Tragedi Arema Vs Persebaya
Bongkar Penyebab Korban Meninggal di Tragedi Arema FC Vs Persebaya, Dokter: Itu Memperberat Kondisi
Derbi Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya menimbulkan korban jiwa.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Derbi Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya menimbulkan korban jiwa.
Tak tanggung-tanggung 131 korban meninggal dunia setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupateng Malang pada Sabtu (1/10/2022).
Kebanyakan korban adalah suporter Arema FC, Aremania ketika berdesak-desakkan keluar Stadion.
Pemicunya karena Aremania FC kecewa dengan hasil laga Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3.

Baca juga: Gelandang Persib Bandung Beri Pesan Menyentuh Tragedi Arema FC Vs Persebaya, Kasihan Keluarga Korban
Aremania akhirnya masuk ke lapangan hingga pihak yang berwenang harus melakukan tindakan tegas.
Polisi melontarkan gas air mata ke arah kerumunan Aremania.
Aremania yang panik berdesak-desakan untuk keluar Stadion.
Di situlah mulai korban berjatuhan karena kehabisan oksigen dan terinjak-injak.
Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com pada Minggu (2/10/2022), Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Dr Bobby Prabowo mengungkapkan penyebab korban meninggal.
Mayoritas korban tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya karena trauma, terinjak, dan kekurangan oksigen.
Ditambah lagi dengan asap gas air mata yang memperberat kondisi fisik korban.
"Mungkin karena kekurangan oksigen karena terlalu banyaknya orang-orang yang ada di situ, dan juga mungkin terdampak karena asap. Itu semua kompilasi yang memperberat kondisi," ungkap Dr Bobby Prabowo.
Baca juga: PSS Sleman Beri Ucapan Duka Tragedi Arema FC Vs Persebaya, Slemania dan BCS Berikan Contoh Baik
Pihak rumah sakit sudah memberikan laporan pada polisi terkait penyebab korban meninggal.
Selanjutnya tinggal pembuktian kepolisian di tempat kejadian.
"Itu kompilasi. Jadi gangguan pernafasan akibat asap, kemudian juga terinjak-injak, kurangnya oksigen, jadi satu. Ini yang kita nanti yang dibuktikan di dalam pemeriksaan," ujar Dr Bobby Prabowo.