Breaking News:

Terkini Internasional

Kronologi Korea Utara dan Korea Selatan Saling Tembak Rudal, Terjadi di Tengah Duka Tragedi Itaewon

Korea Utara dan Korea Selatan saling berbalas rudal di saat air mata belum mengering akibat tragedi Itaewon.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Jung Yeon-je/AFP
Orang-orang menonton televisi yang menayangkan siaran berita rekaman uji coba rudal Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul pada 30 Januari, setelah Korea Utara dicurigai oleh militer Korea Selatan telah menembakkan rudal balistik. Terbaru, Korea Utara dan Korea Selatan saling balas tembakkan rudal pada Rabu (2/11/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Korea Utara dan Korea Selatan saling menembakkan rudal yang mendarat di perairan lepas pantai masing-masing untuk pertama kalinya, Rabu (2/11/2022).

Dilansir TribunWow.com, Korea Utara meluncurkan rudal yang mendarat kurang dari 60 km (37 mil) dari kota Sokcho di Selatan, yang dibalas Korea Selatan tiga jam kemudian.

Tragisnya, konflik terbuka ini terjadi ketika Korea Selatan masih dalam masa duka atas tragedi di Itaewon, Seoul, pada Minggu (30/10/2022).

Baca juga: Korea Utara Tuding Ada Benda Asing di Perbatasan Korea Selatan yang Akibatkan Peningkatan Covid-19

Dilaporkan bbc.com, menurut pejabat Korea Selatan, Korea Utara menembakkan sedikitnya 10 rudal ke arah timur dan barat pada hari ini.

Setidaknya satu rudal Korea Utara yang diluncurkan sebelum pukul 09:00 (00:00 GMT) waktu setempat pada hari Rabu, mendarat sekitar 26 km selatan perbatasan, 57 km timur Sokcho dan 167 km barat laut pulau Ulleung.

Ini memicu sirene serangan udara di Ulleung, di mana penduduk telah diminta mengungsi ke tempat penampungan bawah tanah.

Peluncuran itu segera menjadi perhatian otoritas Korea Selatan dan Jepang yang dengan cepat mengutuk eskalasi konflik dari Pyongyang.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyebutnya sebagai invasi teritorial yang efektif, meskipun rudal itu mendarat di luar perairan teritorial Korea Selatan.

Ia berjanji tak akan tinggal diam akan membalas dengan cepat dan tegas.

Militer Korea Selatan juga mengatakan penembakan rudal ini adalah pelanggaran yang tidak dapat diterima atas wilayahnya.

Sekitar tiga jam kemudian, Korea Selatan menembakkan tiga rudal presisi udara-ke-darat dari pesawat tempur ke perairan lepas pantai timur Korea Utara.

Penembakan itu merupakan eskalasi dari ketegangan yang makin meningkat tahun ini.

Di mana sebelumya telah terjadi lebih dari 50 peluncuran rudal dari Korea Utara, termasuk satu rudal balistik yang melewati Jepang.

Korea Selatan kembangkan rudal balistik setara kekuatan senjata nuklir taktis pada Kamis (2/9/2021).
Korea Selatan kembangkan rudal balistik setara kekuatan senjata nuklir taktis pada Kamis (2/9/2021). (YouTube/Yonhapnews)

Baca juga: WNA Ungkap saat Terjadi Tragedi Halloween di Itaewon, Masih Ada yang Minum-minum dan Bernyanyi

Adapun tiga rudal yang ditembakkan Seoul, diklaim mendarat dengan jarak yang sama melewati Garis Batas Utara (NLL).

Berdasarkan hukum internasional, negara hanya dapat menetapkan klaim teritorial atas 12 mil laut dari laut yang berbatasan dengan tanah mereka.

Sebagaimana diketahui, garis demarkasi menandai titik tengah perbatasan laut antara Korea Utara dan Selatan, tetapi Korea Utara tidak pernah mau menerima ketentuan tersebut.

Pada hari Selasa, Korea Utara memperingatkan bahwa Korea Selatan dan AS akan membayar harga paling mengerikan dalam sejarah jika mereka melanjutkan latihan militer bersama.

Pasalnya, Presiden Korea Utara Kim Jong Un memandang hal ini sebagai ancaman terselubung untuk menggunakan senjata nuklir.

Korea Utara juga diperkirakan akan melanjutkan uji coba senjata nuklir segera setelah jeda lima tahun.

Sementara Intelijen AS dan Korea Selatan mengatakan Pyongyang telah menyelesaikan semua persiapan yang diperlukan.

Peluncuran rudal ini terjadi selama masa berkabung nasional di Korea Selatan, menyusul tragedi di Itaewon, Seoul pada akhir pekan yang menewaskan lebih dari 150 orang.

Baca juga: Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Rudal Jelajah Baru, Kim Jong Un Tak Terlihat Hadir

Korea Selatan Jadikan Itaewon Zona Bencana Spesial

Hingga Senin (31/10/2022), tercatat ada 154 korban tewas dan 133 orang luka-luka akibat berdesak-desakkan dan terinjak-injak saat perayaan hari Halloween di Itaewon, Yongsan-gu, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022).

Pemerintah Korsel sendiri telah menyatakan akan melakukan investigasi mendalam terhadap kasus ini.

Dikutip TribunWow dari kbs, selain melakukan investigasi, pemerintah Korsel telah menetapkan tujuh hari waktu berduka yang dimulai sejak Minggu (30/10/2022).

Baca juga: Lebih dari 1 Jam Seorang Pria di Itaewon Berusaha Tarik Pacarnya yang Tertindih Kerumunan

Pemerintah Korsel juga berencana mendirikan sebuah altar untuk mengenang para korban tragedi Itaewon.

Selama masa berduka, seluruh pejabat pemerintahan Korsel akan mengibarkan bendera setengah tiang dan mengenakan pita untuk menghormati korban.

Pemerintah Korsel juga telah menetapkan untuk menunda segala macam acara yang sifatnya tidak mendesak.

Perdana Menteri Korsel, Han Duck-soo mengatakan, saat ini distrik Yongsan telah ditetapkan sebagai zona bencana spesial.

Setelah ditetapkan sebagai zona bencana spesial, Yongsan akan menerima bantuan finansial dari pemerintah pusat.

Pemerintah pusat juga menyatakan akan memberikan bantuan kepada keluarga korban dan mereka yang terluka dalam tragedi Halloween.

Insiden ini turut menarik perhatian banyak pihak termasuk dari selebgram sekaligus dokter spesialis unit gawat darurat, Dokter J Mack Slaughter.

Dikutip TribunWow lewat akun sosial medianya @dr.jmack, dr. J Mack turut menyampaikan ucapan duka.

Penampakan ambulans dan damkar memenuhi area Itaewon seusai ratusan orang tewas akibat desak-desakkan dan terinjak-injak, Sabtu (29/10/2022).
Penampakan ambulans dan damkar memenuhi area Itaewon seusai ratusan orang tewas akibat desak-desakkan dan terinjak-injak, Sabtu (29/10/2022). (Youtube the strait times)

Baca juga: Terkenal karena Restoran di Gang-gang Sempit, Ada 300 Ribu Orang di Itaewon saat Tragedi Halloween

Dokter J Mack menjelaskan bahaya dari berdesak-desakkan yang dapat menyebabkan orang kesulitan bernapas karena terhimpitnya dada membuat seseorang tidak bisa menghirup oksigen.

Selain bahaya dari henti napas, dr. J Mack turut menyampaikan bahaya orang yang tergencet di bawah kerumunan.

Diunggah pada akun YouTube WFAA, dr. J Mack sempat memberikan sejumlah tips cara menyelamatkan diri dari kerumunan.

Berikut tips dari dr. J Mack untuk menyelamatkan diri jika terjebak di kerumunan massa:

1. Angkat kedua tangan layaknya petinju yang sedang bertahan, letakkan tangan di daerah dada supaya dada memiliki ruang untuk bernapas.

2. Berusaha untuk terus berdiri, jika terjatuh usahakan kembali berdiri dengan cara menginjakkan satu kaki terlebih dahulu.

3. Jangan panik lalu melawan arus kerumunan.

4. Saat terjebak di kerumunan, usahakan hindari pusat keramaian yang menjadi titik di mana banyak orang yang akan tergencet.

Dokter J Mack menjelaskan, berdesak-desakkan selain menyebabkan henti napas juga memiliki risiko berupa merusak organ dalam seperti paru-paru yang tertusuk tulang yang patah.

Selebgram sekaligus dokter spesialis unit gawat darurat, Dokter J Mack Slaughter memberikan cara untuk selamatkan diri dari kerumunan massa. Foto kanan: Penampakan kerumunan orang merayakan Halloween di Itaewon saat terjadinya tragedi 151 orang tewas terinjak-injak, Sabtu (29/10/2022).
Selebgram sekaligus dokter spesialis unit gawat darurat, Dokter J Mack Slaughter memberikan cara untuk selamatkan diri dari kerumunan massa. Foto kanan: Penampakan kerumunan orang merayakan Halloween di Itaewon saat terjadinya tragedi 151 orang tewas terinjak-injak, Sabtu (29/10/2022). (Kolase YouTube SBS News dan Youtube WFAA)

Baca juga: Buntut Tragedi Malam Halloween Itaewon, SM Entertainment Batal Gelar Pesta SMTOWN WONDERLAND 2022

Dikutip TribunWow dari Kompastv, menurut penjelasan Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto, Itaewon terkenal menjadi tempat berkumpul remaja dan anak-anak muda berusia 20-30 tahun.

Para remaja tersebut biasa berkumpul tiap malam untuk sekadar nongkrong hingga makan dan minum-minum.

Gandi menceritakan, daerah Itaewon selalu ramai bahkan di hari biasa.

"Menurut catatan semalam pada saat peringatan Halloween, ada 300 ribu orang di sana," ujar Gandi, Minggu (30/10/2022).

"Dan perlu diketahui, Itaewon ini daerahnya tidak terlalu luas."

"Restoran dan bar itu berada di tempat-tempat gang yang sempit," ungkap Gandi.

Dikutip TribunWow dari koreatimes.co.kr, mayoritas korban tagedi di Itaewon diketahui berusia 20an tahun.

Insiden ini terjadi pada Sabtu (29/10/2022) malam ketika ratusan orang berbondong-bondong mendatangi Itaewon yang terkenal sebagai distrik tempat hiburan malam. (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita lain terkait

Tags:
Terkini InternasionalKorea UtaraKorea SelatanItaewonRudal
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved