Tragedi Arema Vs Persebaya
Kengerian Video CCTV Pintu 13 setelah Arema FC Vs Persebaya, TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Miris Sekali
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) membeberkan temuan pada tragedi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Rekarinta Vintoko
Penyebab Pintu Stadion Kanjuruhan Masih Ditutup
Polisi sudah menetapkan enam tersangka tragedi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).
Satu di antaranya adalah Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris yang diduga lalai hingga membuat 131 korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
Pintu Stadion Kanjuruhan masih tertutup ketika pendukung Arema FC, Aremania hendak keluar karena panik kericuhan di dalam.
Hingga akhirnya Aremania berdesak-desakan dan kekurangan oksigen saat mencari jalan keluar stadion.
Ditambah lagi dengan kondisi gas air mata yang memberatkan membuat korban tragedi Kanjuruhan mulai berjatuhan.
Padahal menurut aturan pintu stadion dibuka 10 menit sebelum laga selesai.
Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com pada Minggu (9/10/2022), Abdul Haris membeberkan penyebab pintu Stadion Kanjuruhan masih ditutup.
Abdul Haris menyebut ada beberapa oknum yang sengaja tidak membukakan pintu Stadion Kanjuruhan.
Bahkan, Abdul Haris memiliki bukti berupa rekaman CCTV terkait hal tersebut.

Selain itu, Abdul Haris juga mendapatkan laporan dari Security Officer Suko Sutrisno bahwa pintu Stadion Kanjuruhan seluruhnya sudah dibuka.
Seperti diketahui, Security Officer Suko Sutrisno juga menjadi satu di antara enam orang yang ditetapkan menjadi tersangka.
"Sesuai SOP semua pintu harus terbuka, kalau memang tertutup, mohon maaf kalau ada oknum yang menutup itu ada di CCTV," ujar Abdul Haris.
"Semua ada di CCTV. Mulai jelang pertandingan, kick off sampai selesai ada CCTV-nya," tambahnya.
"Di situ juga ada portir, ada PAM, ada dari kepolisian di setiap pintu. Saya ada di tengah."
"Yang jelas laporan dari Pak Suko semua pintu sudah dibuka."
Bukti CCTV dari Abdul Haris pun sudah diserahkan pada pihak kepolisian.
Selanjutnya, bukti CCTV akan menjadi materi penyelidikan tragedi Kanjuruhan.
"Selebihnya itu sudah masuk materi penyidikan, jadi biar ranahnya tim bagian hukum yang menyampaikan," kata Abdul Haris. (TribunWow.com)