Polisi Tembak Polisi
Jawab Perbedaan Autopsi Ulang Jasad Brigadir J dengan yang Pertama, Tim Forensik Sebut Jumlah Peluru
Tim forensik gabungan memberi tanggapan mengenai perbedaan autopsi ulang dengan autopsi pertama jasad Brigadir J.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Diduga, Brigadir J meninggal setelah terkena peluru di bagian kepala dan dada yang bisa berakibat kematian.
"Yang fatal dua, di dada dan kepala," tandas Ade.
Adapun dalam hasil autopsi pertama yang dikutip dari artikel KOMPASTV, Jumat (12/8/2022), dua luka tembak di dada dan kepala juga disimpulkan sebagai penyebab kematian.
Pada bagian kepala peluru masuk dari belakang sisi kiri dan menembus di hidung hingga merobek jaringan otak.
Kemudian pada bagian dada, peluru masuk di sebelah kanan kemudian bersarang di bawah kulit punggung kanan.
Pada dokumen autopsi pertama itu dirinci pula luka tembak masuk dari bibir bawah kiri yang keluar pada leher sisi kanan.
Luka ini menembus dan menyebabkan kerusakan di tulang rahang bawah sisi kanan.
Kemudian luka tembak masuk di bahu kanan dan keluar di lengan atas kanan.
Luka tembak keempat masuk pada pergelangan tangan kiri sisi belakang dan keluar pada pergelangan kiri sisi depan, mengakibatkan ujung tulang terkikis.
Terakhir, ada luka tembak masuk pada jari manis tangan kiri sisi dalam dan keluar di jari manis tangan kiri.
Luka tembak ini mengenai jari kelingking dan jari tengah tangan kiri serta mematahkan tulang ruas ujung jari.
Baca juga: Hasil Autopsi Kedua Brigadir J Bakal Diumumkan Dokter Forensik Hari Ini, Polri Siapkan Rekonstruksi
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 02.02.00:
Kuasa Hukum Perlihatkan Kondisi Jasad Brigadir J
Sebelumnya, kuasa hukum keluarga Brigadir J membeberkan kondisi jenazah korban.
Dilansir TribunWow.com, pengacara Kamaruddin Simanjuntak menunjukkan potret jenazah Brigadir J yang diambil diam-diam oleh pihak keluarga.