Tragedi Arema Vs Persebaya
Bongkar Penyebab Korban Meninggal di Tragedi Arema FC Vs Persebaya, Dokter: Itu Memperberat Kondisi
Derbi Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya menimbulkan korban jiwa.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Lailatun Niqmah
Pihak kepolisian kabarnya sedang melakukan uji laboratorium forensik.
Hasilnya akan menjadi data tambahan menyelidiki penyebab korban meninggal dunia di tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.
"Nanti kalau sampai kajian-kajian ada timnya sendiri, kita hanya memberikan data-data dari hasil pemeriksaan korban di rumah sakit kami," ujar Dr Bobby Prabowo.

Baca juga: Arema FC Berpotensi Terkena Hukuman FIFA, Timnas Indonesia dan Piala Dunia U-20 2023 Turut Serta?
Kisah Pilu Pasutri Meninggal Terinjak di Laga Arema Vs Persebaya
Kisah pilu kini dialami bocah malang berusia 11 tahun imbas kericuhan suporter di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Dilansir TribunWow.com, bocah malang berusia 11 tahun bernama Muhammad Alfiansyah menonton laga Arema FC vs Persebaya Surabaya bersama kedua orang tuanya, Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30).
Keluarga yang berasal dari Jalan Bareng Raya 2G RT 14 RW 8 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang sejatinya ingin menikmati malam minggu dengan menonton laga tim kesayangannya Arema FC bersua Persebaya.
Tapi nahas, hiburan keluarga menonton laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya berubah menjadi petaka.
Muhammad Yulianton dan Devi Ratnasari yang merupakan orang tua Muhammad Alfiansyah harus mereggang nyawa dan tak terselamatkan dalam kericuhan yang terjadi pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Satu di antara saudara korban, Doni (43) menjelaskan kronologi detail kejadian malang yang dialami oleh keluarganya tersebut.
"Jadi di RT 14 ini, ada sebanyak 20 orang warganya menonton langsung pertandingan di stadion. Kami menonton di Tribun 14," ujar Doni, Minggu (2/10/2022).
Seusai pertandingan tepatnya pukul 22.00 WIB, kondisi di dalam stadion mendadak menjadi ricuh.
Ia menjelaskan, awalnya, kericuhan hanya terjadi di tengah lapangan.
Tak lama kemudian, kericuhan mengarah ke bagian tribun penonton.

"Saat itu, petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah Tribun 12. Namun karena angin, asap dari gas air mata itu mengarah ke Tribun 14. Asap itu membuat perih mata, dan para penonton yang ada di Tribun 14 langsung berhamburan turun untuk segera keluar stadion," jelas Doni.