Konflik Rusia Vs Ukraina
Moderator Panik saat Presiden Rusia Vladimir Putin Terdiam seusai Candaan soal Potensi Kiamat Nuklir
Momen unik terjadi ketika Putin ditanyakan soal potensi kiamat nuklir di tengah memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Penggunaan senjata nuklir menjadi hal yang paling dikhawatirkan oleh banyak negara di tengah memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Rusia sendiri sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda serius menggunakan senjata nuklir dalam konflik di Ukraina.
Dikutip TribunWow dari rt, obrolan tentang nuklir ini juga sempat dibicarakan saat Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri sebuah acara diskusi di Moskow pada Kamis (27/10/2022).
Baca juga: Rusia Kekurangan Pasokan, Putin Putar Otak agar Bisa Memberi Makan Tentaranya di Ukraina
Dalam acara tersebut, moderator acara bernama Fyodor Lukyanov berkelakar mengungkit kembali pernyataan Putin pada tahun 2018 silam.
Kala itu pada tahun 2018, Putin sempat menyampaikan pernyataan bahwa warga Rusia semuanya akan pergi ke surga jika terjadi kiamat nuklir.
Pernyataan ini kemudian diungkit kembali oleh Lukyanov.
"Kami menjadi sedikit khawatir mengingat komentar Anda," ujar Lukyanov merujuk pada komentar Putin tahun 2018 silam.
"Kita tidak sedang terburu-buru pergi ke sana (surga) kan?" canda Lukyanov.
Audiens pun tertawa mendengar candaan Lukyanov.
Namun di tengah tawa audiens, Presiden Rusia Vladimir Putin justru terdiam cukup lama.
Akhirnya Lukyanov kembali buka suara.
"Sekarang Anda diam ini mulai mengkhawatirkan," ujar Lukyanov.
Mendengar hal tersebut, Putin akhirnya tertawa.
"Saya sengaja diam untuk mengkhawatirkan Anda," kata Putin.
"Efeknya berhasil," sambungnya.
Baca juga: Rusia Klarifikasi soal Pesan ke Ukraina, Putin Tegaskan Tidak Minta Dibantu Kirim Pesan ke Zelensky

Biden Peringatkan Dunia akan Kiamat
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan bahwa dunia akan kiamat jika Presiden Rusia Vladimir Putin memilih untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Biden menjelaskan, sejak 60 tahun terakhir, baru kali ini dunia menghadapi besarnya kemungkinan terjadi perang nuklir.
Dikutip TribunWow dari theguardian, peringatan ini disampaikan oleh Biden saat memberikan pidato di acara penggalangan dana di New York.
Baca juga: Jawab Ancaman Nuklir Rusia, Warga Ukraina Agendakan Pesta Seks Massal Lewat Telegram
Menurut Biden, Putin benar-benar serius ingin menggunakan senjata nuklir karena buruknya performa para tentara Rusia.
“Dia tidak bercanda ketika dia berbicara tentang potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologi atau kimia," jelas Biden, Kamis (6/10/2022) malam.
Intelijen AS menyebut, Putin saat ini mulai menyadari Rusia kalah di Ukraina yang menyebabkan kekuasaannya terancam.
Kondisi ini disebut akan terus mendorong Putin semakin berani menggunakan senjata nuklir.
AS sendiri dipastikan akan memberikan respons serius jika Presiden Rusia Vladimir Putin nekat menggunakan senjata nuklir dalam konflik di Ukraina.
Bahkan tak tertutup kemungkinan AS akan memimpin NATO melakukan serangan membasmi pasukan militer Rusia di Ukraina.
Dikutip TribunWow dari theguardian, prediksi reaksi AS ini disampaikan oleh eks bos badan intelijen AS alias CIA sekaligus purnawirawan jenderal bintang 4, yakni David Petraeus.
Baca juga: Rebut 4 Provinsi Ukraina, Putin Ajak Akhiri Invasi Rusia hingga Tuding Barat sebagai Penyembah Setan
Petraeus mengakui belum berkomunikasi langsung dengan penasihat keamanan AS Jake Sullivan terkait respons AS terhadap skenario Rusia menggunakan senjata nuklir.
Namun Petraeus memastikan AS akan bereaksi keras jika Putin benar-benar nekat menggunakan senjata nuklir.
“Hanya untuk memberi Anda hipotesis, kami (AS) akan merespons dengan memimpin NATO mengalahkan setiap kekuatan konvensional Rusia yang dapat kami lihat dan identifikasi di medan perang di Ukraina dan juga di Krimea dan setiap kapal di Laut Hitam," ungkap Petraeus.
Petraeus menjelaskan, serangan Rusia ke Ukraina memang tidak akan bisa melibatkan langsung AS ke dalam perang karena Ukraina bukan lah anggota NATO.
Tetapi jika radiasi senjata nuklir Rusia menyebar hingga ke wilayah negara Anggota NATO maka hal tersebut dapat dikategorikan sebagai serangan Rusia ke negara NATO.
Petraeus melanjutkan, pada akhirnya konflik harus diselesaikan lewat jalur negosiasi.
5 Syarat Wajib untuk Perdamaian di Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membahas kemungkinan negaranya berdamai dengan Rusia.
Zelensky menyebut ada lima syarat untuk solusi damai antara Ukraina dan Rusia.
Dikutip TribunWow dari bbc, solusi ini disampaikan oleh Zelensky saat memberikan pidato di Majelis Umum Tahunan PBB, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: Rusia Disebut Takut Kalah, Penasihat Zelensky Soroti Siasat Putin Manipulasi Wilayah Ukraina
Zelensky menegaskan lima syarat ini adalah hal wajib yang tidak bisa dinegosiasikan lagi.
Lima syarat tersebut adalah:
1. Hukuman untuk agresor/penyerang (Rusia)
2. Perlindungan kehidupan
3. Pemulihan keamanan dan integritas teritorial
4. Jaminan keamanan
5. Kebulatan tekad
Terkait hukuman untuk penyerang, Zelensky mengusulkan digelar pengadilan khusus untuk menghukum Rusia atas invasi ke Ukraina.
Menurut Zelensky hukuman ini sebagai tanda bahwa Rusia menghargai perdamaian.
"Kami telah menyiapkan langkah-langkah yang tepat untuk menggelar pengadilan tersebut," kata Zelensky.
Selanjutnya soal kebulatan tekad, Zelensky mengatakan tanpa adanya kebulatan tekad, empat syarat yang lain tidak akan berjalan.
Terkait netralitas, Zelensky menyebut hal tersebut tidak masuk dalam formulanya.
Seperti yang diketahui, Rusia dalam negosiasi damai meminta Ukraina netral tidak bergabung dengan blok manapun termasuk NATO.(TribunWow.com/Anung/Via)