Konflik Rusia Vs Ukraina
Dicecar Media Asing, Jokowi Jawab soal Berpihak ke Rusia atau Ukraina, Singgung Putin dan Zelensky
Presiden Indonesia Joko Widodo menjawab pertanyaan terkait kehadiran Presiden Rusia Putin dan Presiden Ukraina Zelensky dalam KTT G20.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
Sejumlah negara seperti Amerika dan Australia sempat meminta agar Rusia dilarang datang ke KTT G20.
Jokowi pun ditanya terkait apakah pemikiran untuk mengucilkan Putin seperti yang dilakukan sejumlah negara itu pernah terlintas di kepalanya.
"Mengucilkan tidak menyelesaikan masalah, tapi justru menambah masalah," ucap Jokowi.
"Yang penting di sini adalah bagaimana untuk menciptakan dialog, sebuah perundingan untuk menciptakan kesepakatan."
Jokowi kembali ditanya mengenai persetujuannya mengenai tudingan bahwa Rusia sudah melakukan kejahatan perang saat menyerang Ukraina.
Tak memberikan jawaban terang, Jokowi hanya menegaskan bahwa perundingan adalah satu-satunya jalan untuk berdamai.
Bahkan menurutnya, sanksi seperti yang dijatuhkan negara-negara Barat kepada Rusia tidak akan menyelesaikan masalah.
"Kembali lagi, ini akan lebih baik diselesaikan melalui meja perundingan, dengan duduk bersama mencari solusi bersama, bukan sanksi," tandasnya.
Baca juga: Media Asing Sebut Pakar Bingung Apa yang Diraih Jokowi seusai Kunjungi Rusia dan Ukraina
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 01.30:
Hasil Diskusi dengan Putin dan Zelensky
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membeberkan pengalamannya saat bertandang ke wilayah konflik di Rusia dan Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, pada saat itu, Jokowi sempat berdiskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Ia pun menerangkan topik yang dibahas kala itu adalah tentang krisis pangan dunia yang terjadi akibat perang.
Baca juga: Bukti Rusia Curi Gandum Ukraina, Turki Tahan Kapal Kargo yang Diduga akan Jual Hasil Rampasan
Hal ini diungkapkannya saat menghadiri acara "Zikir dan Doa Kebangsaan 77 Tahun Indonesia Merdeka" di halaman Istana Merdeka Jakarta, Senin (1/8/2022).
Ia menyoroti ketersediaan gandum yang menipis di seluruh dunia.