Konflik Rusia Vs Ukraina
Kondisi Terkini Bucha, Jurnalis Inggris Terkejut Lihat Warga Ukraina Bersikap Biasa Ada Banyak Mayat
Jurnalis media Inggris menelusuri Kota Bucha yang dulu sempat heboh menjadi lokasi tentara Rusia membantai warga sipil Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sejumlah mayat terbungkus plastik hitam tampak dibiarkan terkumpul di luar pintu masuk kamar mayat di Kota Bucha, Ukraina.
Bau menyengat tercium dari jenazah-jenazah tersebut.
Dikutip TribunWow.com dari skynews, para jasad tersebut diketahui dibiarkan berada di luar ruangan karena kamar mayat di Bucha sudah tak mampu lagi menampung mayat.
Baca juga: Minta Biden Keluar dari NATO, Politisi AS Ungkap Siapa yang Raup Untung dari Konflik Ukraina
Jurnalis media Inggris Skynews Sally Lockwood, menelusuri kondisi terkini Kota Bucha setelah beberapa bulan berlalu sejak tragedi pembantaian warga sipil yang dilakukan tentara Rusia.
Sally mengaku kaget melihat reaksi warga sipil di Bucha yang biasa saja melihat sekumpulan mayat di ruang terbuka bahkan mereka nampak tak terganggu dengan bau busuk yang dikeluarkan mayat tersebut.
Menurut penelusuran Sally, jasad yang dibiarkan berada di luar tersebut ternyata bukan berasal dari Bucha melainkan dari Mariupol.
Berdasarkan keterangan seorang petugas kamar mayat tersebut, jenazah-jenazah itu berasal dari pabrik baja Azovstal.
Seperti yang diketahui pabrik baja tersebut merupakan tempat terakhir yang dihuni para prajurit Ukraina sebelum akhirnya menyerah ke tentara Rusia karena telah dikepung.
Sang petugas kamar mayat menyebut seluruh jasad itu diduga bukan warga sipil melainkan tentara.
Sebelumnya, pemerintah Ukraina menyatakan hampir 85 persen dari mayat penduduk Kota Bucha, wilayah Kyiv yang tewas, memiliki luka tembak.
Penemuan ini diklaim yang menunjukkan pihak Rusia melakukan pembunuhan secara sadar.
Hal ini menambah panjang daftar kejahatan perang yang dituduhkan pada pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.
Dilansir TribunWow.com dari Ukrinform, Jumat (15/4/2022), Wali Kota Bucha Anatoliy Fedoruk memberikan keterangan.
Pihaknya mengumpullkan bukti tersebut dari jasad warga yang dikumpulkan dari kuburan massal dan yang tergeletak di berbagai lokasi.
Dari mayat-mayat tersebut, hampir seluruhnya memiliki bekas tembakan diduga dari tentara Rusia.

Baca juga: Bantah Serang Apartemen di Odesa, Rusia Sebut Ukraina Pakai Aktor Provokasi Dibayar Rp 7 Juta
"Hampir 85 persen dari semua mayat yang kami keluarkan dari kuburan massal atau penguburan individu di kebun, taman, alun-alun, pekarangan memiliki lubang peluru. Artinya, pembunuhan berencana secara sadar terjadi di Bucha," kata Fedoruk.
Dia mengatakan bahwa pemindahan mayat dari kuburan massal di wilayah Gereja St. Andrew akan selesai mungkin pada tanggal 15 April.
"Kami akan menyelesaikan pekerjaan ini, kami akan mengeluarkan jasad warga dan mengirim mereka ke kamar mayat untuk melakukan prosedur yang relevan agar kerabat dapat mengambil jenazah dan menguburkan mereka dengan tepat," tambah Fedoruk.
Warga Sipil di Bucha Digiring sebelum Dieksekusi
Sebuah investigasi tengah dilakukan oleh media asal Amerika Serikat (AS) yakni New York Times.
New York Times menerima sejumlah video yang diduga dapat menjadi bukti tentara Rusia melakukan pembantaian warga sipil di Bucha, Ukraina.
Dalam video tersebut terekam mulai dari warga sipil masih dalam kondisi hidup hingga tewas.


Baca juga: Suaminya Dibunuh Tentara Rusia, Wanita di Ukraina Sempat Merasa Kasihan ke Pelaku
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, video ini diunggah oleh New York Times lewat akun Twitter-nya yakni @nytimes, Jumat (20/5/2022).
Pada video itu tertulis tanggal rekaman yakni 4 Maret 2022 saat para warga sipil itu masih hidup, lalu tanggal 5 Maret 2022 ketika mereka telah tewas.
Awalnya terekam delapan warga sipil digiring oleh sejumlah tentara Rusia.
Mereka berbaris berjalan sambil menunduk ke bawah.
Satu tangan mereka memegangi pinggang orang yang di depan, sedangkan tangan lainnya memegangi kepala.
Seorang tetnara Rusia terdengar menyampaikan makian sambil meminta agar warga tersebut terus berjalan.
Kemudian, warga tersebut dipaksa tidur di tanah.
Saksi mata melaporkan, para tentara Rusia itu membawa para warga ke bangunan kantor terdekat yang diketahui dijadikan Rusia sebagai markas militer.
Selanjutnya terdengar suara tembakkan dan para warga yang tadi dibawa masuk tidak pernah terlihat lagi.
Keesokannya, sebuah drone merekam sejumlah jasad warga ditempatkan di samping bangunan tersebut.
Dari ciri-ciri fisik seperti pakaian yang digunakan, jasad-jasad itu adalah warga yang kemarin baru saja digiring masuk ke dalam gedung. (TribunWow.com/Anung)