Polisi Tembak Polisi
Rela Jaga Makam Brigadir J Siang Malam, Koordinator Ormas PBB: Kematian Dia Sangat Menyayat Hati
Koordinator ormas akan Pemuda Batak Bersatu (PBB) menuturkan soal penjagaan makam Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Menjelang diadakannya proses ekshumasi, makam Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J ramai dijaga sejumlah pihak.
Dilansir TribunWow.com, penjagaan itu diinisiasi organisasi massa Pemuda Batak Bersatu (PBB), dan dilakukan bersama keluarga serta pihak kepolisian.
Mereka melakukan pengawalan selama 24 jam di TPU Desa Suka Makmur, Simpang Yanto Unit 1 Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.
Baca juga: Nasib Adik Brigadir J, Dimutasi hingga Diminta Tanda Tangani Berkas Autopsi Tanpa Lihat Jasad Kakak
Tujuannya antara lain adalah untuk mencegah pencurian jasad Brigadir J yang diharap bisa membuka tabir misteri kematiannya.
Adapun pengamanan tersebut akan terus dilakukan hingga autopsi ulang selesai digelar.
Koordinator ormas PBB sekaligus tokoh agama Pendeta Royanto Situmorang, sempat menuturkan kenangannya bersama Brigadir J.
Secara pribadi, Royanto ternyata memiliki kedekatan dengan mendiang yang disebutnya sebagai sosok yang sopan dan baik hati.
"Dia anak yang baik, ramah, sopan," terang Royanto dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Tribun Jambi, Sabtu (23/7/2022).
Menurut Royanto, pangkat Brigadir J tak menghalanginya untuk bersikap rendah hati.
Ketika bertemu, calon perwira Mabes Polri itu tak segan menunjukkan rasa hormat dengan memberi salam, bahkan mencium tangan orang yang lebih tua.
"Kalau manggil dengan kita itu 'Abang', dan semenjak dia jadi polisi pun tidak pernah berubah, sopan sekali," ucap Royanto.
"Bahkan dengan teman saya, Pendeta Maryadi Simarmata ketika ketemu di angkringan tidak sengaja, dia (Brigadir J) menyalam dan cium tangan, sangat baik."

Baca juga: Suara Bergetar, Kadiv Humas Polri Kabulkan Usul Keluarga Brigadir J Copot Kapolres dan Karo Paminal
Rupanya menjadi seorang polisi adalah cita-cita Brigadir J sejak kecil.
Ia pun berhasil menjadi menjadi anggota Dittipidum Bareskrim Polri sebelum kemudian ditugaskan jadi ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
"Iya (ingin menjadi-red) polisi, dan memang ini dukungan dari keluarga penuh juga, terutama dari ibu dan bapak," tutur Royanto.
Terkait kedekatannya dengan Brigadir J, Royanto yang sama-sama lahir dan besar di Desa Suka Makmur, telah mengenal mendiang sejak kecil.
"Kalau saya pribadi dari tahun '85, kelahiran di sini, besar di sini, semenjak sekolah di sini," tutur Royanto.
"Apalagi kita punya hubungan yang baik, hubungan yang dekat."
Karenanya, tak heran jika kematian Brigadir J menimbulkan luka di benak Royanto hingga ia bersedia mengoordinasi penjagaan makam mendiang.
"Bukan saja merasa kehilangan, yang paling utama kematian dia ini kan sangat menyayat di hati, membuat luka tersendiri di dalam (hati-red) kami," pungkasnya.
Baca juga: Makam Brigadir J Dijaga Ketat oleh Ormas dan Polisi Jelang Autopsi Ulang Dugaan Kasus Pembunuhan
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-04.00:
Guru SMA Tak Percaya Brigadir J Lecehkan Istri Irjen Ferdy Sambo
Kasus tewasnya Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J menjadi tanda tanya besar bagi orang-orang terdekatnya.
Dilansir TribunWow.com, guru-guru sekolah tempat mendiang menghabiskan masa SMA mengaku tak percaya atas tuduhan pelecehan yang dijatuhkan pada Brigadir J.
Pasalnya, mereka mengaku mengenal dekat sosok pemuda tersebut sebagai murid berprestasi yang berkelakuan sangat baik.
Baca juga: Ponsel Diretas, Sebagian Pesan Keluarga Brigadir J Dihapus, sang Ayah: Takut Pakai WA Kembali
Seperti dilaporkan TribunJambi.com, Sabtu (16/7/2022), mantan wali kelas Brigadir J di SMAN 4 Muaro Jambi, Jambi, Andriani memberikan keterangan.
Ia mengatakan bahwa Brigadir J adalah murid teladan yang sangat baik.
Pemuda tersebut tak pernah melakukan pelanggaran dan diketahui patuh dan dekat dengan guru.
"Kalau sama guru juga baik, tidak ada perilaku yang menyimpang, yang aneh aneh itu gak ada, dalam belajar juga bisa mengikuti termasuk anak kebanggaan saya lah di kelas," kata Andriani.
"Kebetulan anak andalan saya Yosua, sering saya mintain tolong, sama guru patuh, tidak neko-neko."
Karenanya, ia pun tak percaya saat mendengar kabar bahwa Brigadir J tewas ditembak Bharada E karena diduga melakukan pelecehan pada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Tidak percaya, saya aja heran pertama kali denger kabarnya, nggak percaya saya, karena saya kenal dekat dengan Yosua dulu," tegas Andriani.
Hal senada diungkapkan Wakil Kesiswaan SMA 4 Muaro Jambi, Bambang, yang berduka mendengar kematian mantan siswanya.
"Mudah-mudahan itu bisa terungkaplah kebenarannya, saya juga jadi sedih," kata Bambang, Sabtu (16/7/2022).

Baca juga: Brigadir J Tewas Ditembak, Ayah Korban Minta Bantuan Jokowi dan Kapolri, Ungkap Kejanggalan Ini
Ia mengaku tak percaya bahwa Brigadir J yang aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah telah melakukan pelanggaran hukum.
Pasalnya, selama di sekolah, Brigadir J juga mendapatkan gemblengan kedisiplinan dan bagaimana cara bersikap serta berperilaku.
"Kepintaran itu bisa kita dapat, tapi kalau orang pintar tidak punya sikap mental yang baik, bagi saya dan guru lain itu percuma saja," ungkap Bambang.
"Untuk itu, jika Brigadir Yosua dikatakan melakukan tindakan pelecehan, bagi kami itu seperti kegagaalan, nangis saya ini, makanya itu saya tidak percaya."
"Karena kalaupun ada siswa yang kurang baik, ya kita perbaiki. Kita selalu menanam kebaikan. Kita menanam yang baik keluar itu baik juga." (TribunWow.com/Via)