Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Bongkar Cara Negara NATO Diam-diam Rekrut Warga Negara Asing untuk Bantu Ukraina Berperang
Pemerintah Rusia mengungkapkan cara negara-negara anggota NATO secara diam-diam memberikan bantuan kepada Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Sejak konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi, negara-negara barat khususnya mereka yang tergabung dalam aliansi NATO getol memberikan bantuan kepada Kiev/Kyiv untuk melawan pasukan militer yang dikirim oleh Presiden Vladimir Putin.
Diketahui bantuan yang diberikan beragam, mulai dari bantuan kemanusiaan, persenjataan dan perlengkapan militer hingga sanksi ekonomi.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, namun di luar beragam jenis bantuan tersebut, ternyata ada pertolongan yang diberikan secara diam-diam oleh negara-negara anggota NATO.
Baca juga: Disebut Zelensky Kehilangan Besar, Juragan Gandum Terbesar Ukraina Tewas Diserang Rusia
Diungkap oleh Kementerian Luar Negeri Rusia, beberapa negara anggota NATO ternyata secara sembunyi-sembunyi merekrut warga negara asing di berbagai daerah yang nantinya dikirim ke Ukraina untuk melawan pasukan Rusia.
"Rusia memantau secara ketat perekrutan warga negara asing yang dilakukan oleh otoritas Ukraina dengan dukungan yang cukup dari beberapa negara NATO untuk melakukan peperangan di Ukraina timur di pihak rezim Kiev," ungkap Vladimir Tarabrin selaku Kepala Departemen Tantangan dan Ancaman Baru di Kemenlu Rusia, Senin (1/8/2022).
Tidak hanya negara NATO, Tabarin menyebut praktik serupa turut dilakukan oleh sejumlah organisasi non profit dan diplomat Ukraina di negara-negara lain.
Baca juga: Ungkit Kecerobohan Pebasket AS yang Ditahan Rusia, Trump Peringatkan Biden soal Pertukaran Tahanan
Sebelumnya, pemerintah Rusia sempat menyoroti terlibatnya anggota keluarga seorang pejabat pemerintahan di Inggris dalam konflik di Ukraina.
Diketahui, Ben Grant (30) anak anggota parlemen di Inggris yakni Helen Grant menjadi tentara sukarelawan di Ukraina dan ikut memerangi Rusia.
Menurut komite investigasi Rusia, Ben telah memimpin serangan ke konvoi pasukan militer Rusia di Ukraina.
Baca juga: Terhenti Berminggu-minggu, Rusia dan Ukraina Akhirnya Kembali Bertemu Rundingkan Perdamaian
Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, kini keterlibatan Ben dalam konflik di Ukraina akan diselidiki lebih lanjut oleh komite investigatif Rusia.
Aksi yang dilakukan oleh Ben dianggap sebagai kasus aktivitas tentara bayaran.
Ben dituding memimpin sekelompok tentara bayaran dari negara-negara barat untuk menyerang konvoi pasukan militer Rusia.
"Perbuatannya akan dinilai dari sudut hukum pidana," ujar Komite Investigatif Rusia.
Unit yang dipimpin oleh Ben diketahui beranggotakan tentara bayaran asal Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Ben yang merupakan eks marinir tentara Inggris juga sempat merekam momen pasukan militer Ukraina ditembaki oleh tentara Rusia.
Bahkan Ben sempat merekam seorang rekannya terluka akibat serangan pasukan Rusia tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari The Telegraph, Ben diketahui merupakan anak dari Helen Grant, seorang anggota parlemen di Inggris.
Dalam rekaman tersebut, Ben terus-terusan berteriak kepada teman-temannya bahwa mereka harus mundur.
"Move, move back, move now (Bergerak, bergerak mundur, bergerak sekarang, -red)," ucap Ben.

Dalam video yang direkam oleh Ben terdengar suara tembakan senjata api terus menerus.
Sembari mundur, Ben sesekali menembakkan senjata laras panjang yang ia bawa.
Ben kemudian tampak bersama seorang rekannya membopong tentara Ukraina yang mengalami luka di bagian kaki.
"We've got to move now or we'll die (kita harus bergerak sekarang atau kita akan mati," ujar Ben.
Saat Ben mundur tampak banyak tentara Ukraina berjaga dalam posisi tengkurap bersembunyi di balik pepohonan.
Setelah mundur cukup jauh, Ben bersama seorang rekannya memeriksa luka di kaki seorang tentara Ukraina yang terluka.
Tampak darah berceceran dari paha tentara Ukraina tersebut.
Ben dan seorang tentara medis tampak berusaha mengobati luka tentara Ukraina tersebut.
Setelah pertolongan pertama selesai dilakukan, Ben kembali membopong tentara yang terluka untuk terus mundur lebih jauh.
Tak hanya Ben, banyak tentara yang lain ikut mundur dari sana.
Berdasarkan kondisi di sekitar Ben, kemungkinan perang terjadi di hutan pada pagi atau siang hari.
Media Rusia Liput Aktivitas Tentara Bayaran
Sudah bukan rahasia bahwa dalam konflik Rusia-Ukraina, kelompok tentara bayaran grup Wagner ikut terlibat membantu pasukan militer yang dikirimkan oleh Presiden Vladimir Putin.
Saat ini para tentara bayaran dari Wagner ditempatkan di Donbass.
Dikutip TribunWow.com, media Rusia RT mendapat kesempatan untuk meliput langsung aktivitas grup Wagner di Ukraina.

Baca juga: VIDEO Detik-detik Kapal Perang Amerika Dihancurkan oleh Militer Rusia
Aktivitas terakhir yang sempat dilakukan oleh grup Wagner sebelum pindah ke Donbass adalah mengusir tentara Ukraina dari Desa Klinovoe di Republik Rakyat Donetsk.
Berperang melawan pasukan Ukraina, grup Wagner secara terus menerus menyerang menggunakan mortir.
"Duel artileri dan mortir di sini memekakkan telinga dan tidak pernah berhenti," ungkap Murad Gazdiev selaku jurnalis rt yang meliput kegiatan grup Wagner.
Dalam liputan yang dilakukan oleh RT, tampak grup Wagner menggunakan gedung-gedung yang terbengkalai sebagai tempat untuk menyerang dan bersembunyi.
Selain meliput grup Wagner, rt juga menemukan sejumlah bukti pasukan Ukraina menggunakan senjata terlarang berupa perangkap mematikan tipe MON-50. (TribunWow.com/Anung/Via)