Pilpres 2024
Hasil Survei: Elektabilitas Ganjar Mengekor Prabowo, bahkan Berhasil Menyalip di Jajak Pendapat
Hasil survei Litbang Kompas bulan Juni 2022 menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo mulai mengejar Prabowo Subianto.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa dukungan suara yang diperoleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus meningkat secara perlahan.
Sementara, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menjadi tokoh dengan elektabilitas tertinggi sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Namun, dikutip TribunWow.com, Rabu (22/6/2022) dari hasil jajak pendapat yang diadakan secara tertutup oleh Litbang Kompas, jumlah suara Ganjar Pranowo tipis menyalip Prabowo Subianto.
Baca juga: Ganjar Diusulkan Nasdem, Megawati soal Bakal Capres PDIP: Kalian yang Membuat Manuver, Keluar!
Dalam survei yang diadakan pada 26 Mei-4 Juni 2022, Ganjar mendapat suara dengan jumlah 22 persen.
Jumlah ini meningkat daripada hasil survei yang diadakan pada bulan Januari 2022, di mana kader PDI-P itu mendapat suara sebanyak 20,5 persen.
Sementara itu, Prabowo masih menduduki peringkat teratas dengan survei teranyar menunjukkan angka 25,3 persen.
Jumlah ini sedikit menurun dari hasil survei Januari di mana ia meraih suara 26,5 persen.
Urutan ketiga ditempati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang pada hasil survei Juni menunjukkan angka 12,6 persen, lebih rendah dari hasil Januari dengan jumlah 14,2 persen.
Dilansir Kompas.com, dalam jajak pendapat dengan survei tertutup, nama Ganjar ternyata mampu mengungguli Prabowo.

Menurut peneliti Litbang Kompas, Bambang Setiawan, dalam survei tertutup 25 nama, Ganjar berada di urutan teratas dengan elektabilitas 25,2 persen.
Angka ini bersaing tipis dengan Prabowo yang mendapat angka 24, 9 persen.
"Pada 10 nama, Prabowo 25,2 persen dan Ganjar 26,6 persen. Pada lima nama, Prabowo 28,1 persen, dan Ganjar 30,2 persen," terang Bambang.
Kemudian, pada survei tertutup tiga nama, Ganjar kembali unggul dengan jumlah angka 33,6 persen, di mana Prabowo mendapat 32,8 persen.
Menurut Bambang, pemilih cenderung lebih menilai figur yang disodorkan dibandingkan partai yang menyertainya.
"Jika sosok yang disukai diusung oleh partai yang tidak disukai, 68 persen pemilih akan tetap memilih sosok yang disukai," terangnya.