Konflik Rusia Vs Ukraina
Media Rusia Beritakan Kontroversi Dubes Ukraina di Jerman, Sindir Pakai Gambar Siput hingga Makian
Dubes Ukraina untuk Jerman Andrey Melnik kini telah resmi dicopot dari jabatannya per Sabtu (9/7/2022) oleh Presiden Volodymyr Zelensky.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andrey Melnik kini tak lagi menjabat sebagai dubes sejak ia dicopot oleh Presiden Volodymyr Zelensky pada Sabtu (9/7/2022).
Saat ini belum diketahui bagaimana nasib terkini Melnik, sejumlah media melaporkan Melnik justru akan dipromosikan menjabat Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina.
Dikutip TribunWow.com, media Rusia rt.com memberitakan sederet kontroversi yang dibuat oleh Melnik selama menjabat sebagai Dubes di Jerman.
Baca juga: Gara-gara Unggahan FB, Warga Ukraina Ditanya Tentara Rusia Mau Ditembak di Bagian Mana
Melnik diketahui resmi menjabat sebagai Dubes Jerman sejak Desember 2014 silam menggantikan Pavel Klimkin.
1. Memperingati Tokoh terkait Nazi
Tak lama setelah resmi menjabat sebagai Dubes Jerman, Melnik langsung membuat skandal besar setelah ia melakukan kunjungan ke makam Stepan Bandera.
Bandera adalah tokoh nasionalis Ukraina yang dianggap sebagai pahlawan negara.
Namun di sisi lain, Bandera pernah bekerja sama dengan Nazi pada era perang dunia II.
2. Sindir Pakai Gambar Siput
Sejak konflik antara Rusia-Ukraina pecah pada Februari 2022, Melnik kerap melontarkan kritik terhadap jumlah dan kecepatan bantuan yang dikirimkan oleh Jerman.
Dalam sebuah cuitannya di Twitter, Melnik mengunggah sebuah gambar siput yang di cangkangnya terdapat peluru yang ditempel menggunakan solatip.
Di kolom caption, Melnik menulis "Bantuan Jerman dalam perjalanan ke kita."
Baca juga: Masuki Wilayah Kekuasaan Musuh, Warga Ukraina Gunakan Identitas Fiktif hingga Simpan Lagu-lagu Rusia
3. Sebut Kanselir Jerman Sosis
Melnik mengaku menyesal pernah melontarkan ledekan kepada Kanselir Jerman, Olaf Scholz.
Melnik diketahui pernah memanggil Scholz dengan sebutan sosis yang tersinggung pada bulan Mei 2022 lalu.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, pengakuan penyesalan Melnik ia sampaikan lewat media cetak Jerman, Der Spiegel, Rabu (22/6/2022).
"Saya akan minta maaf kepada Scholz secara personal," ujar Melnik.

Baca juga: Bantah Incar Warga Sipil saat Konflik, Rusia Ungkap Alasan kenapa Harus Serang Ukraina
Melnik diketahui meledek Scholz gara-gara Scholz menolak berkunjung ke Kiev pada Mei lalu.
Kala itu Scholz menolak berkunjung ke Kiev lantaran Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier sempat ditolak oleh Ukraina ketika ingin berkunjung pada pertengahan April.
Frank sendiri diketahui memiliki hubungan dekat dengan Rusia yang pada saat itu tengah berkonflik dengan Ukraina.
Melnik menjelaskan, sindirannya kepada Kanselir Jerman turut membuat geram Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Melnik sendiri kerap melemparkan kritikan keras kepada Jerman yang dianggap lambat dalam membantu Ukraina soal konflik melawan Rusia.
4. Maki Intelektual di Jerman
Sekelompok intelektual di Jerman menulis sebuah surat terbuka berisi permintaan kepada negara-negara barat untuk menghentikan mengirim bantuan senjata ke Ukraina.
Kelompok intelektual ini meminta agar konflik diakhiri lewat jalur negosiasi damai.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, aksi sekelompok intelektual di Jerman tersebut menuai sindiran dari Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andrey Melnik.
Melnik menyebut para kelompok intelektual tersebut sebagai pecundang.
Melnik turut memaki permintaan kelompok intelektual tersebut.
"Perse**n dengan saran mereka," kata Melnik.
Surat terbuka ini diketahui dimuat dalam koran cetak di Jerman Die Zeit, Rabu (29/6/2022).
Surat terbuka itu berjudul "Gencatan senjata sekarang!".
Total ada 21 orang terlibat dalam penulisan surat tersebut, mulai dari akademisi, filsuf, jurnalis, seniman, mantan diplomat.
Baca juga: 3 Skenario Perkembangan Konflik Rusia-Ukraina, Intelijen AS Sebut saat Ini Mustahil Berdamai
Isi surat itu mendesak Uni Eropa menjalankan kewajiban mereka untuk mengembalikan dan memastikan perdamaian di Benua Eropa.
Di dalam surat tersebut turut dijelaskan semakin lama aksi mengirimkan senjata dilakukan, semakin tidak jelas akhir dari konflik yang terjadi.
Dijelaskan hampir tidak mungkin bagi Ukraina mewujudkan keinginan mereka merebut kembali seluruh area Donetsk dan Lugansk serta Krimea yang kini telah dikuasai oleh pasukan militer Rusia.
Surat ini juga menjelaskan bagaimana konflik di Ukraina menyebabkan bencana kemanusiaan mulai dari kelaparan hingga ekonomi di negara-negara lain.
Para penulis surat itu berpendapat negara-negara barat harus bersatu melawan Rusia namun bukan dengan cara perang yang berkepanjangan di Ukraina.
(TribunWow.com/Anung/Via)