Konflik Rusia Vs Ukraina
Media Rusia Sebut Orang Amerika Tak Percaya pada Joe Biden, Anggap Krisis Energi Bukan Salah Putin
Media Rusia mengutip tulisan jurnalis Inggris yang menyebut warga Amerika menyangsikan perkataan Presidennya, Joe Biden.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Orang Amerika Serikat disebut tidak percaya klaim Presiden AS Joe Biden bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bertanggung jawab atas melonjaknya harga bahan bakar di negara itu.
Dilansir TribunWow.com, pernyataan ini diungkapkan oleh kolumnis Fox News Douglas Murray.
Seperti yang dilaporkan media Rusia RIA Novosti, Senin (11/7/2022), sang jurnalis mencatat perkataan yang dilontarkan Joe Biden dalam enam bulan terakhir.
Baca juga: Naik Mobil Sendirian Sama Saja Bantu Putin dan Rusia, Parlemen Ukraina Komentari Isu Krisis Energi
Dikatakan bahwa pemerintahan Biden telah mencoba untuk menyalahkan semua masalah pada Putin, terutama akibat krisis yang terjadi di seluruh dunia.
Namun, menurut jurnalis asal Inggris tersebut, penduduk AS tak serta merta mengamini klaim tersebut.
"Salah satunya adalah bahwa orang Amerika tidak setuju. Kami tahu kami memiliki masalah energi sejak awal pemerintahan ini," tulis Murray.
Menurutnya, Amerika Serikat sadar bahwa Biden-lah yang memblokir pipa minyak dari Kanada, demi berusaha mengejar kebijakan ramah lingkungan.
Akibatnya, pemimpin Amerika itu terpaksa bepergian ke seluruh dunia, memohon kepada orang lain untuk memberi mereka minyak.
Murray mencatat bahwa kepemimpinan AS saat ini sedang mengejar kebijakan energi yang didorong secara ideologis.

Baca juga: Putin Cuci Tangan Menolak Rusia Disalahkan atas Krisis Pangan Global, Ganti Tuding Ukraina dan AS
"Mereka tidak melihat angka, mereka tidak melihat fakta, mereka dipandu oleh bagian tertentu dari agenda ini," kata pengamat politik tersebut.
Akibatnya, ia menyebut karena mereka yang sangat ideologis di Amerika ini, orang-orang sekarang menderita.
Diketahui, Biden telah berulang kali mengaitkan krisis ekonomi di negara itu dengan konflik di Ukraina.
Dia menyebut inflasi tinggi di Amerika Serikat dengan istilah 'kenaikan harga Putin'.
Presiden Rusia mengomentari kata-kata tersebut dan mengatakan bahwa pernyataan itu dirancang untuk orang yang tidak dapat membaca dan menulis.
Putin menyebut masalah dengan makanan dan bahan bakar adalah hasil dari kesalahan sistemik oleh pemerintahan di Washington dan birokrasi Eropa.
Baca juga: Tak Bantah Muat Gandum Ukraina, Menlu Putin Buka Suara soal Kapal Kargo Rusia yang Ditahan Turki
Joe Biden Dijuluki Kaisar Tanpa Busana
Di sisi lain, sebelumnya, penulis sekaligus mantan staf kementerian luar negeri Amerika Serikat (AS), Peter Van Buren mengkritik Presiden Joe Biden.
Dilansir TribunWow.com, menulis dalam sebuah artikel untuk The American Conservative, Van Buren menilai upaya AS menghentikan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak membuahkan hasil.
Seperti dilaporkan media Rusia RIA Novosti, Selasa (5/7/2022), ia membandingkan situasi saat ini dengan pesta yang diumumkan oleh Joe Biden, namun tidak ada orang yang datang.
Baca juga: Bagaimana Rasanya Tinggal di Wilayah yang Diduduki Rusia? Berikut Kesaksian Para Warga Ukraina
Dicatat bahwa hanya empat bulan berlalu sejak dimulainya invasi Rusia di Ukraina, Presiden AS telah mengumumkan paket bantuan baru senilai $1,2 miliar (Rp 18 triliun) di atas Lend-Lease yang telah ditandatangani sebelumnya dengan total $40 miliar (Rp 600 triliun).
"Dan inilah yang terjadi di Ukraina, di mana kemajuan bertahap Rusia entah bagaimana dikombinasikan dengan keyakinan Biden bahwa hegemoni global dipertaruhkan dan bahwa dia mengobarkan perangnya dengan biaya kecil," tulis Van Buren.
Sang penulis pun merujuk pada cerita anak-anak karangan Hans Christian Andersen berjudul 'Kaisar Tanpa Busana' atau 'Baju Baru sang Kaisar'.
Menurut Van Buren, Biden bisa saja berakhir seperti sang kaisar dalam cerita tersebut.
Pasalnya, pemasokan senjata ke Ukraina dan sanksi global yang dijatuhkan pada Rusia faktanya gagal menghentikan langkah Putin.
"Presiden dan pemerintahan Washington adalah satu-satunya yang yakin bahwa mereka memimpin Barat ke perjuangan heroik."
"Operasi khusus ini dilakukan dengan pasokan senjata dan sanksi."
"Keduanya gagal, membuat Biden tidak terlindungi untuk bangun suatu hari dan mendapati dirinya sebagai kaisar Donbass tanpa pakaian," kata Van Buren.

Baca juga: Tuding Joe Biden Berkhianat karena Zelensky, Politikus AS Pertanyakan Tujuan Negara Bantu Ukraina
Selain itu, diasumsikan bahwa pertempuran akan dimenangkan jika sanksi embargo Rusia berhasil meruntuhkan ekonomi negara tersebut.
Masalahnya hal ini tidak bisa dengan mutlak terjadi karena sejumlah negara pada praktiknya membutuhkan produk Rusia.
"Dan ke mana sekutu Biden menghilang?," tanya Van Buren.
"Uni Eropa dan Jepang baik dalam kata-kata, tetapi pada kenyataannya mereka tertatih-tatih oleh kebutuhan energi mereka."
"Amerika hampir satu-satunya yang mengklaim bahwa tatanan dunia liberal berada di bawah ancaman."
"Bagaimana jika bangsa lain melihat begitu sedikit manfaat dalam tatanan ini sehingga mereka tidak akan menyesali kepergiannya?"(TribunWow.com/Via)