Konflik Rusia Vs Ukraina
Salahkan Ukraina, Rusia Sebut Terjadi Serangan Bertepatan dengan Kunjungan Perwakilan PBB ke PLTN
Tiga warga sipil tewas dalam serangan yang disebut Rusia merupakan ulah Ukraina di Kota Energodar yang berada tak jauh dari PLTN.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Grossi mengatakan pekerjaan nyata akan dimulai pada hari Kamis.
Dia menggarisbawahi misi ini sebagai sebuah tantangan ke depan.
"Ini adalah misi yang berusaha untuk mencegah kecelakaan nuklir dan untuk melestarikan pembangkit listrik tenaga nuklir yang penting dan yang terbesar di Eropa," kata Grossi.
Dia mengatakan tur awal akan memakan waktu beberapa hari, setelah itu mereka baru akan memiliki gagasan yang cukup bagus tentang apa yang terjadi.
Grossi mengatakan dia telah menerima jaminan eksplisit dari Rusia bahwa 14 ahli akan dapat melakukan pekerjaan mereka.
Dia berharap IAEA akan dapat membangun kehadiran berkelanjutan di pabrik untuk melindunginya dari kecelakaan.
Pekerjaan tim di lokasi, tambahnya, akan mencakup inspeksi fisik tempat, fungsi sistem keselamatan dan wawancara dengan staf pembangkit nuklir.
Mikhail Ulyanov, perwakilan Rusia untuk organisasi internasional di Wina, menyambut baik gagasan bahwa para ahli badan PBB dapat tinggal di lokasi secara permanen.

Baca juga: Pengamat Sebut Tawaran Proyek Nuklir Putin Layak Diterima Jokowi: Saatnya Serius Kembangkan PLTN
Meningat potensi bencana nuklir yang bisa terjadi, dunia menyaksikan perkembangan misi ini dengan cemas.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell memperbaharui seruan ke Rusia untuk sepenuhnya mendemilitarisasi area di sekitar pabrik.
"Mereka sedang bermain game. Mereka berjudi dengan keamanan nuklir," kata Borrell.
"Kami tidak bisa memainkan permainan perang di lingkungan situs seperti ini."
Sementara para inspektur sedang dalam perjalanan, otoritas lokal yang didukung Rusia menuduh pasukan Ukraina berulang kali menembaki lahan pabrik dan kota tempat pabrik itu berada, Energodar.
Mereka mengatakan serangan pesawat tak berawak menghantam gedung administrasi dan pusat pelatihan pabrik.
Namun, Yevhen Yevtushenko, kepala administrasi di kota Nikopol yang dikuasai Ukraina, di seberang Sungai Dnieper dari pabrik, menuduh bahwa serangan itu dilakukan oleh Rusia dalam upaya untuk membuat Ukraina terlihat seperti pelakunya.
Baca juga: Alami Tekanan Batin, Staf Reaktor Nuklir Ukraina Ungkap Rasanya Kerja di Tengah Pasukan Rusia