Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky dan Elon Musk Terlibat Twitwar Buntut Polling Usulan Perdamaian untuk Ukraina dan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyindir pengusaha kenamaan Elon Musk buntut polling di Twitter.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Instagram fans base @elonrmuskk/ Ukraine government
Kolase potret taipan kenamaan Elon Musk (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Selasa (4/10/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pengusaha kenamaan Elon Musk telah memicu perselisihan online dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dilansir TribunWow.com, Elon Musk mengunggah cuitan berisi polling untuk meminta pengguna Twitter mempertimbangkan idenya dalam mengakhiri perang Rusia.

Menyoroti usulan Elon Musk yang kontroversial, Zelensky pun balas mengunggah cuitan yang juga berisi polling dengan menyebut nama sang taipan.

Baca juga: Pasukan Ukraina Menerobos Pertahanan Rusia di Selatan, Mulai Merangsek Maju Ambil Wilayah

Dikutip akun Twitter @elonmusk, Senin (3/10/2022) Elon Musk menyarankan referendum ulang yang diawasi PBB di empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.

Hal ini sebagai tanggapan atas pemungutan suara sepihak oleh Rusia yang dikecam Kyiv dan pemerintah barat sebagai tindakan ilegal dan memaksa.

"Rusia harus pergi jika itu kehendak rakyat," tulis Elon Musk.

Kepala eksekutif Tesla tersebut juga menyarankan agar Krimea, yang direbut Moskow pada 2014, secara resmi diakui sebagai Rusia.

Selain itu ia juga menuntut keamanan pasokan air ke Krimea terjamin, dan Ukraina tetap netral tidak bergabung dengan NATO.

Elon Musk kemudian meminta pengguna Twitter untuk memilih ya atau tidak untuk idenya.

Cuitan itu sontak membuat marah warga Ukraina, hingga Zelensky menanggapi dengan jajak pendapatnya sendiri.

"@elonmusk mana yang lebih Anda sukai?," tulis Zelensky, menawarkan dua pilihan di mana satu yang mendukung Ukraina, atau mendukung Rusia.

Kolase cuitan Twitter pengusaha Elon Musk dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Senin (3/10/2022).
Kolase cuitan Twitter pengusaha Elon Musk dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Senin (3/10/2022). (Twitter @elonmusk, @ZelenskyyUa)

Baca juga: Zelensky Resmi Daftarkan Keanggotaan Ukraina ke NATO Buntut Pencaplokan 4 Wilayahnya oleh Rusia

Turut menanggapi cuitan Elon Musk, pembantu presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak menyarankan rencana perdamaian yang menurutnya lebih baik.

Dalam rencana tersebut, Ukraina mengambil kembali wilayahnya termasuk Krimea, demiliterisasi dan denuklirisasi diberlakukan di Rusia, dan para penjahat perang menghadapi pengadilan internasional.

Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andriy Melnyk, menunjukkan reaksi yang lebih berani dan terang-terangan.

"Persetan adalah balasan saya yang sangat diplomatis kepada Anda @elonmusk," cuit Melnyk.

Para pemimpin Eropa lainnya juga menyuarakan penentangan mereka terhadap rencana Musk.

"@elonmusk yang terhormat, ketika seseorang mencoba mencuri roda Tesla Anda, itu tidak membuat mereka menjadi pemilik resmi mobil atau roda tersebut. Meskipun mereka mengklaim keduanya memilih mendukungnya. Hanya mengatakan," tulis Presiden Lithuania, Gitanas Nausda.

Sebagaimana diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan invasi ke Ukraina dan berhasil merebut empat provinsi Ukraina, yakni Zaporzhzhia, Kherson, Donetsk, dan Luhanks.

Setelah mengumumkan pencaplokan tersebut, Rusia dikabarkan mulai membuka jalan damai dengan Ukraina.

Namun hingga saat ini, pihak Ukraina masih tidak terima dan terus melakukan upaya pengambilan kembali wilayah tersebut yang mulai menunjukkan hasil menggembirakan.

Baca juga: Jika Putin Nekat Pakai Nuklir, Eks Bos CIA Sebut AS akan Pimpin NATO Serbu Pasukan Rusia di Ukraina

Putin Disebut Biang Kerok Kekalahan Rusia di Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin dituding bertanggung jawab atas kekalahan tentaranya di sejumlah wilayah Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, para veteran tentara Rusia menyebut Vladimir Putin telah menciptakan kondisi yang membuat negaranya tak berdaya.

Para pensiunan itu pun menentang keras konflik di Ukraina dan merasa pesimis terhadap jalannya perang.

Baca juga: Zelensky Resmi Daftarkan Keanggotaan Ukraina ke NATO Buntut Pencaplokan 4 Wilayahnya oleh Rusia

Dikutip The Moscow Times, Senin (3/10/2022), setelah pensiun dari Angkatan Udara Rusia dengan pangkat letnan kolonel, Vitaly Votanovsky terlibat dalam aktivisme politik di kota Krasnodar, Rusia selatan.

Sekarang, dia adalah penentang keras invasi Ukraina dan telah berulang kali ditahan karena memotret kuburan para tentara yang tewas.

"Putin menghancurkan sumber daya mobilisasi militer negara dengan tangannya sendiri dan sekarang si id**t ini telah terlibat dalam perang dengan seluruh dunia," tuding Votanovsky.

"Dia menciptakan keadaan di mana kita tidak bisa menang."

Votanovsky adalah satu dari segelintir veteran militer yang secara terbuka mengkritik serangan Rusia terhadap Ukraina dan mobilisasi wajib militer Kremlin.

Ia dan pensiunan lainnya telah menjadi sasaran undang-undang sensor masa perang dan menerima kemarahan dari mantan rekan.

"Kami (para veteran), semua berbicara dan mendiskusikan apa yang sedang terjadi," kata Nikolai Prokudin (61), veteran invasi Soviet ke Afghanistan yang menentang perang di Ukraina.

"Ada orang-orang dengan pandangan yang identik dengan saya, yang lain kurang radikal. Tetapi kebanyakan orang tertipu oleh propaganda itu," imbuhnya.

Seorang pengunjuk rasa melakukan perlawanan saat ditangkap aparat kepolisian Rusia di Moscow, Rabu (21/9/2022). Pengunjuk rasa tersebut melakukan aksi demo menolak wajib militer yang ditetapkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim warga sipil ke medan perang Ukraina.
Seorang pengunjuk rasa melakukan perlawanan saat ditangkap aparat kepolisian Rusia di Moscow, Rabu (21/9/2022). Pengunjuk rasa tersebut melakukan aksi demo menolak wajib militer yang ditetapkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengirim warga sipil ke medan perang Ukraina. (AFP/ Alexander Nemenov)

Baca juga: Polisi Rusia Dituding Rudapaksa dan Ancam Lecehkan Ramai-ramai Pendemo Anti-Wajib Militer ke Ukraina

Prokudin ikut menulis petisi tahun lalu melawan eskalasi perang di Ukraina dengan teman sesama veteran, Sergei Gulyaev, yang menjabat sebagai perwira intelijen Soviet di Afghanistan.

Sementara petisi itu kemudian tidak ditandatangani oleh banyak veteran yang awalnya mendukung, Gulyaev tidak menghapus namanya.

"Saya tidak tahu apakah saya akan dimobilisasi," ucap Gulyaev.

"Tapi saya pasti tidak akan pergi berperang melawan Ukraina. Lebih baik dipenjara."

Satu alasan mengapa Gulyaev menolak keras perang Ukraina adalah karena seorang tentara Soviet dari Ukraina menyelamatkan hidupnya di Afghanistan.

Putra pria itu, seorang tentara di tentara Ukraina, tewas pada tahun 2014 dalam pertempuran dengan separatis yang didukung Rusia.

"Seorang tentara yang mengeluarkan saya dari situasi yang sangat serius di sebuah jalan di Afghanistan. Putranya meninggal saat mempertahankan bandara Donetsk. Putra satu-satunya," kata Gulyaev.

Gulyaev mengetahui tragedi itu selama reuni veteran perang Afghanistan 2016, yang diadakan di Belarus.

"Anda bisa merasakan dinginnya dan jelas ada banyak kebencian terhadap apa yang telah dilakukan Rusia dengan Krimea dan Donbas. Saya menyadari bahwa kami duduk bersama tetapi negara saya membunuh putranya."

Beberapa veteran telah didenda karena berbicara di bawah undang-undang sensor masa perang yang secara luas dilihat sebagai bagian dari upaya Kremlin untuk membungkam kritik terhadap invasi.

Sebuah pengadilan di wilayah Vologda utara Rusia pada bulan Mei menghukum pensiunan Kapten Nikolai Smyshlyaev yang berusia 64 tahun karena mendiskreditkan tentara Rusia dengan memposting gambar-gambar anti-perang di platform media sosial VKontakte.

Smyshlyaev kemudian diperintahkan untuk membayar denda 30.000 rubel ($496).

Pensiunan perwira Andrei Prikazchikov juga didakwa pada bulan Juni dengan pelanggaran serupa oleh pengadilan di kota Orenburg, Rusia tengah.

Sementara itu, mantan perwira Angkatan Udara Votanovsky telah ditahan beberapa kali sejak invasi.

Baru-baru ini, dia dihentikan oleh polisi awal bulan ini saat merekam kuburan militer baru di kota Tikhoretsk, Rusia selatan.

"Pengalaman saya dalam politik oposisi memberi tahu saya bahwa segala sesuatu di negara kita bertumpu pada kebohongan," tegas Votanovsky.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Volodymyr ZelenskyElon MuskTwitterRusiaUkraina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved