Konflik Rusia Vs Ukraina
Kejadian Langka, Menhan Rusia Diskusikan Nasib Ukraina dengan Menhan AS Lewat Telepon
Sebuah kejadian langka terjadi saat Menteri Pertahanan Rusia melakukan diskusi dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS).
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Setelah lama putus komunkasi, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mendadak mengumumkan telah melakukan diskusi lewat sambungan telepon dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin.
Keduanya melakukan diskusi pada Jumat (21/10/2022) kemarin.
Dikutip TribunWow dari rt, berdasarkan pengumuman yang disampaikan oleh pasukan militer Rusia, diskusi antara kedua menteri tersebut membahas soal isu keamanan internasional dan kondisi terkini di Ukraina.
Baca juga: Zelensky Sebut Ratusan Ribu Warga Ukraina Terancam Jadi Korban Banjir karena Rencana Serangan Rusia
Pihak AS turut mengonfirmasi adanya kontak antara Shoigu dan Austin.
Kementerian Pertahanan AS menjelaskan pentingnya tetap menjalin komunikasi dengan Rusia di tengah konflik yang terjadi di Ukraina.
Seperti yang diketahui, terakhir kali Rusia dan AS melakukan kontak adalah pada Mei 2022 lalu.
Keduanya tidak menjelaskan secara detail apa isi diskusi pada saat itu.
Namun diketahui diskusi saat itu berlangsung selama satu jam tanpa adanya hasil konkrit.
Kala itu diskusi diinisiasi oleh AS.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Namun Lavrov menyatakan sampai saat ini belum ada proposal untuk adanya diskusi antara Vladimir Putin dan Joe Biden.
Dikutip TribunWow dari skynews, menanggapi pernyataan Lavrov, pemerintah AS menilai belum ada keseriusan dari pihak pemerintah Rusia.
Baca juga: Waga Rusia Pro Perang Rayakan Serangan Misil ke Ukraina, Ada yang Joget hingga Kadyrov Ngaku Senang
Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price.
Price menyampaikan, jika memang Rusia serius ingin melakukan negosiasi maka langkah pertama adalah wajib menghentikan serangan di Ukraina.
"Kami tidak melihat ini sebagai tawaran konstruktif dan sah untuk terlibat dalam dialog dan diplomasi yang mutlak diperlukan untuk mengakhiri perang agresi brutal ini," ujar Price.