Konflik Rusia Vs Ukraina
Mahkamah Agung Rusia Nyatakan Resimen Azov sebagai Organisasi Teroris, Ini Nasib Mereka yang Ditahan
Rusia menetapkan resimen Azov yang dibentuk di Ukraina sebagai organisasi teroris.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Kedutaan Besar Rusia di Inggris pada akhir pekan menyerukan agar para pejuang Resimen Azov menghadapi eksekusi memalukan dengan cara digantung, yang memicu kemarahan dari Kyiv.
Tweet misi diplomatik itu muncul ketika Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas serangan di sebuah penjara di wilayah yang dikuasai Rusia yang menewaskan sekitar 50 tahanan perang Ukraina, termasuk anggota Resimen Azov.
Terlepas dari ancaman Rusia, puluhan pejuang Resimen Azov dimasukkan dalam pertukaran tahanan pada akhir Juni.
Baca juga: Ukraina Bantah Serang Penjara Donbas yang Tewaskan 40 Tentaranya, Tuduh Rusia Sembunyikan Bukti
Nasib Komandan Azov yang Ditangkap Rusia
Di tengah ketidakpastian nasib para tentara Ukraina yang ditahan Rusia, tersiar kabar mengenai nasib Komandan Resimen Azov Denys Prokopenko.
Komandan unit yang memimpin pertahanan di pabrik baja Azovtal Mariupol itu dilaporkan sempat menghubungi keluarganya.
Menurut sang istri, Prokopenko ditahan dalam kondisi baik dan memuaskan.

Baca juga: Sempat Ngotot Bertahan, Komandan Azov Ukraina Perintahkan Pasukan di Mariupol Menyerah ke Rusia
Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Rabu (25/5/2022), Prokopenko dapat secara singkat menelepon istrinya, Kateryna, yang mengaku diberitahu bahwa para tahanan tidak menjadi sasaran kekerasan.
Tidak jelas apakah Prokopenko dapat berbicara dengan bebas selama percakapan.
"Dia bilang dia 'baik-baik saja' dan bertanya bagaimana kabar saya," ujar Kateryna, Selasa (24/5/2022).
"Saya telah mendengar dari sumber lain bahwa kondisinya kurang lebih memuaskan."
Sedikitnya 1.000 pejuang Ukraina, termasuk anggota batalyon Azov, dipindahkan ke wilayah yang dikuasai Rusia pekan lalu setelah pabrik baja Azovstal di Mariupol direbut oleh pasukan Rusia.
Batalyon Azov telah memainkan peran sentral dalam pembenaran Rusia atas invasinya, yang awalnya diluncurkan dengan tujuan denazifikasi.
Para pejabat di Kyiv telah menyarankan bahwa mereka dapat ditukar dalam pertukaran tahanan.
Tetapi beberapa pejabat Rusia telah meminta mereka untuk diadili atau bahkan dieksekusi atas tuduhan terorisme karena diduga menganut paham neo-nazi.