Piala Dunia 2022
Gagal Jualan Minuman Beralkohol di Piala Dunia 2022 Qatar, Budweiser Pilih Lakukan Giveaway Bir
Begini nasib perusahaan bir asal AS yakni Budweiser yang gagal menjual minuman beralkohol selama Piala Dunia 2022 berlangsung.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Di sisi lain, Federico Ferraz selaku koordinator fans asal Portugal mengkritik keputusan Qatar dan FIFA soal bir yang menurutnya terlalu mendadak.
"Apakah mereka takut fans tidak akan datang ke sini (Qatar) jika mereka melarang alkohol lebih awal?" ujar Ferraz.
Sebagai informasi, alkohol masih bisa didapatkan di hotel-hotel, rumah pribadi dan wilayah festival Fan FIFA selama kejuaraan Piala Dunia 2022 berlangsung.
Baca juga: Demi Neymar, Pemain Timnas Brasil Ini Usir Teman Satu Tim saat Foto Bareng hingga Maki-maki Reporter
Asosiasi Fans Ngamuk Simbol LGBT Dilarang
FIFA memiliki sikap yang tegas dalam pelaksanaan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Para pemain tim nasional (timnas) negara yang menjadi peserta Piala Dunia 2022 diancam akan dikenakan sanksi saat bermain berupa kartu kuning jika nekat menggunakan simbol dukungan terhadap kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Dikutip TribunWow dari skynews, hal ini mengundang protes tidak hanya dari para pemain tapi juga dari penonton dan fans.
Baca juga: Melempem di Klub, Kapten Man United Gemilang di Timnas Inggris Pada Laga Perdana Piala Dunia 2022
Asosiasi suporter sepak bola di Inggris alias Football Supporters Association (FSA) geram lantaran FIFA dinilai tidak peduli kepada keberadaan kaum LGBT.
FSA menyampaikan kaum LGBT saat ini sedang merasa marah kepada FIFA.
"Hari ini kami merasa dikhianati," jelas FSA.
FSA kemudian menyindir Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 yang tidak memiliki rasa toleransi kepada kaum LGBT hingga wanita.
"Jangan pernah lagi Piala Dunia diselenggarakan semata-mata atas dasar uang dan infrastruktur," kata FSA.
"Jangan ada negara yang tidak memenuhi hak LGBT+, hak perempuan, hak pekerja atau hak asasi manusia universal lainnya boleh diberi kehormatan menjadi tuan rumah Piala Dunia," tegas FSA.
Seperti yang diketahui, asosiasi sepak bola dari Inggris, Wales, dan enam negara lain telah membuat pernyataan bersama bahwa mereka tidak akan mengorbankan nasib pemain hanya gara-gara aksesoris simbol dukungan terhadap LGBT.
Pernyataan bersama ini disampaikan oleh asosiasi sepak bola dari Inggris, Wales, Belgia, Denmark, Jerman, Belanda, dan Swiss.