Konflik Rusia Vs Ukraina
Ngaku Diserang Membabi Buta, Rusia Tuding Ukraina Berusaha Buat Zaporizhzhia Tak Bisa Dihuni
Pihak Rusia menuding Ukraina melakukan penyerangan liar untuk membuat wilayah Zaporizhzhia tak bisa ditinggali manusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pihak Rusia menuding Ukraina sedang mencoba untuk menonaktifkan pembangkit listrik berbahan bakar gas di Zaporizhzhia, Energodar.
Dilansir TribunWow.com, serangan ini diduga dilakukan di tengah upaya perebutan kembali wilayah Ukraina yang telah dicaplok Rusia.
Menurut Rusia, pasukan Ukraina berusaha membuat wilayah tersebut tak bisa lagi ditempati.
Baca juga: Rusia Tangkap Warga AS, Tuding Tendang Polisi saat Ketegangan 2 Negara Memanas akibat Perang Ukraina
Seperti dilaporkan media Rusia RT, Rabu (5/10/2022), Zaporizhzhia merupakan satu dari empat provinsi yang baru dimasukkan ke dalam Rusia.
Gubernur wilayah tunjukan Rusia, Yevgeny Balitsky, menuding pasukan Ukraina sedang melakukan serangan artileri untuk membiarkan penduduk hidup tanpa pemanas.
"Musuh telah memfokuskan penembakan pada pembangkit listrik (berbahan bakar gas) kami untuk menggagalkan persiapan musim dingin, dan untuk menunjukkan bahwa pihak berwenang tidak mampu menghangatkan kota,” kata Balitsky kepada televisi Rusia pada hari Rabu.
Dia yakin Kiev bermaksud untuk menghancurkan infrastruktur dan membuat Energodar tidak layak huni.
"Pemerintah Ukraina ingin mendapatkan kembali kendali atas wilayah itu, tetapi tidak ingin orang-orang yang tinggal di dalamnya tetap tinggal," ujar Balitsky.

Baca juga: Rusia Tuding Ukraina dan Barat Ogah Terima Kenyataan atas Kemerdekaan Zaporizhzhia dan Kherson
Ia menambahkan, dalam 24 jam terakhir telah terjadi lebih dari 40 serangan artileri di dan sekitar kota, dengan beberapa penembakan dilakukan secara kacau.
Dia mengklaim bahwa artileri Ukraina tampaknya tidak peduli untuk memilih target bernilai tinggi, dan dengan sia-sia mengeluarkan amunisi mahal yang disediakan AS untuk menyebabkan kerusakan yang relatif kecil.
"Mereka bahkan menabrak rel kereta api. Kami menghabiskan 100.000 rubel (sekira Rp 25 juta) untuk memperbaikinya, dan mereka menghabiskan $200.000 (Rp 3 miliar). Dan menembak tanpa pandang bulu ke seluruh wilayah," tutur Balitsky.
"Amerika menuangkan banyak uang ke Ukraina, sehingga mereka dapat menghabiskan (amunisi) sepenuhnya tanpa syarat."
Rusia menguasai sebagian besar Wilayah Zaporzhzhia pada fase awal invasinya ke Ukraina.
Kemudian, tentara Moskow mengadakan referendum sepihak pada bulan lalu dengan hasil pemungutan suara yang menyatakan penduduk ingin bergabung ke Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun telah menandatangani undang-undang pada hari Selasa, yang meresmikan pemindahan Zaporzhzhia dan tiga bekas wilayah Ukraina lainnya di bawah kedaulatan Rusia.
Terang saja hal ini ditolak mentah-mentah oleh Ukraina yang menilai Rusia melakukan kecurangan.
Ukraina pun berjanji untuk menggunakan kekuatan militernya guna mengusir Rusia dari semua tanah airnya.
Baca juga: Khawatir Bencana Nuklir di Ukraina, 42 Negara Minta Putin Tarik Pasukan Rusia dari Zaporizhzhia
Ukraina Berhasil Rebut Lyman dari Rusia
Kemenangan kembali diraih oleh tentara Ukraina pada Selasa (4/10/2022) yang berhasil merebut kembali Kota Lyman yang berada di Donetsk.
Direbutnya kembali Lyman dari Rusia, disebut merupakan kemenangan besar bagi Ukraina.
Dikutip TribunWow dari skynews, hal ini disebabkan Lyman selama ini dimanfaatkan oleh pasukan militer Rusia sebagai titik transit untuk pendistribusian amunisi dan perbekalan untuk tentara ynag berada di Donetsk dan Luhansk.
Baca juga: Kadyrov Nekat Kirim 3 Anaknya Perang ke Ukraina, Diklaim Sudah Terlatih Tak Kalah dari Tentara Rusia
Kehilangan Lyman berarti Rusia sudah tidak memiliki lagi keunggulan untuk melakukan serangan di daerah timur.
Namun seorang tentara Ukraina bernama Roman menyampaikan peperangan terbesar sejauh ini adalah yang terjadi di Mariupol dulu.
Menurut Roman, pasukan militer yang dikirimkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Lyman pergi dengan sendirinya.
"Di sini mereka menembak sedikit lalu pergi," ujar Roman sambil tersenyum.
Baca juga: Usul Solusi Damai Rusia-Ukraina, Cuitan Elon Musk Dipuji Jubir Putin tapi Dimaki Diplomat Zelensky

Meski pasukan Ukraina telah berhasil merebut Lyman, kondisi kota sudah tidak seperti dulu.
Banyak bangunan dan infrastruktur yang hancur lebur tak bisa lagi dipakai.
Tidak adanya pasokan sumber energi, memaksa warga yang tinggal di Lyman mengumpulkan kayu untuk dibakar agar bisa bertahan di musim dingin.
Seorang wanita di Lyman mengaku sudah tak sanggup terus hidup di bawah tanah.
"Bahkan anjing saat ini memiliki hidup yang lebih baik dibanding kami," kata wanita tersebut.
Meski kota telah kembali dikuasai Ukraina, warga sipil yang tinggal di sana justru pesimis bisa terus hidup di Lyman karena sudah tidak ada lagi pekerjaan.
Seorang anggota polisi berusaha meyakinkan warga Lyman, bahwa otoritas akan mengupayakan agar kota bisa beroperasi normal seperti sedia kala.
Para warga balik menjawab mereka hanya ingin adanya pasokan listrik.
"Kita tidak bisa membenahi semuanya secara bersamaan," ujar polisi tersebut.
"Kami tahu Anda membutuhkannya. Kami berusaha," sambungnya.(TribunWow.com/Via/Anung/Via)