Polisi Tembak Polisi
Kesaksian Ajudan Ferdy Sambo Berubah-ubah terkait Kasus Brigadir J, Komnas HAM: Kan Pusing Kita
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, membeberkan adanya pengakuan yang tak sinkron dari para ajudan Ferdy Sambo.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Komnas HAM membeberkan kejanggalan yang ditemui ketika memeriksa para ajudan Irjen Ferdy Sambo.
Dilansir TribunWow.com, menurut Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, tujuh ajudan tersebut memberi keterangan yang berbeda.
Bahkan, beberapa dari mereka melakukan aksi tutup mulut dengan hanya mengaku tidak tahu.
Baca juga: Tak Cukup dengan Ucapan Duka, Keluarga Brigadir J Minta Ferdy Sambo dan Istri ke Jambi Lakukan Ini
Sebagaimana diketahui, dalam upaya membongkar kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Komnas HAM melakukan penyidikan independen.
Untuk itu, pihaknya meminta keterangan dari sejumlah saksi terkait, antara lain rekan ajudan Brigadir J.
Komnas HAM sempat juga meminta keterangan mengenai barang bukti CCTV di rumah dinas yang dikatakan telah rusak.
Namun pihaknya justru mendapatkan jawaban yang simpang siur.
"Sebagian enggak tahu, tapi sebagian mengatakan banhwa itu sudah rusak sebelumnya," kata Taufan melalui tayangan di kanal YouTube metrotvnews.com, Jumat (5/8/2022).
"Kan tidak sama dengan keterangan sebelumnya. Makanya kita timbul pertanyaan, ada apa?"
"Apakah ini memang misinformasi di antara mereka, atau sesuatu."

Baca juga: Ancam Lapor Presiden, Komnas HAM Pertanyakan Kerusakan CCTV Rumah Ferdy Sambo: Apa Penyebabnya?
Taufan menerangkan bahwa seorang ajudan mengatakan bahwa CCTV di rumah dinas tersebut rusak karena tersambar petir.
Namun, ajudan lain mengatakan bahwa barang bukti penting itu sudah sejak lama rusak dan tak bisa dipergunakan.
"Satu bilang katanya disambar petir, satu lagi bilang, 'Oh enggak, itu sudah sejak bulan lalu rusak'," beber Taufan.
Hal ini tentu menghambat proses pemeriksaan oleh Komnas HAM.
Apalagi untuk membuktikan bahwa istri Ferdy Sambo benar dilecehkan Brigadir J atau tidak.
"Kan pusing kita. Sementara kita ingin mencari kejelasan dalam kasus ini."
"Harus dijawab apakah pelecehan itu betul terjadi, sebab sekarang saudara Yosua sudah meninggal dunia, ibu PC adalah satu-satunya sumber informasi itu."
Baca juga: Alasan Timsus Periksa 25 Polisi, Barang Bukti Hilang hingga TKP Tewasnya Brigadir J yang Dibersihkan
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-13.44:
Misteri 15 Menit Terakhir Brigadir J
Sebelumnya, Komnas HAM membeberkan konstruksi cerita kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang tewas pada Jumat (8/7/2022).
Dilansir TribunWow.com, kronologi ini disusun dari kesaksian para ajudan Irjen Ferdy Sambo yang dicocokkan dengan bukti CCTV.
Dalam 20 video hasil rekaman kamera pengawas tersebut, tampak garis waktu pada jam-jam terakhir hidup Brigadir J.
Di mana ia sempat menerima telepon dan bercanda dengan rekan sesama ajudan, sekitar 20-30 menit sebelum baku tembak dengan Bharada E terjadi.
Namun kemudian, ada jeda sekitar 15 menit yang belum terungkap hingga Brigadir J ditemukan tewas.
Baca juga: Brigadir J Dituding Pakai Parfum Istri Ferdy Sambo dan Todongkan Pistol ke Foto, Kamaruddin: Ngawur
Dilansir kanal YouTube metrotvnews, Senin (1/8/2022), berikut timeline detik-detik terakhir Brigadir J menurut penuturan Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik.
15.29 WIB: Irjen Ferdy Sambo terekam memasuki rumah pribadi, Jl Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Ia datang dari Yogyakarta dengan pesawat dan hanya dikawal seorang ajudan. Ferdy Sambo kemudian memasuki kamarnya.
15.40 WIB: Istri Irjen Ferdy Sambo, PC, tiba di rumah pribadi, Jl Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan dari Magelang, Jawa Tengah. Rombongan terdiri dari dua mobil hitam didampingi patwal. PC datang bersama Brigadir J, Bharada E, ART, ajudan senior dan seorang asisten.
15.43 WIB: PC menjalani tes PCR Covid-19 di rumah pribadi bersama seluruh anggota rombongan, termasuk Brigadir J dan Bharada E, yang kemudian diduga terlibat baku tembak. Tidak terlihat bahwa Irjen Ferdy Sambo menjalani tes PCR Covid-19 di tempat yang sama.
16.31 WIB: Kekasih Brigadir J, Vera Simanjutak menelepon dan sempat mendengar suara ajudan lain.
"Almarhum ini bilang, 'Sebentar, sebentar', karena ditelepon. Dia bergerak mencari tempat yang tidak terlalu banyak suara karena di situ kumpul teman-teman yang lain sedang ngobrol tertawa-tertawa," tutur Taufan.

Baca juga: Alasan Istri Irjen Sambo dan Brigadir J Pergi ke TKP Rumah Dinas yang Lama Sudah Tak Ditinggali
16.37 WIB: Selesai PCR, PC bersama rombongannya, kecuali ART, pindah dari rumah pribadi ke rumah dinas di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan untuk Isoman. Rumah dinas yang lama tak ditempati ini hanya berjarak sekitar 500 meter. Tak ada bukti rekaman di rumah dinas karena kamera CCTV dikabarkan rusak.
"Beberapa menit kemudian Pak Ferdy Sambo juga meninggalkan rumah pribadi itu dengan arah yang berbeda. Dengan ADC yang sama, dan motor patwal yang sama," terang Taufan.
17.00 WIB: CCTV tetangga sekitar merekam rombongan Ferdy Sambo tiba-tiba berhenti dan berusaha berbalik arah.
"Kata penyidik itu karena ada telepon ke Pak Sambo dari istrinya yang menjelaskan ada peristiwa (baku tembak) itu, sehingga dia (Irjen Ferdy Sambo) berlari ke sana (menuju rumah dinas)," jelas Taufan.
"Enggak berapa lama, dari CCTV di rumah pribadi kelihatan Ibu kembali ke rumah didampingi asistennya, itu menunjukkan wajahnya menangis. CCTV-nya sangat clear."(TribunWow.com/Via)