Konflik Rusia Vs Ukraina
Ukraina Makin Mendekat, Pejabat Rusia Peringatkan Warga Sipil untuk Segera Meninggalkan Kherson
Pejabat daerah tunjukan Rusia peringatkan warga Kherson untuk segera mengungsi lantaran tentara Ukraina semakin mendekat.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pihak berwenang yang ditempatkan Rusia di Kherson mendesak penduduk untuk segera mengevakuasi diri.
Dilansir TribunWow.com, anjuran tersebut disampaikan lantaran pasukan Ukraina semakin gencar melakukan serangan balasan untuk merebut kembali wilayahnya.
Diduga dalam waktu dekat, pasukan Ukraina akan kembali menginjakkan kaki di Kherson.
Baca juga: Kejadian Langka, Menhan Rusia Diskusikan Nasib Ukraina dengan Menhan AS Lewat Telepon
Dikutip dari Al Jazeera, pada Sabtu (22/10/2022), pemerintah daerah Kherson memposting pesan di aplikasi Telegram menginstruksikan warga sipil untuk meninggalkan kota.
Pihak berwenang yang ditunjuk Rusia tersebut mengutip situasi genting dan ancaman penembakan serta dugaan rencana 'serangan teror' oleh pasukan Ukraina.
Mereka mendesak warga sipil untuk menggunakan perahu penyeberangan di atas sungai untuk bergerak lebih jauh ke wilayah yang dikuasai Rusia.
Sebagaimana diketahui, Rusia merebut provinsi Kherson pada hari-hari awal perang dan menduduki bagian lain wilayah itu pada bulan-bulan berikutnya.
Kherson adalah satu dari empat wilayah yang dicaplok Presiden Rusia Vladimir Putin secara ilegal bulan lalu.
Pada hari Kamis (20/10/2022), Putin mengumumkan darurat militer di wilayah tersebut di tengah serangan balasan yang terus berlanjut oleh pasukan Ukraina.

Baca juga: Zelensky Girang, Pasukan Ukraina Berhasil Rebut Sebagian Kherson dan Buat Pasukan Rusia Kelaparan
Otoritas Kherson yang didukung Kremlin sebelumnya mengumumkan rencana untuk mengevakuasi semua pejabat yang ditunjuk Rusia dan sebanyak 60.000 warga sipil di seberang sungai.
Menurut pemimpin lokal Vladimir Saldo, evakuasi tersebut akan menjadi pemindahan bertahap yang terorganisir.
Menurut pejabat Rusia lainnya, Kirill Stremousov, diperkirakan 25.000 orang dari wilayah itu telah menyeberangi sungai.
Ia juga menekankan warga sipil dengan suka rela pindah tanpa adanya pemaksaan.
"Orang-orang aktif bergerak karena hari ini prioritas mereka adalah untuk hidup. Kami tidak pernah menyeret siapa pun ke mana pun," tegas Stremousov.