Konflik Rusia Vs Ukraina
Ditahan di Ukraina, Tentara Rusia Sebut Dipaksa Berbohong Mengaku Berstatus Pelajar
Tentara Rusia yang baru saja bebas dalam pertukaran tahanan menceritakan bagaimana dirinya diperlakukan di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Pada Kamis (3/11/2022) kemarin, Rusia dan Ukraina baru saja melakukan pertukaran tahanan.
Dalam proses tersebut, pasukan militer Rusia dan Ukraina bertukar sebanyak 107 tentara yang menjadi tahanan perang.
Dikutip TribunWow dari rt, sejumlah tentara yang dibebaskan pada pertukaran tahanan kemarin mengaku diperlakukan secara tak manusiawi oleh tentara Ukraina ketika mereka masih ditahan.
Baca juga: Umumkan 74 Ribu Tentara Rusia Tewas saat Konflik, Kemenhan Ukraina Tulis Cuitan Bernada Menantang
Seorang tentara Rusia eks tahanan perang menyampaikan, ada rekannya yang dipukuli hingga tewas.
"Tiga bulan itu adalah neraka hidup. Saya tidak ingin orang lain mengalaminya," ucap tentara yang bebas.
"Kita dipaksa untuk berjalan dalam kondisi cuaca dingin selama 16 jam hanya menggunakan kaos, celana panjang tipis, dan sandal," kata tentara Rusia yang lain yang baru saja dibebaskan dalam pertukaran tahanan.
Berdasarkan kesaksian tentara yang lain, para tentara Rusia dipaksa untuk menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Ukraina jika ingin mendapat jatah makan.
Terdapat juga instruksi untuk berbohong yang diberikan oleh tentara Ukraina kepada para tahanan perang.
Seorang tentara mantan tahanan perang di Ukraina mengaku diperintah untuk mengaku berstatus pelajar yang menjadi sukarelawan dan dikirim ke medan perang.
Menurut seorang tahanan perang, kesaksian bohong tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat propaganda.
Lalu ketika tim palang merah internasional datang berkunjung, para tentara Rusia dipaksa mengaku mereka diperlakukan manusiawi oleh para tentara Ukraina.
Para tentara Ukraina mengancam akan melakukan sesuatu jika instruksi mereka dilanggar oleh para tahanan perang.
Baca juga: Rusia Mengaku Sudah Tarik Mundur Pasukan di Kherson, Ukraina Justru Makin Waspada, Mengapa?

Di sisi lain, seorang pejabat yang ditempatkan di Moskow di wilayah Kherson telah mengindikasikan pasukan Rusia mundur dari tepi barat sungai Dnieper.
Dilansir TribunWow.com, Amerika Serikat menyuarakan nada optimis tentang kemampuan Ukraina untuk merebut kembali kota selatan Kherson.
Namun, Kyiv justru lebih waspada karena menduga bahwa Rusia telah menyiapkan serangan kejutan untuk menjebak mereka.