Konflik Rusia Vs Ukraina
Vladimir Putin Kirim Menlu Rusia Keliling Afrika untuk Cari Dukungan, Bentuk Aliansi Anti-Barat?
Menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov melakukan upaya diplomasi untuk merekatkan hubungan Moskow dengan Afrika.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Lavrov mengatakan ini adalah kunjungan pertama menteri luar negeri Rusia atau Soviet ke negara itu.
Dia mengatakan hubungan persahabatan sudah terjalin sejak era Soviet dan 8.000 warga Kongo pernah belajar di Rusia.
Lavrov kemudian akan berada di Uganda untuk bertemu Presiden Yoweri Museveni yang memiliki sejarah panjang dalam menyeimbangkan hubungan yang kuat dengan sekutu Barat dan hubungan baik dengan Moskow.
Sarah Bireete, kepala kelompok kampanye yang berbasis di Kampala, Pusat Tata Kelola Konstitusional, mengatakan kepada Reuters bahwa Museveni, yang telah berkuasa selama 36 tahun, semakin tertarik pada Rusia karena tidak mempertanyakan catatan pemerintahannya.
“Uganda memiliki aliansi yang kuat dengan Barat, tetapi mereka mulai mempertanyakan kredensial demokrasinya sehingga Museveni sekarang mencalonkan diri ke Rusia, yang tidak mempertanyakan hak asasi manusia atau catatan demokrasinya,” terang Bireete.
Uganda termasuk di antara beberapa negara di Afrika Timur yang menderita kekurangan pangan karena kekeringan terburuk di kawasan itu dalam 40 tahun, ditambah inflasi yang melonjak yang dipicu oleh krisis di Ukraina.
Baca juga: Bicara ke Pimpinan Uni Afrika, Zelensky Peringatkan Dampak Invasi Rusia: Mereka Coba Memanfaatkanmu
Menlu Rusia Akui Ingin Gulingkan Pemerintahan Zelensky
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan pihaknya akan berupaya menyingkirkan rezim Kiev.
Dilansir TribunWow.com, orang kepercayaan Presiden Rusia Vladimir Putin itu secara tak langsung mengakui tujuan perang Ukraina adalah untuk menggulingkan Presiden Volodymyr Zelensky.
Seperti dilaporkan media Rusia, TASS, pernyataan ini diucapkan Sergey Lavrov pada Minggu (24/7/2022).
Baca juga: Incar Jembatan, Ini Cara Ukraina Rebut Kembali Wilayah Kherson yang Dikuasai Pasukan Militer Rusia
Hal ini diungkapkannya saat berbicara di dalam pertemuan dengan duta besar negara-negara anggota Liga Arab di Kairo, Mesir.
Dalam pidatonya, Lavrov mengaku merasa prihatin dengan nasib rakyat Ukraina yang dianggapnya telah hancur.
"Kami bersimpati dengan rakyat Ukraina, yang pantas mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik. Kami menyesal bahwa sejarah Ukraina dihancurkan di depan mata kami dan kami minta maaf kepada mereka yang telah menyerah pada propaganda negara rezim Kiev dan bagi mereka yang mendukung rezim ini, yang ingin Ukraina menjadi musuh abadi Rusia," kata Lavrov.
Ia pun berjanji akan 'membebaskan' Ukraina dari pemerintahan yang dianggapnya merugikan rakyat.
"Rakyat Rusia dan Ukraina akan terus hidup bersama. Kami akan membantu rakyat Ukraina menyingkirkan rezim yang benar-benar anti-populer dan anti-sejarah," imbuhnya.