Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Sebut Harga Mi dan Roti Bisa Naik karena Perang Ukraina, Jokowi: Sudah Mulai yang Namanya Kelaparan

Jokowi menyebut harga pangan dunia, terutama komoditas gandum naik kareka konflik Rusia vs Ukraina hingga bisa memicu kelaparan di sejumlah negara.

Kolase BPMI Setpres/Laily Rachev dan Instagram/@jokowi
Foto kiri: Potret Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rabu (29/6/2022). Foto kanan: Presiden Jokowi bersama Presiden Putin usai memberikan keterangan pers bersama di Istana Kremlin, Moskow, Kamis (30/06/2022). Terbaru, Jokowi mengingatkan masyarakat soal harga mi dan roti yang bisa naik karena perang Rusia vs Ukraina, Kamis (7/7/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Perang antara Rusia vs Ukraina disebut mengakibatkan kelaparan di sejumlah negara.

Peringatan soal kenaikan harga mi dan roti serta kelaparan itu juga disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam Peringatan Hari Keluarga Nasional di Medan, Sumatera Utara, Jokowi menyebut harga pangan dunia, terutama komoditas gandum naik kareka konflik Rusia vs Ukraina, Kamis (7/7/2022).

Baca juga: Tak Bantah Muat Gandum Ukraina, Menlu Putin Buka Suara soal Kapal Kargo Rusia yang Ditahan Turki

Jokowi mengungkapkan, saat ini Indonesia mengimpor 11 juta ton gandum untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan roti bisa harganya naik," ujar Jokowi.

Rusia, Ukraina, dan ditambah Belarusia merupakan negara penghasil gandum terbesar di dunia.

Negara-negara tersebut menahan stok gandum mereka untuk tidak di jual ke luar.

Ukraina menahan stok kurang lebih 77 juta ton gandum dan Rusia 130 juta ton.

Petani Ukraina memuat gandum di mesin untuk disemai di ladang sebelah timur Kyiv pada 16 April 2022.
Petani Ukraina memuat gandum di mesin untuk disemai di ladang sebelah timur Kyiv pada 16 April 2022. Terbaru, Jokowi menyebut harga pangan komoditas gandum mengalami kenaikan dan bisa memicu kelaparan di sejumlah negara. (AFP/ Genya Savilov)

"Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia."

"Dan sekarang ini sudah mulai karena barang itu gak bisa keluar dari Ukraina dan Rusia, di Afrika dan beberapa negara di Asia sudah mulai yang namanya kekurangan pangan akut. Sudah mulai yang namanya kelaparan," katanya.

Meskipun harga pangan di dunia naik, harga beras di Indonesia tidak mengalami kenaikan.

Harga beras terbilang stabil karena produksi beras petani mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Biasanya Indonesia harus impor beras 1,5-2 juta ton beras untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.

"Untungnya kita ini, alhamdulillah rakyat kita utamanya petani masih berporduksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik."

"Semoga tidak naik, karena stoknya selalu ada, dan sudah tiga tahun kita tidak impor beras lagi," ujarnya.

Baca juga: Bakal Bahas Ekspor Gandum, Presiden Turki Berencana Adakan Pembicaraan dengan Putin dan Zelensky

Penjelasan Putin pada Jokowi soal Ukraina

Sebelumnya, Putin memberikan penjelasan panjang pada Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Dilansir TribunWow.com, keduanya membahas isu krisis pangan yang muncul akibat perang Rusia dan Ukraina.

Putin pun memberikan penjelasan mengenai peran pihak Barat yang disebutnya menjadi penyebab mendasar dalam bencana pangan tersebut.

Dilaporkan RIA Novosti, Kamis (30/6/2022), Jokowi menyinggung masalah ketahanan pangan dan situasi di pasar pupuk.

Ia terang-terangan menegur Putin dan meminta agar Rusia tidak memperpanjang larangan ekspor biji-bijian Ukraina yang bisa sebabkan krisis.

Membantah tudingan tersebut, Putin menekankan bahwa tidak ada yang mencegah militer Ukraina membersihkan pelabuhan yang sarat ranjau agar dapat membawa makanan ke kapal.

Dia mengatakan, gandum bisa diekspor melalui jalur lain.

"Kami tidak mengganggu ekspor gandum Ukraina. Otoritas militer Ukraina telah memasang ranjau berdekatan dengan pelabuhan mereka, tidak ada yang mencegah mereka membersihkan ranjau dan menarik kapal dengan gandum dari sana, kami menjamin keamanan," terang Putin.

"Selain itu, ada ekspor lainnya Melalui Rumania, Danube dan pergerakan selanjutnya di sepanjang Laut Hitam, melalui Polandia, melalui Belarusia, melalui pelabuhan Laut Azov."

Menurut Rusia, di Ukraina sekarang ada sekitar 5 juta ton biji-bijian yang diblokir, jumlah seperti itu tidak mempengaruhi pasar dunia dengan cara apa pun.

"Baru-baru ini, masalah yang berkaitan dengan ekspor gandum Ukraina telah dibahas secara aktif. Menurut Departemen Pertanian AS, di Ukraina ada 6 juta ton gandum, menurut data kami, sekitar 5 juta ton," beber Putin.

"Jika yang kami maksud adalah volume produksi di dunia, 800 juta ton, maka kami memahami bahwa ini adalah jumlah yang tidak mempengaruhi pasar dunia dengan cara apa pun. Ini sekitar 2,5 persen, dan 0,5 persen dari semua makanan yang diproduksi di dunia."

Putin menambahkan bahwa dalam masalah gandum Ukraina, Rusia bekerja sama erat dengan organisasi PBB yang relevan.

PBB mengumumkan ancaman krisis pangan karena kekurangan biji-bijian, Barat menuduh Rusia menangkal pasokan biji-bijian Ukraina ke pasar dunia.

Moskow dengan tegas membantah tuduhan tersebut, dikatakan bahwa sanksi terhadap pelabuhan Rusia menciptakan kesulitan bagi pasar makanan dan pupuk.

"Masalahnya adalah negara-negara ini telah memberlakukan sanksi terhadap pelabuhan kami, menciptakan kesulitan dalam mengasuransikan kargo dalam pengiriman, dan ini semua menciptakan masalah tertentu untuk makanan dan pupuk," ungkap Putin.

Selain itu, kenaikan harga di pasar pangan disebabkan karena adanya pandemi Virus Corona, dan negara-negara Barat pun mulai menumpuk produk pangan dari pasar dunia.

"Untuk makanan, dalam rangka memerangi konsekuensi pandemi, negara-negara Barat mulai mengeluarkan emisi, meningkatkan defisit anggaran mereka, dan mulai meraup produk makanan dari pasar dunia karena emisi ini, harga pangan naik tajam," jelas Putin.

"Mereka membeli lebih banyak daripada menjual. Uang telah dicetak, dolar telah didistribusikan, dan mereka membeli makanan. Harga telah naik, dan negara-negara berkembang telah menemukan diri mereka dalam situasi yang paling buruk," pungkasnya. (Tribunnews.com/Taufik Ismail/TribunWow.com/Noviana)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Ingatkan Masyarakat Harga Mie dan Roti Bisa Naik karena Konflik Rusia dan Ukraina

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
RotiJokowiRusiaUkraina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved