Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sekelompok Tentara Rusia Laporkan Atasannya setelah Disekap akibat Menolak Perang ke Ukraina

Sejumlah tentara Rusia menuntut atasannya karena dituding melakukan penahanan setelah mereka menolak perang ke Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
AFP
Ilustrasi tentara Rusia. Pasukan militer Rusia saat berada di Mariupol, Ukraina. Terbaru, satu grup pasukan Rusia melaporkan atasannya akibat mengalami penahanan setelah menolak untuk berperang, Selasa (2/8/2022). 

"Terus terang, mereka menipu kami," jawab perwira itu, merujuk pada atasan militernya yang duduk di Moskow.

"Semua yang diberitahukan kepada kami adalah palsu. Saya akan memberitahu orang-orang saya untuk meninggalkan wilayah Ukraina. Kami punya keluarga dan anak-anak. Saya pikir 90 persen dari kita akan setuju untuk pulang."

Memang, video berdurasi tiga menit itu difilmkan di bawah kondisi paksaan, di mana para prajurit jelas ketakutan.

Namun ada banyak wawancara serupa dengan tawanan Rusia yang telah beredar, mengungkapkan sentimen serupa.

Ungkapan lain yang sering digunakan adalah 'oni obmanuli nas', 'mereka menipu kita'.

Menurunnya daya juang pasukan ini, mungkin menjadi satu alasan mengapa rencana Putin menguasai Ukraina tampaknya tidak berkembang sesuai prediksi.

Moskow berasumsi bahwa operasi itu akan berlangsung cepat dan sukses, meski ternyata meleset.

Hal ini terbukti dari makanan dan persediaan bahan bakar yang diberikan untuk para tentara, hanya cukup untuk dua atau tiga hari.

Para tentara itu juga tampaknya disusupi gagasan yang benar-benar fantastis tentang perayaan yang akan mereka dapatkan.

Beberapa tawanan perang mengatakan mereka telah diyakinkan bahwa orang Ukraina akan menyambut mereka sebagai pembebas.

Pasukan Rusia datang dan mengharapkan bunga dan sorakan, bukan peluru dan bom, kata mereka.

"Beberapa dari mereka mengira mereka sedang latihan militer. Mereka tidak mengantisipasi perlawanan,” kata Artem Mazhulin, seorang guru bahasa Inggris berusia 31 tahun dari Kharkiv.

"Banyak prajurit (Rusia) yang wajib militer lahir pada tahun 2002 atau 2003. Kita berbicara tentang anak laki-laki berusia 19 tahun dan 20 tahun."

Ia menuturkan upaya Rusia untuk menyebarkan doktrin palsu untuk menutup fakta yang terjadi.

"Sejak 2014 pemerintah Rusia telah mencuci otak penduduknya dengan propaganda. Mereka mencoba dan membuat Rusia percaya bahwa Ukraina bukanlah negara nyata dan mengatakan bahwa monster fasis telah merebutnya," tambah Mazhulin.

Halaman
1234
Tags:
TentaraRusiaPerangUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved