Breaking News:

Tragedi Arema Vs Persebaya

Sebut Video CCTV Tragedi Kanjuruhan Lebih Ngeri dari yang Beredar, Mahfud MD Ungkap Hasil Temuan

Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang disebut lebih mengerikan daripada video yang beredar di televisi atau media sosial.

Kolase YouTube Najwa Shihab dan YouTube Kompastv
Foto kanan: Penampakan kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam. Foto kiri: Mahfud MD. Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang disebut Mahfud MD lebih mengerikan daripada video yang beredar di televisi atau media sosial. 

TRIBUNWOW.COM - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang disebut lebih mengerikan daripada video yang beredar di televisi atau media sosial.

Temuan ini diungkap oleh Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) kasus tragedi Stadion Kanjuruhan, Mahfud MD, yang melihat kejadian via CCTV.

Dalam CCTV itu, terekam jelas bagaimana para korban meninggal di tengah kerusuhan.

Baca juga: VIDEO LPSK Ungkap Detik-detik Mengerikan Suporter Masuk Lapangan hingga Terjadi Tragedi Kanjuruhan

"Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh, proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun medsos," ungkap Mahfud MD dalam keterangan pers, Jumat (14/10/2022) siang.

Menurut Mahfud MD, ada 32 CCTV yang dimiliki aparat yang direkonstruksi.

"Jadi itu lebih mengerikan dari sekadar semprot mati semprot mati gitu."

"Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama, satu bisa keluar, satu tertinggal, yang di luar balik lagi untuk nolong temannya, terinjak-injak, mati," kata Mahfud MD.

CCTV juga merekam adanya suporter yang berusaha memberikan bantuan pernapasan rekannya yang sudah tidak bisa bernapas.

Namun saat mencoba membantu, ia juga turut menjadi korban.

"Lebih mengerikan dari yang beredar, karena ini ada di CCTV," ujarnya.

Gas Air Mata Jadi Penyebab Utama

Lebih lanjut, Mahfud MD menekankan seluruh korban tragedi Kanjuruhan disebabkan karena adanya semprotan gas air mata.

"Yang mati dan cacat, serta sekarang kritis, dipastikan itu terjadi karena desak-desakan, setelah ada gas air mata yang disemprotkan, itu penyebabnya," ungkapnya.

Baca juga: Direnovasi Total Tahun 2023, Markas Arema FC akan Dibangunkan Monumen untuk Ingat Tragedi Kanjuruhan

Adapun tingkat keberbahayaan atau racun dari gas air mata itu, saat ini sedang diperiksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Tetapi, apapun hasil pemeriksaan dari BRIN, tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," tegas Mahfud MD.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Mahfud MDStadion KanjuruhanCCTVGas Air Mata
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved