Tragedi Arema Vs Persebaya
Detik-detik Aremania Geruduk Lapangan Hampiri Pemain Arema FC Diungkap Komnas HAM, Berikut Motifnya
Komnas HAM ungkap detik-detik sebenarnya kronologi serta motif para Aremania geruduk lapangan seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: Lailatun Niqmah
Ternyata, mendiang Hutriadi sudah tiada dan dibawa ke RS Wava Husada.
"Mas Tiwus menangis di RS Wava. Saya tidak bertanya lagi. Saya lihat sudah banyak mayat di ruangan dekat IGD," terangnya.
Mengetahui sang kakak yang berada di RS Wava Husada, Kurnia Sandi langsung berinisiatif untuk mendatanginya.
Air mata saat itu tak terelakan melihat Hutriadi sudah tak bernyawa.
Akan tetapi, dari belakang, Kurnia Sandi ditenangkan oleh seorang perempuan yang tak ia kenal sebelumnya.
Perempuan itu meminta Kurnia Sandi istigfar melihat kondisi sang kakak yang sudah meninggal.
Tak lama, perempuan itu menjelaskan terkait kronologi yang menimpa Hutriadi.
Perempuan yang ditengarai Aremanita itu mengaku jika sempat ditolong oleh mendiang Hutriadi.
Bahkan, ia mengaku, jika tidak ditolong oleh korban, mungkin nyawanya kini tak terselamatkan.
"Kakak saya mengangkat perempuan itu," jelas Kurnia Sandi.
Setelah berhasil mendorong Aremanita tersebut, mendiang Hutriadi kembali masuk ke dalam stadion.
Hingga pada akhirnya, keputusan menyelamatkan Aremanita itu berujung pada Hutriadi yang harus meregang nyawa dalam insiden kerusuhan di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
"Jenazah kakak saya pulang ke rumah pada pukul 02.10 WIB," imbuhnya.
Kurnia Sandy berharap pihak Arema FC harus bertanggung jawab atas insiden nahas ini.
"Arema FC harus tangung jawab karena ada yang meninggal. Kenapa pakai gas air mata? Apa tidak memikirkan hatinya? Banyak anak-anak yang nonton juga," imbuhnya.

(TribunWow.com/Adi Manggala S)