Konflik Rusia Vs Ukraina
Profesor Studi Perang di Inggris Ungkap Tanda-tanda Pengaruh Putin di Rusia Kian Melemah
Menurut seorang profesor ahli perang di Inggris, Presiden Rusia Vladimir Putin semakin kehilangan pengaruhnya sebagai orang nomor satu di Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin disebut semakin kehilangan pengaruh atau otoritasnya di negaranya sendiri karena konflik di Ukraina.
Analisis ini disampaikan oleh Lawrence Freedman, seorang profesor studi perang di Universitas King, London, Inggris.
Dikutip TribunWow.com dari skynews, Freedman menyampaikan ada beberapa tanda yang menunjukkan Putin semakin kehilangan pengaruhnya di Rusia.
Baca juga: Miliarder AS Sebut Negaranya Sama-sama Menderita Gara-gara Beri Rusia Sanksi Ekonomi
"Saat ini secara luas di barat diasumsikan bahwa dia (Putin) tidak akan mundur dalam perang di Ukraina dan jika kondisi semakin memburuk, dia akan menyerang," ungkap Freedman.
Freedman menjelaskan, orang seperti itu tidak boleh diprovokasi, namun di saat yang sama Freedman menyoroti bagaimana Putin mulai menunjukkan bahwa pengaruhnya di Rusia mulai terkikis.
Tanda-tanda yang dimaksud Freedman adalah ketidaksiapan untuk terus berperang, kemudian adanya sikap untuk melanjutkan strategi yang sudah ada karena tidak bisa memikirkan taktik baru yang lebih baik.
Freedman juga menyebut para elit Rusia juga berjuang untuk beradaptasi dengan kebijakan Putin yang memulai perang tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.
Baca juga: Awalnya Enggan Berpisah, Ibu di Ukraina Ngaku Dibujuk Suaminya agar Mau Kabur Hindari Serangan Rusia
Menurut Freedman, Putin siap untuk mengambil risiko besar jika bisa menang secara militer namun tidak bisa menerima kondisi apapun yang akan terlihat seperti kekalahan.
Freedman menyebut para elit Rusia kebingungan untuk mencari solusi akhir perang Rusia-Ukraina.
Kemungkinan adanya kudeta juga kecil karena rasa takut para elit Rusia terhadap Putin.
"Rusia saat ini menghadapi kemungkinan mereka telah menggigit lebih dari yang mereka mampu," kata Freedman.
Freedman menyatakan konflik Rusia-Ukraina ditakdirkan untuk menemui jalan buntu dalam jangka waktu yang lama.

Baca juga: AS dkk Sindir Rusia soal Ukraina saat Pertemuan G20 di Yogyakarta, Menteri Putin Langsung Bereaksi
Sebelumnya, Putin kembali menyatakan ancaman untuk menggunakan rudal balistik yang dapat memuat bom nuklir.
Bahkan, ia menyatakan rudal tersebut akan diluncurkan pada akhir tahun 2022, meski belum jelas ke mana arahnya.
Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeera, Selasa (21/6/2022), rudal Rusia Sarmat II, yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan menghindari radar, diuji pada April di tengah ketegangan yang meningkat.