Polisi Tembak Polisi
Duga Ferdy Sambo Masih Menutupi Sesuatu, Pakar Sebut Kejanggalan yang Bisa Perberat Hukuman
Psikolog Forensi Reza Indragiri menilai masih ada yang ditutupi dari pengakuan tersangka pembunuhan Brigadir J.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Keterangan Irjen Ferdy Sambo terkait motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J justru semakin menimbulkan tanda tanya.
Dilansir TribunWow.com, masih terdapat sejumlah hal yang mengganjal akibat pengakuan yang berubah-ubah.
Hal ini disoroti psikolog forensik Reza Indragiri yang menduga masih ada sesuatu yang belum terungkap.
Baca juga: Seusai Bertemu Ferdy Sambo, LPSK Syok Diberi 2 Amplop Tebal, IPW: Tentu Ada Tujuannya
Seperti dituturkannya dalam tayangan di kanal YouTube metrotvnews, Jumat (12/8/2022).
Sebagai informasi, Ferdy Sambo melakukan rekayasa skenario tewasnya Brigadir J.
Ia pada awalnya mengatakan adanya insiden tembak menembak setelah sang ajudan melecehkan istrinya, PC di rumah dinas mereka.
Namun kemudian, Ferdy Sambo mengatakan bahwa pelecehan pada PC dilakukan Brigadir J ketika mereka masih berada di Magelang, Jawa Tengah.
Pengakuan ini dinilai janggal oleh Reza Indragiri yang menyebut masih ada motif tertentu di balik pembunuhan ini.
"Kalimat, pengakuan atau informasi yang berubah-ubah menandakan masih coba ada yang ingin ditutup-tutupi oleh pihak yang mengutarakan informasi berbelit-belit semacam itu," ujar Reza Indragiri, Jumat (12/8/2022).
Ia pun memperingatkan bahwa sikap tidak kooperatif Ferdy Sambo tersebut berpotensi memperberat hukumannya.
Sehingga dengan disangkakan pasal 340 KUHP, mantan Kadiv Propam itu bisa saja dikenai hukuman mati.
"Ingat, kalau hakim sudah 'naik pitam', hakim akan menyebut bahwa pernyataan yang berbelit-belit sebagai hal yang memberatkan, dianggap sebagai hal yang tidak kooperatif, yang mempersulit persidangan."

Baca juga: Disaksikan Lebih dari 1 Orang, Irjen Sambo Perintahkan Bharada E Tembak Brigadir J yang Berlutut
Reza Indragiri menegaskan bahwa hal yang sengaja disembunyikan ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi penyidik.
"Benar merah yang harus segera diungkap adalah tampaknya masih ada sesuatu yang coba ditutup-tutupi oleh terdakwa," kata Reza Indragiri.
Ia mengatakan pada umunnya para terdakwa seharusnya berusaha bersikap kooperatif untuk mendapat keringanan hukuman.
"Tapi kalau terus menutup-nutupi, dan tindak-tanduk menyulitkan lainnya, percayalah hakim akan melihat itu sebagai hal yang memberatkan," terang Reza Indragiri.
"Masyarakat pun akan semakin kehilangan simpati."
Baca juga: Irjen Sambo Ngaku Bunuh Brigadir J karena PC Dilecehkan, Kuasa Hukum Yosua Beri Bantahan
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 05.56:
Kejanggalan Pengakuan Ferdy Sambo
Setelah diperiksa oleh tim khusus (timsus) Polri, mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo mengaku membunuh ajudannya yakni Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J karena emosi dan marah.
Irjen Sambo berdalih dirinya marah istrinya yakni Putri Candrawathi (PC) telah dilecehkan oleh Brigadir J di Magelang, Jawa Tengah.
Dikutip TribunWow, anehnya Brigadir J masih mendampingi PC pulang dari Magelang ke Jakarta.
Baca juga: Saat di Magelang, Bharada E Sempat Ditelepon Istri Irjen Sambo Sambil Menangis
Keanehan ini disorot oleh kuasa hukum Brigadir J yakni Kamaruddin Simanjuntak dalam acara Dua Sisi tvOne.
Kamaruddin meragukan kemampuan Irjen Sambo sebagai seorang Kadiv Propam yang tidak mengerti bahwa kejadian kejahatan harus dilaporkan di daerah tersebut.
"Itu menandakan permasalahan di lingkungan Polri, kenapa pemimpin yang belum matang dijadikan Kadiv Propam?" ujar Kamaruddin.
"Belum mengerti soal Locus Delicti."
"Kalau kejadiannya di Magelang, ya laporkan lah di Magelang atau di Bareskrim Polri," kata Kamaruddin.
Kamaruddin lalu merasa aneh Brigadir J masih dibiarkan mendampingi PC pulang ke Jakarta padahal dituduh telah melakukan pelecehan di Magelang.
"Bintang 2 macam apa, Irjen macam apa sudah dilecehkan istrinya di Magelang tapi masih disuruh didampingi oleh orang yang melecehkan itu kan ajaib," papar Kamaruddin.
Kamaruddin kemudian menganjurkan Sambo agar merenung dan membaca firman Tuhan supaya segera bertaubat.
Dikutip TribunWow dari Tribunnews, Kamaruddin mengungkit dugaan motif bahwa kliennya sebenarnya dibunuh gara-gara membocorkan rahasia Irjen Ferdy Sambo kepada istri sang jenderal yakni PC.
Dugaan ini disuarakan oleh Kamaruddin dalam Hot Room di YouTube metrotvnews, Rabu (10/8/2022).
"Ada dugaan yang diduga adalah pelakunya si bapak (Ferdy Sambo -red). Dugaan ada wanita lain," kata Kamaruddin.
Kamaruddin menjelaskan, Brigadir J diketahui membocorkan rahasia dari Irjen Ferdy Sambo saat ditanya oleh PC.
"Kemudian si ibu (Putri Candrawathi) menanyakan kepada almarhum 'Bapak kemana? Kok tidak pulang?'," ungkap Kamaruddin.
"Diduga almarhum ini memberitahu 'Bapak pergi ke sana maka tidak pulang'. Disebutkanlah satu tempat dengan si cantik," imbuh Kamaruddin.
Kamaruddin menjelaskan, pertengkaran sempat terjadi antara PC dan Irjen Ferdy Sambo seusai Brigadir J membocorkan rahasia atasannya tersebut.
Barulah setelah pertengkaran terjadi, Brigadir J menerima ancaman pembunuhan dari ajudan sang jenderal.
"Akibatnya ada lagi ancaman kepada dia (Brigadir J) tapi dari para ajudan gara-gara ini, ibu jadi sakit," ujar Kamaruddin.(TribunWow.com/Via/Anung)