Konflik Rusia Vs Ukraina
Seperti Bucha, Pasukan Ukraina Temukan Mayat Bekas Penyiksaan di Kharkiv setelah Usir Tentara Rusia
Pasukan Ukraina mengklaim menemukan sejumlah mayat warga yang diduga mengalami penyiksaan di wilayah bekas jajahan Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
"Semakin besar kehadiran tentara di suatu daerah, semakin banyak cerita (kekerasan) yang kami dengar," kata tentara tersebut.
Menurut seorang warga, Luidmyla, ketika pasukan Rusia memasuki desa-desa di sekitar Kupiansk pada akhir Februari, mereka menangkap seorang pria lokal yang bertempur di Donbas.
Luidmyla mengatakan orang Rusia itu tiba dengan daftar siapa saja yang pernah bertugas.
Kemudian mereka yang ada di daftar akan dibawa ke administrasi regional yang diduga untuk diinterogasi.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi padanya," kata Luidmyla.
"Kerabatnya mencoba pergi ke administrasi untuk mencari tahu apa yang terjadi padanya. Tetapi tentara (Rusia) tidak akan mengambil makanan (yang mereka beli) untuk diberikan kepada tahanan itu, dan ketika dia pergi, (Rusia) ke rumahnya dan mencuri semuanya."
Luidmyla mengatakan bahwa meskipun penduduk desa membenci pendudukan itu, dia tidak melihat kasus pemerkosaan atau penyiksaan.
Setelah Rusia mendirikan markas di pusat komunitas mereka, seseorang di desa merusakkan ban kendaraan para tentara itu.
Petugas Rusia kemudian mengumpulkan penduduk desa dan mencoba mencapai kesepakatan untuk hidup berdampingan.
Baca juga: Ungkit Musim Dingin, NATO Sarankan Ukraina Terus Perangi Rusia jika Tidak Ingin Musnah
Kadyrov Murka Salahkan Tentara Rusia
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, telah mengkritik kinerja tentara Rusia.
Dilansir TribunWow.com, ia mempermasalahkan direbutnya kota Izyum pada akhir pekan oleh pasukan Ukraina.
Pasalnya, kota ini diketahui merupakan pusat pasokan penting di provinsi Kharkiv timur Ukraina.
Baca juga: Rusia Tuding Barat Manfaatkan Ukraina untuk Berkonspirasi Melakukan Skema Korupsi Global
Dalam pesan suara berdurasi 11 menit yang diposting ke aplikasi perpesanan Telegram pada hari Sabtu, dia memberikan keterangan.
"Jika hari ini atau besok perubahan tidak dilakukan dalam pelaksanaan operasi militer khusus, saya akan terpaksa pergi ke pimpinan negara untuk menjelaskan kepada mereka situasi di lapangan," kata Kadyrov dikutip Al Jazeera, Minggu (11/9/2022).