Konflik Rusia Vs Ukraina
Isi Diary Gadis 12 Tahun di Ukraina, Bingung Tentara Rusia Menyerang padahal Punya Banyak Kesamaan
Gadis Ukraina merasa bingung saat tentara Rusia datang menginvasi Ukraina padahal bahasa dan adat asli Rusia juga ada di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Yeva Skalietska (12) adalah gadis muda asal Ukraina yang terpaksa menjadi pengungsi seusai pasukan militer Rusia datang menyerang.
Sebelum mengungsi ke Irlandia, Yeva tinggal bersama neneknya di Kharkiv di tengah bombardir pasukan Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari Skynews, selama perang berkecamuk, Yeva diketahui menuliskan apa yang ia rasakan dan alami di dalam buku harian atau diary miliknya.
Baca juga: Hubungi Keluarga, Tentara Inggris Mengaku akan Segera Dieksekusi oleh Pasukan Separatis Pro-Rusia
Di dalam diary-nya, Yeva mendeskripsikan bagaimana dirinya harus berlindung di shelter bawah tanah ketika bombardir terjadi.
Ia juga mencatat perjuangannya kabur dari Ukraina menuju barat.
Yeva juga merasa bingung mengapa pasukan Rusia menyerang dirinya padahal bahasa dan adat Rusia juga banyak ditemukan di Ukraina.
Setelah kabur dari Ukraina, Yeva awalnya berada di pusat pengungsian di Hungaria.
Ia sempat ditolak oleh beberapa negara di Eropa sebelum akhirnya dirinya bersama sang nenek kini tinggal di Dublin, Irlandia.
"Semua orang tahu arti kata perang, tetapi secara praktik tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya direpresentasikan oleh kata ini," kata Yeva.
Yeva diketahui akan merilis isi diary miliknya menjadi sebuah buku berjudul You Don't Know What War Is: The Diary of a Young Girl from Ukraine (Kau Tidak Tahu Apa Itu Perang: Diary Gadis Muda dari Ukraina).
Buku yang bersumber dari catatan harian Yeva ini akan dirilis pada 25 Oktober 2022 mendatang.
"Saya ingin dunia mengetahui apa yang kami alami," ujar Yeva.
Baca juga: Demi Bersihkan Nama Chechnya, Tentara Kadyrov Bela Ukraina Melawan Rusia: Aku Sudah Tak Bisa Kembali
Bocah Tertipu Sikap Ramah Tentara Rusia
Satu keluarga Ukraina kehilangan putra sulungnya yang baru berusia 13 tahun.
Bocah bernama Elisei Ryabukon itu menjadi korban penembakan oleh tentara Rusia ketika mengungsi bersama orangtuanya.