Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Bantah Serang Kyiv, Sebut Kerusakan Akibat Ulah Ukraina Sendiri dan Antek Baratnya
Rusia memberikan bantahan atas tudingan bahwa pihaknya sudah melakukan serangan ke ibukota Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Rusia membantah telah menargetkan dan menyerang ibukota Ukraina, Kyiv.
Dilansir TribunWow.com, Rusia justru menuduh rudal pertahanan udara milik asing dan Ukraina sendiri sudah menyebabkan kerusakan di kota tersebut.
Hal ini terkait penyerangan infrastruktur energi kritis di kota tersebut pada Kamis (24/11/2022).
Baca juga: Hoaks 3 Warga Ukraina Ditangkap saat Piala Dunia Qatar karena Gambar Nazi, Tim Siber Rusia Terlibat?
Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menyasar Kyiv.
Menurut Rusia, seluruh kerusakan yang terjadi adalah akibat ulah Ukraina dan kroninya sendiri.
"Tidak ada satu serangan pun yang dilakukan pada sasaran di dalam kota Kyiv," kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip The Moscow Times, Kamis (24/11/2022).
"Setiap kerusakan adalah akibat jatuhnya rudal dari sistem pertahanan udara asing dan Ukraina yang terletak di daerah pemukiman ibukota Ukraina," lanjutnya.
Namun di sisi lain, kementerian itu mengakui adanya serangan besar-besaran pada komando militer Ukraina dan fasilitas energi yang terkait dengannya.
Pada hari Rabu, terjadi serangan rudal di Kyiv yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang gadis berusia 17 tahun.
Akibatnya, sebagian besar warga Ukraina menghabiskan malam tanpa pasokan listrik dan air, sementara suhu musim dingin telah mencapai di bawah nol derajat.
"Kepemimpinan Ukraina memiliki setiap kesempatan untuk membawa situasi kembali normal, jika memenuhi persyaratan pihak Rusia," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Sebelumnya, organisasi kesehatan dunia alias WHO telah memperingatkan bahwa musim dingin kali ini akan mengancam kehidupan jutaan orang di Ukraina mengingat kerusakan infrastruktur energi negara itu.
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk telah mengumumkan rencana evakuasi musim dingin yang ditawarkan secara suka rela untuk penduduk Kherson.
Evakuasi ini dilakukan lantaran kerusakan infrastruktur parah oleh pasukan Rusia yang telah membuat kehidupan sangat sulit bagi penduduk Kherson.

Berita tentang evakuasi itu datang ketika rudal Rusia dilaporkan telah menghantam sebuah depot minyak di Kherson pada Sabtu (19/11/2022) malam.
Pada hari yang sama, Vereshchuk mengatakan bahwa sejumlah orang telah menyatakan keinginan untuk pindah dari Kherson dan daerah Mykolaiv, sekitar 65 km (40 mil) ke barat laut.
"Ini mungkin (dilaksanakan) dalam beberapa hari ke depan," kata Vereshchuk pada konferensi pers yang disiarkan televisi di Mykolaiv ketika ditanya kapan evakuasi dari Kherson akan dimulai.
Dikutip Al Jazeera, Minggu (20/11/2022), Vereshchuck mengatakan pemerintah telah melakukan persiapan yang diperlukan untuk evakuasi.
Di antara warga yang ingin pergi adalah para orang tua dan mereka yang terkena dampak penembakan Rusia.
"Ini hanya evakuasi sukarela. Saat ini, kami tidak berbicara tentang evakuasi paksa," tegas Vereshchuk.
"Tetapi bahkan dalam kasus evakuasi sukarela, negara memikul tanggung jawab untuk transportasi. Orang harus dibawa ke tempat di mana mereka ingin menghabiskan musim dingin," katanya.
Pemerintah memiliki beberapa pilihan evakuasi, salah satunya adalah menggunakan Mykolaiv sebagai titik transit sebelum mengirim mereka lebih jauh ke barat, ke daerah yang lebih aman.

Baca juga: Menang Besar dari Rusia, Tentara Ukraina Berkaca-kaca Disambut Sorakan Warga: Kherson Milik Kita!
Rusia Serang Ukraina secara Besar-besaran
Rusia kembali melakukan serangan massal dengan melepaskan gelombang serangan roket, drone, dan rudal lainnya di seluruh Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, pihak berwenang Ukraina mengatakan serangan itu, ditujukan untuk menghancurkan sistem energi negara itu.
Secara total, Rusia kini telah melancarkan enam kali serangan secara masif sejak bulan Oktober.
Baca juga: Ternyata Rudal Ukraina Nyasar, Polandia Sebut NATO saat Ini Belum Perlu Terlibat Perang dengan Rusia
Macetnya infrastruktur penting di Odesa dan Dnipro dikonfirmasi oleh pemerintahan presiden dan kepala daerah pada Kamis (17/11/2022) pagi.
Tiga orang dilaporkan terluka di wilayah Odesa, sementara dalam serangan di kota Dnipro, 14 orang lainnya terluka, termasuk seorang remaja.
Menurut kepala wilayah Kyiv, Dmytro Kuleba, dua roket dan sebuah pesawat tak berawak Shahed Iran ditembak jatuh di atas Kyiv.
Senada dengan hal ini, kepala wilayah Mykolaiv melaporkan bahwa drone Shahed milik Rusia yang dipasok Iran juga sedang menyerang wilayahnya.
Dia juga mengatakan sebuah roket telah diluncurkan ke arah mereka dari Laut Hitam, namun belum jelas apakah roket tersebut mengenai sasaran.
"Perampok kecil yang jahat, ompong, menyedihkan adalah semua yang perlu Anda ketahui tentang tentara Rusia," tulisnya di Telegram.
Koresponden Guardian di wilayah Mykolaiv juga mengaku mendengar serangkaian ledakan keras pada Kamis pagi.
Namun tidak jelas apakah itu suara dari pertahanan udara Ukraina atau serangan yang kena sasaran.
Saluran Telegram tidak resmi melaporkan sistem pertahanan udara Ukraina bekerja di wilayah Kharkiv, Cherkasy, dan Poltava.

Baca juga: Ungkit Konflik Rusia-Ukraina di KTT G20, PM India Samakan Kondisi Sekarang dengan Perang Dunia II
Kepala administrasi kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan di Telegram bahwa Rusia akan gagal dalam serangannya terhadap sektor energi.
"Ini adalah taktik naif dari pecundang pengecut yang sudah kami siap hadapi," tulis Yermak.
"Ukraina telah menahan pukulan musuh yang sangat sulit, yang tidak memiliki hasil yang diharapkan oleh para pengecut Rusia ini. Kami terus bergerak maju. Jangan abaikan sirene serangan udara, mereka tidak akan berhasil. Kami akan menghancurkan mereka."
Sejak awal Oktober, Rusia telah menargetkan fasilitas energi Ukraina melalui serangkaian serangan massal.
Awal bulan ini, presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan sekitar 40 persen infrastruktur energi negara itu telah hancur.
Pada 15 November, Rusia meluncurkan sekitar 100 rudal ke Ukraina, meskipun hampir tiga perempat berhasil ditangkap oleh sistem pertahanan udara Ukraina.(TribunWow.com/Via)