Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Penjara Komandannya Sendiri karena Kabur dari Medan Perang, Terungkap dari Sambungan Telepon
Intelijen Ukraina sadap telepon pasukan Rusia yang mengatakan adanya sosok komandan yang kabur.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Ia juga mengirim dukungan kepada rekan-rekan asingnya yang mengkritik perang agresif yang dilepaskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.
Pria bernama Boris Bondarev (41) itu mengaku merasa malu atas keputusan negaranya menyerang negara tetangga.

Baca juga: Akibat Serangan Rusia, Ratusan Tentara Ukraina di Wilayah Timur Disebut Sekarat Setiap Harinya
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (23/5/2022), Bondarev bekerja sebagai penasihat di misi permanen Rusia untuk PBB di Jenewa.
"Saya pergi ke misi seperti Senin pagi lainnya dan saya meneruskan surat pengunduran diri saya dan saya keluar," kata Bondarev.
Dalam pernyataan yang diedarkan ke sejumlah misi diplomatik di Jenewa, dia mengutuk invasi ke Ukraina dan mengecam kementerian luar negeri Rusia.
Ia terang-terangan merasa malu atas sikap Rusia yang mengancam kedamaian Eropa.
"Selama dua puluh tahun karir diplomatik saya, saya telah melihat perubahan yang berbeda dari kebijakan luar negeri kami, tetapi saya tidak pernah merasa malu dengan negara saya seperti pada 24 Februari tahun ini," kata Bondarev dalam pernyataan yang pertama kali diterbitkan oleh UN Watch, sebuah kelompok advokasi.
Tanggal tersebut mengacu pada invasi Rusia ke Ukraina dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai 'operasi militer khusus' untuk 'menghapus nazifikasi' negara tersebut.
"Perang agresif yang dilancarkan oleh Putin melawan Ukraina, dan sebenarnya melawan seluruh dunia Barat, bukan hanya kejahatan terhadap rakyat Ukraina, tetapi juga, mungkin, kejahatan paling serius terhadap rakyat Rusia," kata pernyataan itu.
Tidak ada komentar segera dari misi permanen Rusia untuk PBB.
Bondarev, mengatakan dia telah bekerja dengan kementerian luar negeri Rusia selama dua dekade, dan telah bekerja sebagai penasihat di misi negara itu di Jenewa sejak 2019.
Pengunduran diri tersebut merupakan protes dari seorang diplomat Rusia sebagai perbedaan pendapat dan suara-suara kritis, terutama untuk narasi perang Moskow.
Ini terjadi pada saat pemerintah Putin berusaha menindak perbedaan pendapat atas invasi tersebut.
"Mereka yang merencanakan perang ini hanya menginginkan satu hal, untuk tetap berkuasa selamanya, tinggal di istana hambar yang sombong, berlayar di kapal pesiar yang sebanding dengan tonase dan biaya untuk seluruh Angkatan Laut Rusia, menikmati kekuatan tak terbatas dan impunitas penuh," kata Bondarev dalam pernyataan itu.
Diplomat itu melayangkan kritik keras terhadap kementerian luar negeri Rusia dan pemimpinnya, Sergey Lavrov, yang telah menjadi pembela setia operasi militer Putin.