Pilpres 2024
Berita Ganjar Pranowo: Ingin Kadernya Nomor 1, PDIP Diprediksi Menolak Ganjar jadi Cawapres Prabowo
PDIP disinyalir tak akan izinkan Ganjar Pranowo menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kemungkinan PDIP dan Partai Gerindra untuk berkoalisi disinyalir akan mengalami hambatan.
Dilansir TribunWow.com, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi, menilai akan ada kesepakatan yang sulit disetujui kedua belah pihak.
Di antaranya adalah wacana menjadikan kader PDIP Ganjar Pranowo sebagai cawapres untuk mendampingi Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Baca juga: Pamer Foto Bareng Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto hingga Puan, Gibran: Makan Saja
Menilik slogan PDIP yaitu 'Menang Spektakuler Hattrick!', nampaknya partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut kembali mengincar kursi kepresidenan untuk menutup kemenangan ketiga kalinya.
Hal ini dinilai bertentangan dengan niatan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo sebagai calon presiden.
Apalagi menurut Ari, jumlah suara yang diperoleh PDIP dan Ganjar, berada di atas Prabowo maupun Gerindra.
"Padahal dalam rumus koalisi yang mengedepankan partai, dan elektabilitas tertinggi, sangat rugi jika PDI-P menempatkan Ganjar sebagai pengantinnya Prabowo," kata Ari dikutip Kompas.com, Kamis (24/11/2022).
"Raihan suara PDI-P jauh lebih tinggi dari Gerindra, dan elektabilitas Ganjar juga di atas Prabowo," lanjutnya.

Baca juga: Pengamat Sebut Ganjar Pranowo Bisa Jadi Kepikiran Omongan Jokowi soal Pilpres 2024 Jatah Prabowo
Ari menyebutkan bahwa keengganan PDIP tampak dari sikap elit politiknya yang tak memberikan tanggapan atas wacana tersebut.
"Terlaksananya sepasang pengantin Prabowo-Ganjar hanya disuarakan elit-elit Gerindra saja," lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono membenarkan bahwa nama Ganjar sempat dibahas internal partai.
Namun, Budi yang ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2022) itu, memastikan Prabowo sendiri tidak pernah menyampaikan isu terkait koalisi dengan kader PDIP tersebut.
"Ya, namanya ide gagasan atau perdebatan antara siapa yang paling pas dengan siapa itu berjalan terus, dan saya belum dengar secara eksplisit, tapi mungkin ada saja yang membicarakan pasangan tertentu," terang Budi dikutip Kompas.com.
"(Tokoh-tokoh itu) tidak tertulis pada satu orang, tetapi lebih pada pembahasan yang masih terus berjalan," imbuhnya.
Baca juga: Berita Ganjar Pranowo: Jokowi Disebut Bimbang Beri Dukungan pada Ganjar atau Prabowo di Pilpres 2024
Koalisi PKB dan Gerindra Terancam Bubar
Muncul isu terkait sosok calon wakil presiden (cawapres) yang diusung mendamping Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres).
Dilansir TribunWow.com, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kian menjadi sorotan dari berbagai tokoh yang dijagokan.
Namun, hal ini justru menimbulkan reaksi negatif dari PKB yang sudah menyatakan berpartner dengan Partai Gerindra dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Baca juga: Pamer Foto Bareng Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto hingga Puan, Gibran: Makan Saja
Sebelumnya, santer dikabarkan bahwa Prabowo akan berpasangan dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Namun, menyusul kabar bahwa Ganjar dan Prabowo menjadi pasangan baru yang digadang-gadang, koalisi Partai Gerindra dan PKB diklaim berada di ujung tanduk.
Bahkan saat ditemui di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (21/11/2022), Muhaimin mengklaim akan membentuk poros baru.
"Saya bikin komposisi lain (jika Prabowo-Ganjar berpasangan)," ujar Muhaimin dikutip Kompas.com, Rabu (23/11/2022).

Baca juga: Reaksi Spontan Prabowo Subianto saat Jokowi Minta Maaf dan Sebut sang Menhan akan Jadi Presiden
Menanggapi polemik tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai koalisi PKB dan Gerindra sudah diujung tanduk.
"Koalisi Gerindra-PKB hampir pasti bubar, akibat cinta bertepuk sebelah tangan," kata Umam pada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).
Menurutnya, Muhaimin memiliki ambisi tersendiri setelah sempat didorong untuk menjadi capres oleh PKB.
Ia kemudian memilih legowo untuk menjadi cawapres berdampingan dengan Prabowo.
Namun, karena potensinya semakin mengecil untuk berpasangan dengan Prabowo, maka Muhaimin diduga kembali melakukan evaluasi atas koalisi dengan Gerindra.
"Prabowo dan Gerindra sendiri tampak tidak percaya dengan kapasitas Cak Imin dalam mendongkrak elektabilitasnya guna memenangkan kontestasi Pilpres 2024," beber Umam.
"Peluangnya menjadi cawapres kian mengecil dan posisinya seolah dipandang sebelah mata oleh teman koalisi," tandasnya.(TribunWow.com/Via)