Konflik Rusia Vs Ukraina
Pasang Bom di Mobil untuk Bunuh Jurnalis Rusia, Ini Penampakan Agen Rahasia Ukraina Kiriman Zelensky
Seorang jurnalis Rusia bernama Darya Dugina tewas mengenaskan seusai mobilnya dipasangi bom tempel oleh seorang agen rahasia Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Rusia menyebut Ukraina bertanggung jawab atas tewasnya seorang jurnalis di Moskow bernama Darya Dugina.
Menurut keterangan badan intelijen Rusia alias FSB, agen rahasia Ukraina bernama Natalya Vork telah masuk menyusup ke Rusia sejak 23 Juli 2022 lalu dan tinggal di dekat kediaman Darya Dugina.
Dikutip TribunWow dari rt, Natalya Vork diketahui telah menempelkan bom di mobil yang dikendarai oleh Darya Dugina lalu meledakkannya menggunakan alat peledak jarak jauh yang menyebabkan Darya Dugina tewas.
Baca juga: Dubes Ukraina Sebut Negaranya Berusaha Bunuh Orang Rusia Sebanyak-banyaknya demi Masa Depan Anak
FSB menjelaskan, Vork adalah warga negara Ukraina kelahiran tahun 1979.
Saat pindah ke Rusia pada Juli 2022 lalu, Vork datang bersama anak perempuannya yang masih remaja.
Kala itu Vork langsung menyewa apartemen yang sama dengan tempat tinggal Dugina.
Pada hari tewasnya Dugina yakni Sabtu (20/8/2022), Vork menghadiri sebuah acara festival yang diadakan di sebuah daerah di Moskow.
Dugina saat itu juga sempat menghadiri acara tersebut.
Berdasarkan hasil investigasi, ditemukan sebuah bom telah dipasang di mobil Toyota Land Cruiser Prado milik Dugina.
Bom di mobil tersebut meledak ketika Dugina sedang berkendara di jalan tol seusai menghadiri acara festival.
Seusai tewasnya Dugina, Vork bersama anaknya kabur ke Estonia pada Minggu (21/8/2022).
Pada Senin (22/8/2022), pemerintah Rusia merilis sejumlah video menampilkan sosok Vork.
Video ini diambil di tempat Vork tinggal hingga saat Vork baru saja tiba di Rusia.
Sebagai informasi, Darya Dugina adalah seorang wartawan yang mendukung pemerintah Rusia melakukan operasi militer di Ukraina.
Selain dikenal sebagai sosok yang vokal mendukung pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin, Dugina juga berstatus sebagai anak perempuan dari seorang politisi sekaligus penulis anti-barat bernama Aleksandr Dugin.
Bom yang dipasang oleh Vork diduga sebenarnya ditujukan untuk membunuh Aleksandr Dugin.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia Hari ke-180: 9 Ribu Tentara Ukraina Tewas hingga Tuduhan Bom Mobil di Moskwa
10 Tahun Menyamar Jadi Warga Brazil
Di sisi lain, selama lebih dari 10 tahun mata-mata Rusia bernama Sergey Vladimirovich Cherkasov (36) membangun identitas palsu sebagai seorang warga negara Brazil.
Berpura-pura menjadi warga bernama Viktor Muller Ferreira (33), Sergey mencoba mendaftar program magang di Mahkamah Pidana Internasional alias International Criminal Court (ICC) yang ada di Den Haag, Belanda.
Namun aksi penyamaran Sergey terbongkar oleh Badan Intelijen Belanda ketika yang bersangkutan mendaftar program magang tersebut.
Baca juga: Saat Bahas Konflik Ukraina, Menlu Rusia Sebut Inggris Korbankan Kepentingan Warga demi Nafsu Politik

Dikutip TribunWow.com dari Theguardian.com, seusai ditangkap, Sergey sempat ditahan oleh kantor imigrasi Belanda.
Kemudian Sergey dikirim pulang ke Brazil.
Pada saat Sergey hendak menyusup, ICC tengah menyelidiki kasus dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia di Ukraina.
Diperkirakan apabila Sergey berhasil menyusup maka ia berpotensi memanipulasi hingga menghilangkan dokumen terkait bukti kasus kejahatan perang Rusia di Ukraina.
Dirjen Agensi Intelijen Belanda, Erik Akerboom menyatakan aksi yang dilakukan oleh Sergey sebagai ancaman tingkat tinggi.
"Ini jelas menunjukkan apa yang hendak dilakukan oleh Rusia, mencoba memeroleh akses ilegal ke informasi di dalam ICC," ujar Akerboom.
Sebagai informasi, ICC setiap tahunnya menawarkan program magang untuk pelajar dan lulusan di bidang hukum hingga psikologi sosial.
Sebelumnya, seorang warga Rusia berusia 40 tahun ditangkap di Inggris diduga merupakan agen rahasia yang menjadi mata-mata kiriman Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pria yang namanya dirahasiakan ini ditangkap di Bandara Gatwick pada Senin (13/6/2022).
Menurut keterangan aparat berwenang, pria Rusia tersebut hendak pergi meninggalkan Inggris.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, kini pria tersebut telah dibawa ke Kantor Polisi Hammersmith, London barat.
Pria itu ditahan atas dugaan sabotase dan mata-mata yang berguna untuk negara musuh.
"Pelaku diyakini berada di Inggris menjadi mata-mata untuk kepentingan rezim Putin," ujar seorang sumber kepada The Sun.
Saat ini pria tersebut terus masih ditahan dan diobservasi di kantor polisi.
Penangkapan pria itu merupakan hasil investigasi kelompok spesial polisi London kontra terorisme serta badan kontra intelijen Inggris MI5.
Unit pemburu mata-mata di Inggris telah berada dalam status waspada akan aksi agen Rusia yang berpotensi melakukan serangan siber karena sikap pemerintah Inggris yang pro Ukraina. (TribunWow.com/Anung/Via)