Tragedi Arema Vs Persebaya
131 Korban Meninggal di Tragedi Arema FC Vs Persebaya, Komdis PSSI Sudah Siapkan Sanksi Singo Edan
Derby Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya Surabaya menimbulkan korban jiwa, ini updatenya.
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Lailatun Niqmah
Penggunaan gas air mata untuk membubarkan massa dari suporter Arema FC, Aremania di Stadion Kanjuruhan menjadi sorotan.
Dilansir oleh TribunWow.com, Aremania kecewa karena Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada pekan ke-11 Liga 1 2022/2023, Sabtu (1/10/2022).
Sebagai bentuk kekecewaan, sebagian besar Aremania turun ke lapangan Stadion Kanjuruhan seusai laga.
Kerusuhan tak terelakkan seusai Aremania memasuki lapangan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Kapolda Jawa Timur (Jatim), Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, bahwa Aremania sebenarnya ingin mencari pemain dan ofisial Arema FC dan menanyakan penyebab kekalahan dari Persebaya Surabaya.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," tutur Nico dikutip TribunWow.com dari Surya.com, Minggu (2/10/2022).
Guna mencegah kerusuhan, segenap aparat dan petugas pun diamankan.
Satu di antara upaya aparat keamanan untuk mencegah Aremania masuk ke dalam lapangan adalah dengan menembakkan gas air mata.
Hal itu dilakukan aparat keamanan karena Aremania bertindak anarkis dan sudah menyerang petugas dan merusak mobil.
"Upaya-upaya pencegahan dilakukan hingga akhirnya dilakukan pelepasan gas air mata."
"Karena sudah tragis dan sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil," papar Nico.

Nico pun mengatakan, bahwa pihaknya terpaksa melepaskan gas air mata menyusul banyaknya Aremania yang terus turun ke lapangan.
"Terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," ucap Nico dikutip TribunWow.com dari Kompas.com pada Minggu (2/10/2022).
Menurut Nico, penyebab jatuhnya korban jiwa adalah kehabisan oksigen karena saling berdesakan.
"Suporter keluar di satu titik. Kalau gak salah di pintu 10 atau pintu 12. Di saat proses penumpukan itu terjadi berdesakan sesak napas dan kekurangan oksigen."