampung para pengungsi juga masih kurang layak lantaran tak bisa membendung udara dan angin dingin.
"Inikan posisinya cuman atasnya saja yang ditutupi terpal, ditambah kondisi sekarang anginnya cukup kencang, banyak juga bayi dan anak di sini," tandasnya.
Baca juga: Tangis Histeris Ayah Korban Gempa Cianjur Lihat Anaknya Terbujur Kaku di Kantong Jenazah: Ya Allah

(TribunWow.com/Via)