Konflik Rusia Vs Ukraina
Berhasil Rebut Lyman dari Rusia, Tentara Ukraina Sebut Pasukan Putin Seperti Tak Niat Bertahan
Menurut kesaksian seorang tentara Ukraina, pasukan Putin tidak totalitas dalam mempertahankan wilayah Lyman yang merupakan bagian dari Donetsk.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Kita tidak bisa membenahi semuanya secara bersamaan," ujar polisi tersebut.
"Kami tahu Anda membutuhkannya. Kami berusaha," sambungnya.
Baca juga: Bantu Rusia Lawan Ukraina, Ramzan Kadyrov Janji Kirim Anak-anaknya yang Masih Remaja ke Medan Perang
Putin Disebut Biang Kerok Kekalahan Rusia di Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin dituding bertanggung jawab atas kekalahan tentaranya di sejumlah wilayah Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, para veteran tentara Rusia menyebut Vladimir Putin telah menciptakan kondisi yang membuat negaranya tak berdaya.
Para pensiunan itu pun menentang keras konflik di Ukraina dan merasa pesimis terhadap jalannya perang.
Baca juga: Zelensky Resmi Daftarkan Keanggotaan Ukraina ke NATO Buntut Pencaplokan 4 Wilayahnya oleh Rusia
Dikutip The Moscow Times, Senin (3/10/2022), setelah pensiun dari Angkatan Udara Rusia dengan pangkat letnan kolonel, Vitaly Votanovsky terlibat dalam aktivisme politik di kota Krasnodar, Rusia selatan.
Sekarang, dia adalah penentang keras invasi Ukraina dan telah berulang kali ditahan karena memotret kuburan para tentara yang tewas.
"Putin menghancurkan sumber daya mobilisasi militer negara dengan tangannya sendiri dan sekarang si id**t ini telah terlibat dalam perang dengan seluruh dunia," tuding Votanovsky.
"Dia menciptakan keadaan di mana kita tidak bisa menang."
Votanovsky adalah satu dari segelintir veteran militer yang secara terbuka mengkritik serangan Rusia terhadap Ukraina dan mobilisasi wajib militer Kremlin.
Ia dan pensiunan lainnya telah menjadi sasaran undang-undang sensor masa perang dan menerima kemarahan dari mantan rekan.
"Kami (para veteran), semua berbicara dan mendiskusikan apa yang sedang terjadi," kata Nikolai Prokudin (61), veteran invasi Soviet ke Afghanistan yang menentang perang di Ukraina.
"Ada orang-orang dengan pandangan yang identik dengan saya, yang lain kurang radikal. Tetapi kebanyakan orang tertipu oleh propaganda itu," imbuhnya.

Baca juga: Polisi Rusia Dituding Rudapaksa dan Ancam Lecehkan Ramai-ramai Pendemo Anti-Wajib Militer ke Ukraina
Prokudin ikut menulis petisi tahun lalu melawan eskalasi perang di Ukraina dengan teman sesama veteran, Sergei Gulyaev, yang menjabat sebagai perwira intelijen Soviet di Afghanistan.