Konflik Rusia Vs Ukraina
UPDATE Invasi Rusia Hari ke-180: 9 Ribu Tentara Ukraina Tewas hingga Tuduhan Bom Mobil di Moskwa
Update invasi Rusia di Ukraina hari ke-180, Senin 22 Agustus 2022. Rusia menuduh Ukraina terlibat dalam serangan mobil yang menewaskan Darya Dugina.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Konflik antara Ukraina dan Rusia masih terus berlangsung dan semakin memanas.
Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina kini sudah memasuki hari ke-180 pada Senin (22/8/2022).
Dilansir Kompas.com, terungkap jumlah korban tentara Ukraina yang tewas akibat serangan Rusia.
Baca juga: Khawatirkan Bencana Nuklir, Putin Akhirnya Beri Izin IAEA Periksa PLTN Ukraina yang Diduduki Rusia
Disebutkan ada 9.000 tentara Ukraina tewas karena invasi Rusia.
Sementara itu, agen FSB Rusia menuduh Ukraina dalang bom mobil di Moskwa dan Uni Eropa akan membahas pasukan pelatihan Ukraina.
Berikut update atau rangkuman perang Rusia-Ukraina pada hari ke-180:
1. 9.000 Tentara Ukraina Tewas
Panglima Ukraina Valeriy Zaluzhny mengatakan, hampir 9.000 tentara Ukraina tewas sejak invasi Rusia pada 24 Februari 2022.
Zaluzhny mengatakannya dalam sebuah forum bahwa anak-anak Ukraina membutuhkan perhatian khusus, "Karena ayah mereka pergi ke garis depan dan mungkin termasuk di antara hampir 9.000 pahlawan yang terbunuh".
Perkiraan terakhir pada April 2022 yang diumumkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa sekitar 3.000 tentara Ukraina tewas dan 10.000 terluka.
Baca juga: Tentara Ukraina Berbondong-bondong Membangkang dari Perintah Komandan Gara-gara Ini
2. Ukraina Dituduh Lakukan Bom Mobil di Moskwa
Agen FSB Rusia menuduh Ukraina berada di balik aksi bom mobil di Moskwa yang menewaskan putri ideolog garis keras Rusia Alexander Dugin.
Dugin--intelektual ultranasionalis yang blak-blakan dan pendukung vokal invasi Rusia ke Ukraina -- diduga menjadi sasaran serangan itu.
Darya Dugina terbunuh pada Sabtu (20/8/2022) ketika bom yang ditempatkan di mobil Toyota Land Cruiser-nya meledak saat dia mengemudi di jalan raya sekitar 40 kilometer luar Moskwa.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (22/8/2022) menggambarkan pemboman itu sebagai "kejahatan keji dan kejam".