Konflik Rusia Vs Ukraina
Turki Akhirnya Setuju Finlandia dan Swedia Gabung dengan NATO, Bagaimana Respons Rusia?
Turki menyetujui pendaftaran Swedia dan Finlandia menjadi anggota NATO setelah diadakannya sejumlah persetujuan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Turki telah setuju untuk mendukung Swedia dan Finlandia untuk bergabung ke aliansi NATO.
Dilansir TribunWow.com, awalnya menentang tawaran negara-negara Nordik untuk bergabung.
Bahkan, Rusia yang melancarkan aksi militer di Ukraina juga memberikan ancaman atas keputusan Finlandia dan Swedia tersebut.
Baca juga: Sangsi Putin Berani Mulai Perang Lawan NATO, Menteri Inggris: Rusia Pasti Benar-benar Gila
Permasalahan Turki dengan dua negara Nordik tersebut dimulai karena Ankara menuding Finlandia dan Swedia menjadi tuan rumah bagi militan Kurdi.
Karenanya, Turki memberikan penolakan keras, padahal Swedia dan Finlandia tidak dapat bergabung dengan NATO tanpa dukungannya.
Di sisi lain, Rusia menggunakan perluasan aliansi militer defensif Barat itu sebagai dalih untuk perang di Ukraina.
Tetapi invasi Moskow justru memiliki efek sebaliknya karena justru mendorong kedua negara tersebut untuk bergabung dengan NATO.
Dilansir BBC, Selasa (28/6/2022), menteri luar negeri dari tiga negara menandatangani pakta keamanan bersama yang membahas keprihatinan Turki.
Kepala NATO Jens Stoltenberg mengatakan Swedia setuju untuk memperhatikan permintaan ekstradisi Turki terhadap tersangka militan.
Kedua negara Nordik juga akan mencabut pembatasan penjualan senjata ke Turki.

Baca juga: Sempat Dipuji, Drone Buatan Turki Kini Dianggap Sudah Tak Mampu Lawan Pasukan Rusia di Ukraina
Presiden Finlandia Niinisto mengatakan ketiga negara telah menandatangani nota bersama untuk memberikan dukungan penuh mereka terhadap ancaman terhadap keamanan satu sama lain.
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan itu adalah langkah yang sangat penting bagi NATO.
Kantor Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun mengatakan pihaknya mendapatkan apa yang diinginkannya dari Swedia dan Finlandia.
Sekarang kedua negara telah menyetujui beberapa tuntutan Turki, dan militan akan menghadapi tindakan keras di bawah amandemen undang-undang Swedia dan Finlandia.
Jika Swedia dan Finlandia menjadi anggota, itu akan mengakhiri lebih dari 200 tahun kebijakan non-blok Swedia.
Kebijakan ini juga akan menjadi hal baru bagi Finlandia yang mengadopsi netralitas setelah kekalahan pahit oleh Uni Soviet selama Perang Dunia Kedua.
Adapun dukungan publik Finlandia untuk bergabung dengan NATO selama bertahun-tahun hanya berkisar 20-25 persen.
Tapi sejak invasi Rusia ke Ukraina, dukungan itu telah melonjak ke rekor tertinggi 79 persen, menurut jajak pendapat terbaru.
Di Swedia, 60 persen populasi juga mendukung untuk bergabung dengan NATO, jumlah yang juga jauh lebih tinggi daripada sebelum perang.
Baca juga: Akui Ketergantungan, Turki Buka-bukaan Alasan Tak Mau Sanksi Rusia terkait Konflik di Ukraina
Presiden Finlandia Minta Putin Berkaca
Presiden Finlandia Sauli Niinistö, menyalahkan Rusia atas keputusan negaranya dan negara tetangganya, Swedia bergabung dengan NATO.
Ia menyinggung mengenai sikap Rusia dan invasi ke Ukraina yang diinisiasi Presiden Vladimir Putin.
Niinistö pun meminta Rusia berkaca dan mengintrospeksi perbuatannya.

Pernyataan ini diungkapkan dalam acara pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Rabu (11/5/2022).
Dalam jumpa pers tersebut, keduanya mengumumkan perjanjian kerjasama untuk menangkal ancaman Rusia.
Kerjasama itu melibatkan kesepakatan untuk memberikan bantuan militer jika salah satu negara itu diserang.
Diketahui, Rusia telah menyatakan sejumlah ancaman akibat wacana Finlandia dan negara tetangganya, Swedia, bergabung dengan NATO.
Hal ini sempat juga dibahas oleh Niinistö dalam kesempatan tersebut.
"Dia akhir tahun lalu, Rusia melarang Finland dan Swedia untuk bergabung dengan NATO," kata Niinistö dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube Sky News, Kamis (12/5/2022).
"Mereka menuntut NATO tidak menerima anggota baru."
Niinistö menjelaskan bahwa Finlandia dan Swedia memilih netral dan tidak memihak blok Barat maupun Timur.
Namun larangan Rusia justru membuat Finlandia seolah tak memiliki pilihan.
"Finlandia dan Swedia memilih untuk tidak tergabung dalam blok militer manapun karena keinginan kami sendiri," ujar Niinistö.
"Tapi dengan mengatakan hal itu, Rusia sesungguhnya menyatakan 'Kalian tidak (bisa) punya keputusan sendiri', dan ini membuat perbedaan besar."
Ditambah lagi, serangan Rusia ke Ukraina membuat Finlandia dan Swedia merasa semakin terancam.
"Dan yang terjadi pada tanggal 24 Februari dan terus berlangsung, perang besar yang diinisiasi Rusia di Ukraina, juga membuat perubahan. Mereka (Rusia) siap menyerang negara-negara tetangganya," sebut Niinistö.
Untuk itu, ia menekankan jika Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO, hal itu disebabkan karena Rusia sendiri.
"Karena itu, jika kami bergabung (dengan NATO), respons saya adalah kalian menyebabkan hal ini, berkacalah," tegasnya.(TribunWow.com/Via)