Konflik Rusia Vs Ukraina
Tuduh Ukraina Serang Belarus, Lukashenko Beri Peringatan Keras, Isyarat akan Bantu Rusia?
Presiden Belarus Lukhasenko menuduh Ukraina menyerang negaranya dan telah melakukan provokasi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Pemimpin Belarus Alexander Lukashenko menuduh Ukraina telah memprovokasi negaranya.
Dilansir TribunWow.com, rekan dekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu mengatakan bahwa Ukraina telah menyerang wilayah Belarus.
Namun, seperti dilaporkan Al Jazeera, pada Sabtu (2/7/2022), Lukashenko mengklaim pasukannya berhasil mencegat rudal yang ditembakkan sekitar tiga hari yang lalu itu.
Baca juga: Tentara Ukraina Temukan Harddisk Berisi Data Rahasia Pasukan Militer Rusia, Ini Isinya
Klaim itu muncul satu minggu setelah Ukraina mengatakan rudal menghantam wilayah perbatasan dari Belarus, sekutu jangka panjang Rusia yang mendukung invasi 24 Februari.
Lukashenko pada membantah negaranya berusaha untuk campur tangan dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Tetapi ia mengeluarkan peringatan tegas yang ditujukan untuk Kyiv dan sekutu Baratnya.
"Seperti yang saya katakan lebih dari setahun yang lalu, kami tidak berniat untuk berperang di Ukraina," ujar Lukashenko.
"Kami hanya akan bertarung dalam satu kasus. Jika anda memasuki tanah kami, jika anda membunuh orang-orang kami, maka kami akan merespons,” tambahnya.
Ia juga memperingatkan bahwa Belarus akan membalas seketika serangan musuh di tanahnya.
Diketahui, relasi antara Rusia dan Belarus begitu dekat sehingga negara tersebut sempat dikira akan terlibat membantu Putin.

Baca juga: Survei Tunjukkan Mayoritas Warga Ukraina Salahkan Zelensky dan AS atas Konflik Lawan Rusia
Apalagi, pasukan Rusia diizinkan melintasi perbatasan Belarus ke Ukraina ketika mereka mencoba dan gagal merebut ibu kota Kyiv.
Lukashenko sangat bergantung pada Rusia secara militer dan ekonomi.
Ia juga mengandalkan dukungan tetangganya untuk menstabilkan posisinya ketika protes meluas pecah pada tahun 2020 setelah pemilihan yang menurut oposisi Belarus dia curi.
Di sisi lain, Putin mengumumkan pekan lalu bahwa Moskow akan mengirimkan rudal Iskander-M yang mampu membawa senjata nuklir ke Belarus dalam beberapa bulan mendatang.
Belum ada kepastian mengenai tujuan pasti pengiriman senjata tersebut baik dari pihak Rusia maupun Belarus.
"Kurang dari sebulan yang lalu, saya memerintahkan angkatan bersenjata kami untuk menempatkan pusat keputusan di ibu kota anda," kata Lukashenko, mengutip rudal yang dijanjikan oleh Putin dan peluncur roket Belarus Polonez.
Pesan Zelensky untuk Belarus
Pemerintah Ukraina meyakini Rusia telah menyeret Belarus untuk ikut terlibat dalam konflik.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meyakini sebenarnya Belarus tidak ingin terlibat dalam konflik Rusia-Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari skynews, ia pun berpesan kepada Belarus yang saat ini dipimpin oleh Presiden Alexander Lukashenko yang juga merupakan sahabat dari Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Anda bukan budak," ujar Zelensky.
"Saya tahu masyarakat Belarus mendukung Ukraina."
Zelensky mengatakan, karena Belarus mendukung Ukraina maka mereka diseret oleh Rusia untuk ikut terlibat dalam perang.
"(Rusia) ingin menanam kebencian di antara kita," kata Zelensky.
Sebelumnya, direktorat intelijen Rusia sempat buka suara soal Belarus yang mulai terlibat dalam konflik.
"Provokasi berskala besar oleh Rusia dengan tujuan untuk menyeret Belarus ke dalam perang melawan Ukraina," ungkap direktorat intelijen Ukraina.
Klaim ini disampaikan oleh intelijen Ukraina seusai sejumlah kota mulai dari Chernigov, Kiev, dan Sumy menerima serangan roket dari Kota Petrikov, Belarus.
"Ini adalah kasus pertama serangan udara di Ukraina datang langsung dari Belaru," ungkap intelijen Ukraina.
Menurut intelijen Ukraina, nantinya akibat insiden ini, Lukashenko tidak akan bisa menghindar dan mau tidak mau harus terlibat dalam perang Rusia-Ukraina.
Sejak konflik terjadi, Belarus diketahui selalu berada di kubu Presiden Rusia Vladimir Putin.
Meskipun kerap memberikan bantuan logistik kepada Rusia, Belarus belum pernah terlibat langsung dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.
Sebelumnya, sebuah surat ditulis oleh Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) alias United Nations (UN).
Sahabat Presiden Rusia Vladimir Putin itu di dalam suratnya menuliskan soal potensi terjadinya Perang Dunia ke-3.
Lukashenko sendiri diketahui pro terhadap Rusia dalam konflik yang terjadi di Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, surat ini ditulis oleh Lukashenko untuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Di dalam suratnya itu, Lukashenko meminta seluruh negara di dunia untuk bersatu dan mencegah konflik regional yang terjadi di Eropa meluas menjadi perang dunia.
Lukasheko juga menuliskan di dalam suratnya, agar terjadi perdamaian maka negara-negara barat harus berhenti mengirimkan senjata ke Ukraina.
Tak hanya itu, Lukashenko meminta agar negara-negara barat tidak lagi memprovokasi dan menyebarkan ujaran kebencian di media massa. (TribunWow.com/Via/Anung)