Tragedi Arema Vs Persebaya
Tragedi Arema FC Vs Persebaya: PSSI Ungkap Alasan Pintu Keluar Stadion Kanjuruhan Tidak Dibuka Semua
Penyelidikan tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022), masih berlangsung.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Atri Wahyu Mukti
Ahmad Riyadh juga mengatakan bahwa ada beberapa pertimbangan yang membuat pintu stadion tidak dibuka hingga laga berakhir.
"Kadang-kadang itu yang menjadi pertimbangan sehingga terkadang disamakan dengan peluit akhir," ujar Ahmad Riyadh.
"Kadang-kadang juga dua menit akhir baru dibuka. Ini kondisi yang ada di lapangan. Itu yang dinilai investigasi dan bakal menjadi sistem keamanan terbaru dari PSSI dan Polri," katanya menambahkan.

Baca juga: Buntut Tragedi Arema FC Vs Persebaya Surabaya, Ketum PSSI Ramai-ramai Diminta Mundur dari Jabatannya
Media Spanyol Soroti Jumlah Korban Anak-anak
Seluruh dunia menyoroti tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).
Sebanyak 125 korban meninggal dunia dalam tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya bahkan menjadi yang terbesar ketiga sepanjang masa.
Di atas tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya terdapat kejadian nahas di Estadio Nacional di Peru pada 24 Mei 1964.
Sebanyak 328 orang meninggal dunia dalam tragedi Estadio Nacional di Peru.
Media-media di seluruh dunia menyoroti tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Satu di antaranya adalah media Spanyol, yakni Marca.com yang memberitakan malam mencekam di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari Marca.com pada Selasa (4/10/2022), media Spanyol membahas tentang jumlah anak kecil yang menjadi korban di tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Sebanyak 32 anak-anak masuk dalam daftar korban tragedi di markas Arema FC.

Bahkan, anak paling kecil yang menjadi korban tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya berusia tiga tahun.
"Berdasarkan data terakhir yang kami terima, dari 125 orang yang tewas dalam kecelakaan itu, 32 di antaranya adalah anak-anak, yang termuda adalah anak laki-laki berusia tiga atau empat tahun," kata pejabat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.